Mia merasakan belaian lembut di rambutnya semakin intens. Seperti ketika ia masih kecil, ibunya juga suka membelai rambutnya seperti ini. Ia masih terngiang-ngiang semua ucapan Wira, pengakuan Wira dan harapan Wira agar mereka bisa jatuh cinta. Yah, Mia juga ingin jatuh cinta, tetapi rasanya itu bukan untuk Wira. Mia tak ingin terjebak dalam perasaan itu karena ia menolak keras jatuh cinta pada Wira, sosok yang 18 tahun lebih tua darinya. "Bobo, Mi. Besok kamu harus kuliah," bisik Wira. Mia memejamkan matanya perlahan seiring dengan belaian lembut Wira. Dalam hatinya, Mia berandai-andai jika saja Wira bukan ayah Tristan, jika saja Wira tidak terpaut usia yang sangat jauh darinya, barangkali ia akan jatuh cinta dengan mudah. Sayangnya, semua ini sungguh pelik. Dan ia tak suka. Ia bertekad