Mr Edvan menyeringai penuh kemenangan. Matanya tidak sedetikpun melepaskanku. Aku terpaksa berpura-pura bersikap biasa meskipun pada kenyataannya aku sangat tidak nyaman, "Kurasa kita perlu memanaskan diri di sana, Miss Taylor, " ucapnya. Dia mendekat ke wajahku, sedikit berbisik, " Sebelum kita melakukan hal panas lainnya. "
Woah, suaranya masih dalam dan menggetarkan sesuatu di bawah sana. Terlebih dengan kata panas yang keluar dari bibir seksinya, ah pria berumur tiga puluh limaan ini tidak sadar jika dia adalah perwujudan hot yang dapat mengemulsi cairan cinta di bawah sana.
Apa? Mengemulsi cairan cinta... Benarkah aku memikirkan hal itu. Otakku, apa yang terjadi denganmu?
Kewarasanku bahkan mempertanyakan apakah benar jika kata-kata kotor tadi terlintas di otakku. Aku khawatir akan menjadi gadis m***m saat bersamanya. Masa bodoh, aku suka menjadi m***m ketika bersamanya. Aku suka berpikir hal kotor jika didekatnya. Barangkali aku bisa mengrepe otot bisepnya yang menonjol itu. Pasti menyenangkan.
Tunggu dulu, aku merinding. Badfelling ray-ku mendeteksi ada firasat buruk yang mulai mendekat. Benar saja, bayangan pirang panjang, m***m dan beraroma seks--Terry datang mendekat. Dia melihatku seperti menemukan mangsa. Terpaksa aku harus merayu Mr tampan ayah dari sahabatku ini.
"Panas seperti apa yang anda maksud Mr Blackfire-- Aku cukup penasaran. "
Aku mengedipkan mataku yang disambut kekehan kecil pada dirinya dan sesaat kemudian dia menyeretku ke lantai menari bersama ratusan orang yang menggeliat dan menghentakkan tubuhnya.
'Fiuh aku selamat dari rambut kuning panjang itu, ' batinku lega. Terlebih Terry tidak berani mendekat ketika tau siapa yang bersamaku saat ini. Dia cukup pintar untuk tidak berurusan dengan pria selevel Blackfire yang menjadi sandaran keluarganya.
Setelah memastikan jika Terry pergi, aku kembali menaruh perhatian pada Mr Dark n Dangerous. Tersenyum senang dan merasa bebas. Otakku sudah merencanakan serbu cara untuk mengancam Terry jika mencari masalah denganku yang berkaitan dengan pelecehan seksual.
Lihat saja Mr Edvan. Dia begitu wow meski hanya menggunakan jeans dan kaos berwarna gelap, dia masih terlihat seksi. Dan Dia mulai bergerak. Aku juga melakukan hal yang sama. Dia begitu tampan saat ini. Keringatnya menambah kesan maskulin yang menggoda. Pakaian kasual yang ia kenakan menonjolkan ototnya yang terbentuk sempurna. Aku ingin menjilati mereka.
"Kau ingin merasakan ototku? " tanyanya padaku.
"Eh? "
Sebelum aku menjawab, Mr Edvan dengan lembut meraih tanganku dan menempelkannya pada dadanya yang dihiasi bisep keras.
'Sangat narsis... Tetapi aku suka. Semoga dengan menyentuhnya aku tertular kekayaannya. '
"Itu ti-"
Aku agak tidak nyaman tapi aku tidak ingin mengacaukan suasana ini atau Iris akan membunuhku.
"Baiklah, " jawabaku. Menyerah pada alur yang Edvan buat.
Rupanya dia tidak berhenti sampai disitu. Tangannya mulai membelai punggungku. Kali ini aku benar-benar tidak nyaman dengan sikapnya. Aku takut ini akan berlangsung ke tahap yang tidak aku inginkan. Aku bukan penggemar One Stand Night.
"Tolong... "aku hampir memohon pada mr Blackfire untuk bersikap sopan sebelum tangannya menarikku dan menenggelamkanku pada dadanya yang bidang.
"Oh Tany... Aku merindukanmu. Terlebih saat Gerald membawamu dariku. Anak bodoh itu harus bersyukur aku tidak membekukan kartunya, " bisiknya di telingaku. Berbisik memang hal yang seksi dan aku baru saja mendapatkan buktinya.
"Itu akan membunuhnya. "
"Itu yang kuinginkan, " jawabnya, sedikit menggoda. Ciri khas seorang cassanova yang menyebalkan. Aku sedikit tidak nyaman dengan tipe pria seperti ini. Tapi aku terlalu lemah untuk menolak pesonanya.
