Tawar menawar antara aku dan Mr Edvan mengalami kebuntuan. Aku dengan keras kepala menyatakan jika akan mengembalikan uangnya dan dia yang kekeh menawarkan hubungan orang asing tapi mesra padaku. Itu bearti dia dia menginginkan terjadi aktivitasnya ranjang diantara kami tapi tidak menghendaki hubungan rumit antara kita berdua.
Tiba-tiba kesadaran menyentil kepalaku. Mr Edvan adalah orang yang membeliku. Selama aku belum membayar uangnya kembali maka dia berhak menuntut aktivitas ranjang. Itu membuatku tidak nyaman dan mual. Apalagi sekarang aku berada di club malam.
Well, bukankah ini saatnya untuk lari. Sang predator telah membeli mangsanya, tidak ada lagi alasan yang bisa menghentikannya untuk menikmati mangsa yang lezat. Juga, tidak ada Gerald yang menarikku pergi. Intinya, aku dalam keadaan kritis. Sayangnya hatiku bertentangan dengan otakku.
'Sebenarnya hatiku yang menginginkan aktivitas panas tersebut. '
Disaat aku mencari kandidat untuk melepas status perawan secara cuma-cuma--gratis--tanpa bayaran, ternyata kandidat terbaik yang masuk ke semua kategori yang aku inginkan-- justru membeliku.
"Kau milikku. "
'Dengan senang hati, ' batinku.
"Aku akan mengembalikan uang yang kau pinjamkan, tuan. " Sekali lagi aku mengatakan hal itu.
Hei, aku tidak ingin menyetujui secepat itu. Meskipun aku seratus persen ikhlas jika dia yang menjadi pria pertama, aku harus tetap jual mahal. Itu wajib. Imaje, harga diri atau apalah itu harus tetap melekat pada jidad lebarku.
"Jangan menolakku babe girl aku punya ribuan cara untuk membuatmu berada di bawahku. " Dia berkata sambil menyeringai tepat di wajahku. Membuatku gatal ingin memakan bibirnya yang seksi dan tipis itu.
Apa ini ancaman, woah dia ternyata sangat menginginkanku.
"Aku memang jauh dari kata romantis, tapi aku bisa memastikan memiliki berbagai cara untuk membuatmu klimaks dan menjerit, " ucapnya lagi.
'Tuan tampan, kau membuat sesuatu di bawah sana berkedut. Miss V ku seakan bersorak kegirangan mendengar tawaranmu. '
"Terdengar menarik, tetapi aku akan berjuang untuk melunasi uangku. "
Mr Edvan semakin menghimpitku, mengirim lebih banyak kesenangan pada tubuhku. Oh bisakan tubuhku bertindak waras kali ini, jika aku sampai terlena olehnya maka akhir yang mengerikan akan aku alami. Hubungan satu malam yang liar namun setelah itu aku akan mengais harga diriku yang hilang, memeriksa apakah masih ada yang tertinggal agar aku bisa mengangkat wajahku di depan orang banyak. Yang terburuk, media akan menulis namaku dalam jajaran wanita yang dibuang ke sampah setelah ditiduri.
"Mr Edvan Blackfire, siapa yang tidak kenal berapa banyak gadis yang bergonta-ganti tidur dengan-mu. Dengan status kontrak, one stand night atau status lainnya. Sekarang kau akan menempatkanku di bagian yang mana? " tanyaku dengan nada sedikit menantang.
"Apakah b***k yang sudah kau beli atau wanita yang sudah kau bayar? "
"Tidak, bukan itu yang aku inginkan. Apa kau memang menginginkanku bermain keras untuk mendapatkanmu bebi girl? "
"Aku tidak tahu. "
Matanya melembut, "Lihatlah tubuh ini, " bisiknya sambil meraba pinggangku hingga menuju ke pahaku. "Mereka seperti kehausan untuk dicintai. Mengapa kau menyiksanya?"
Kau yang menyiksaku sialan, dengan suara dalam dan serak seperti itu membuatku bukan lagi menjadi diriku. Di bawah sana terus berkedut dan kau masih saja merayuku dengan seksi. Siksaan libido yang kau lakukan bisa membunuhku.
"Biarkan aku harus pergi. " Aku mundur agar dia tidak bertindak lebih jauh.
"Tidak semudah itu. "
Edvan menyangkatku ke skywalk. Melewati ratusan manusia menuju tangga yang di jaga bodyguard yang entah dari etnis mana. Yang pasti mereka hitam, kuat, besar, dan berotot.
