Keesokan harinya, Mia bangun dengan bersemangat. Ia mengetuk pintu kamar Tristan keras-keras agar anak tirinya itu bangun dan ikut bersepeda dengannya dan Wira. Sebenarnya, Tristan agak enggan ikut serta, tetapi karena tak ingin mendapatkan pelototan dari sang ayah apalagi cibiran dari Mia akhirnya ia pun memutuskan untuk ikut. "Bentar, Mi. Ini masih pagi. Aku ...." "Setengah jam lagi. Oke! Buruan mandi!" perintah Mia dengan telunjuk teracung pada wajah mengantuk Tristan. "Oke. Tunggu aja di bawah." Setelah menguap lebar, Tristan pun kembali menutup pintu. Mia tersenyum lebar. Ia hendak menuruni tangga, tetapi langkahnya terhenti ketika Wira keluar dari kamar dan mereka bertatapan. Wira sudah memperhatikan Mia berdandan sejak tadi dan ia sangat senang karena Mia tidak cemberut lagi sep