"Kau di sini, Edvan? " Suara wanita, terdengar cemburu dan benci. Aku sungguh tidak ingin menjadi orang yang terjebak kisah cinta pria ini. Skandalnya bersama para wanita diluar sana sempat menjadi hits. Dia pria kaya playboy dengan sederet sosialita cantik tentu menarik banyak gosip. Bodohnya lagi, aku turut menikmati gosip itu.
"Pergilah Caroline, hubungan kontrak kita sudah berakhir." Edvan masih menenggelamkanku ke dalam dadanya. Menahanku agar tidak menoleh ke wanita bernama Caroline. Padahal aku sangat ingin melihat wajah salah satu wanita Edvan.
"Ku kira kau mencintaiku, " lirihnya.
"Aku sudah mewujudkan keinginanmu menjadi artis papan atas sesuai dengan kesepakatan kita, jika kau mengira aku jatuh cinta seperti dalam n****+ murahan yang kau baca maka teruslah bermimpi."
"Kau akan mengalami patah hati sepertiku Edvan. "
Wow, sangat kejam. Aku tidak menyangka jika Mr Edvan ini memiliki mulut yang kejam hingga membuat wanita itu mengutuknya.
Sepertinya ia sudah berbalik. Padahal aku sangat penasaran dengan wajahnya. Mr menyebalkan ini merusak kesenanganku.
"Tany... Astaga, aku tidak bisa percaya ini! "
Masalah yang lainnya datang.
Aku perlahan membalikkan tubuhku. Dan yeah, ibuku datang sambil memberikan tatapan mautnya. Dia tampil wow, aku belum pernah melihat dia seperti ini sebelumnya. Itu mengejutkanku.
"Teganya kau melakukan ini, ayahmu berada di tahanan dan kau menari dengan pria yang tampan ini!? " suara ibuku melengking. Syukurlah suara musik menyamarkan suaranya.
"Ibu, aku sedang mengusahakan itu. Tolong mengertilah. " Ya Tuhan, dari mana dia tau aku berada di sini. Dia tidak mungkin menyewa mata-mata karena keterbatasan ekonomi kami.
"Aku tidak membesarkanmu untuk menjadi gadis yang tega membiarkan ayahnya di penjara, Tany, " ucap ibuku.
"Ibu, uang itu akan segera siap. Aku berjanji padamu. "
Aku merasa seperti dalam drama bodoh yang sering aku tonton di tv. Ini memalukan.
"Ayo kita pergi, '' ajakku. Aku tidak ingin terlihat konyol di depan siapapun.
"Uang? berapa yang kau butuhkan nyonya? " Edvan bersuara dan menahan tanganku.
"Dua ratus ribu dolar. Kami butuh sebanyak itu untuk menyelesaikan masalah kami. " Ibu berkata sambil menyeringai. Aku bahkan bisa melihat warna matanya berkilau penuh kesenangan.
"Mr Edvan, ini bukan urusan anda. Aku tidak -"
"Akh... "
"Yeah, teruslah mempertahankan harga diri mu dan biarkan ayahmu membusuk sampai kau mendapatkan uang itu. "
"Ibu, tolong jangan menerimanya. "
Sebuah cek ada di depan wajah ibuku. Dia langsung mengambilnya tanpa mempedulikan tatapanku yang memohon padanya.
"Kau sangat murah hati. Terima kasih. " Ibuku tersenyum melihat cek itu.
"Tidak semudah itu, Nyonya. Putrimu sekarang milikku. " Edvan mengeratkan kembali pelukannya. Aku bahkan belum sempat melindungi dadaku yang kemudian berakhir menempel ke d**a bidangnya.
"Tentu saja. "
Ibuku melangkah meninggalkan kami dengan bernyanyi. Senyumnya begitu lebar hingga seolah-olah bisa merobek wajahnya.
"Babe girl kau sekarang milikku. "
Glek.
Apakah statusku berubah secepat dan seklise ini. Aku tidak percaya nilaiku hanya dua ratus ribu dolar. Padahal aku bisa mendapatkan uang itu tanpa menjual diriku dengan bonus yang aku dapat melalui penawaran grup Senju.
"Jangan khawatir, kita bisa mendiskusikan hubungan kita. Aku tau kau bukan gadis yang menyukai menghabiskan waktu hanya satu malam dengan seorang lelaki. "
"Jika demikian bisakah kau melepaskanku? " tanyaku.
"Tidak. Aku suka menguasai seseorang baik dengan cara keras maupun lembut. "
"Tapi aku tidak suka dikuasai, baik itu dengan cara keras maupun cara lembut. "
"Kau memang menakjubkan dan aku tidak sabar menghukum bibir yang sering membantahku ini. "
Aku cemberut. Bukan salahku terus membantahnya karena aku tidak ingin kebebasanku dibeli.
Tbc