Mm, sepertinya aku mendefinisikan sesuatu yang tabu.
"Kita akan kemana, Blqckfire. "
"Memperkenalkanmu pada nikmatnya bercinta, " jawabnya dengan wajah yang double tampan berkat keringat yang menetes. Oh dia sungguh terlihat lezat.
"Aku tidak menginginkannya. "
"Katakan itu nanti. Setelah tiba di ruanganku, " balasnya. " Ingat, selama kau belum membayar uang itu maka kau adalah milikku. "
Kata-kata itu membuatku tidak berkutik.
Dia mengeluarkan kunci lalu masukkan ke sebuah lubang panel yang menyebabkan bunyi klik. Lalu Mr Edvan mendorong kaca gelap yang awalnya ku kira dinding.
"A~apa? Ini--"
Aku tidak bisa mengungkapkan kekagumanku. Ruangan pribadi Edvan seluruhnya terbuat dari kaca kobalt tebal yang gelap. Aku bisa melihat seluruh penjuru ruangan club dari sini. Aku bisa merasakan energi mereka semua dari sini. Sungguh mengagumkan bisa berada diatas orang-orang yang menari dan bersantai sambil minum di sana.
"Jadi kau pemilik club ini?" tanyaku menatap tak percaya pada pria yang memang sudah menakjubkan dari lahir.
"Tebakan yang bagus. " Edvan semakin mendekat ke arahku dan menempelkan ciuman lembut di bibirku.
Normal Pov.
Disisi lain, Tantiana tidak menyadari jika seorang gadis menatapnya dengan sorot penuh kebencian. Kecemburuan terlihat jelas di matanya. Gadis yang sebenarnya menyimpan kedengkian pada Tantiana namun berkedok sebagai sahabat dekat.
'Beraninya kau mengambil perhatiannya, padahal pria itu adalah targetku, Tany! ' teriaknya dalam hati.
Gadis itu nampak tersenyum meski hatinya penuh kedengkian. Dia merasa tidak adil karena Tantiana bisa merebut perhatian Edvan, sang raja multi Billyuner.
"Kau lelah? " Suara Sonny mengalihkan kembali perhatian Iris yang terfokus pada Edvan yang menghilang bersama Tantiana.
"Aku tidak apa-apa. Mari kita menari, " ucap Iris. Iris kembali menempelkan tubuhnya pada Sonny. Menggesekkan dadanya seduktif hingga membuat pria ini mengeram. Dia memang mampu menaklukkan siapapun dengan tubuh indahnya, sayangnya Edvan menjadi pengecualian.
"Aku butuh dirimu sekarang, Iris, " bisik Sonny.
"Tentu saja, kita cari tempat yang nyaman."
Sebelum pergi dari club, Iris sekali lagi menoleh ke arah Edvan dan Tantiana menghilang. Matanya mengungkapkan kebencian dari hatinya.
'Tunggu kejutan dariku untukmu Tany. '
Sudah kesekian kalinya Iris kalah dari Tantiana. Gadis itu selalu bisa merebut semua yang ia inginkan. Prestasi, pekerjaan yang bagus dan terakhir adalah Edvan.
Kedatangan Lilian sebenarnya adalah ulahnya. Setelah melihat Edvan terlihat seperti tertarik pada Tantiana, ia merasa terancam. Padahal awalnya dia mengundang Sonny agar mengajak Edvan dan tujuannya adalah agar Edvan melihat tubuhnya yang indah sehingga pria itu tertarik padanya.
Sayangnya lagi-lagi Tantiana meraih perhatian itu. Apa sebenarnya yang dimiliki Tantiana sehingga semua orang mencintainya. Iris merasa dia memiliki tubuh yang lebih bagus, d**a yang lebih besar dan keluarga yang lebih baik dari Tantiana. Dari sudut manapun Tantiana adalah nama lain dari masalah.
Sonny menarik Iris ke dalam mobilnya yang tidak terlalu mewah. Hal ini hampir membuat mood Iris anjlok. Beruntung dia ingat jika ada uang yang menunggunya. Jadi Iris bisa tersenyum senang meski naik mobil murah seperti ini.
Aku bercinta dengan model yang baru naik daun sedangkan Tany bercinta dengan Edvan di ruang VIP. Tidak masalah sebab uang hasil menjual Tany akan aku dapatkan.
Tbc.