"Alfarezi?" Melihat pria itu, Ayana segera menarik brankar bersama dengan yang lainnya. Perasaannya sedikit khawatir, sebab pria ini dia temui baik-baik saja tadi pagi, tapi siangnya malah bersimbah darah. "Segera bawa pasien ke ruang UGD. Saya akan menghubungi orangtua beliau." Ujar Ayana pada rekannya yang lain. Seketika tangannya langsung ditarik oleh Alfarezi. Pria itu tampak menyedihkan sekarang. Wajahnya lecet, berdarah, dan sudah dipastikan sangatlah perih. Leher yang sudah dipasangkan cervical collar. Belum lagi luka berdarah di lengan bahkan lututnya yang mana celananya saja sampai robek akibat kecelakaan tersebut. "Jangan serahkan aku pada mereka. Kamu sendiri lah yang harus tangani aku." Kata Alfarezi, cukup terbata-bata mengatakannya. Bahkan suaranya yang keluar pun sang