"Mommyyyyy!" teriak Sumi kecil histeris.
"Run Isabel! Run!!"
Meski sudah terluka parah, Mommy Sumi masih berusaha menahan kaki Gafar dengan menggelayutinya hingga tubuhnya terseret-seret diatas tanah.
Brett! Brettt!
Gafar menghunus parangnya hingga menembus punggung Mommy Sumi. Kali ini nyawanya tak tertolong lagi. Namun sebelum meninggal ia masih sempat berpesan pada anaknya.
"Run, Isabel! Run!"
Isabel alias Sumi kecil berlari meninggalkan Mommynya yang dipikirnya sudah meninggal. Sebagian para begundal itu mengejar Sumi cilik, sebagian menunggui mayat wanita bule itu. Tak lama kemudian muncul sesosok wanita yang memakai pakaian kebaya perlente. Gayanya sok anggun dan sok keningrat-ningratan.
Dia mendengus kasar melihat mayat wanita bule yang tergeletak di lantai.
"Bodoh kamu, Panjul! Aku cuma menyuruh kalian memperkosa s****l ini ramai-ramai. Kalau anak haramnya, barulah kalian bunuh! Biar l***e ini menderita lalu memutuskan bunuh diri sendiri!"
"Maaf Ndoro Ayu, semua jadi kacau. l***e ini menyusahkan kami saat kami akan membunuh anak haramnya. Maka Gafar kehilangan kesabaran dan membunuhnya. Toh hasilnya sama, Ndoro Ayu pengin dia mati toh?"
"Lain, g****k! Kalau rencanaku, biarkan dia bunuh diri karena saking menderitanya dia. Itu ganjaran buat penggoda suami orang!" Nyonya sok ningrat itu meludahi wajah wanita yang dibencinya lalu meninggalkan tempat itu.
Gege yang menyaksikannya jadi paham apa yang sebenarnya terjadi. Jadi sebenarnya ibu tiri Sumi adalah otak dibalik pembunuhan ibu kandung Sumi. Ingatan mengerikan ini terkubur di bawah alam sadar Sumi selama ini.
"Gandarewa, tolonglah hamba..."
Gege terkejut melihat ada makhluk halus yang menyapanya. Bukankah ini di alam bawah sadar Sumi? Bagaimana bisa ada yang merasakan kehadirannya? Dan makhluk halus itu adalah arwah ibu kandung Sumi!
"Kamu wanita yang meninggal itu! Bagaimana bisa kamu melihatku? Aku sedang menyelinap di alam pikiran si rambut jagung!"
"Tadinya begitu. Tuan masuk ke alam pikiran Isabel. Tapi hamba juga tak tahu, mungkin kalian sudah ditakdirkan bersatu. Kini Tuan bukan di alam pikiran Isabel, tuan Gandarewa telah melintasi waktu, kembali ke masa 15 tahun silam. Maka Tuan bisa bertemu hamba, si arwah gentayangan."
Oh pantas. Gege baru menyadari bagaimana ia bisa melihat wanita sok ningrat itu padahal ndak ada Sumi kecil disini. Berarti saat itu dia sudah melintasi waktu tanpa disadarinya. Hanya saja, ini tetap terasa aneh baginya. Mengapa dia bisa terbawa sampai ke masa ini?
"Mungkin jalinan takdir kalian di masa mendatang membuat Tuan bisa kembali ke masa silam Isabel. Tuan hamba mohon, selamatkan Isabel. Dia dalam bahaya! Bila Tuan tak menolongnya saat ini, Isabel bisa terbunuh. Dan jika itu terjadi, tak ada Isabel di masa mendatang!"
Berarti si rambut jagungnya juga akan lenyap! Gege jadi duda merana dong. Malam pertamanya belum genap, je! Dia belum nyemprotin benihnya sudah kesedot kesini. Wah ini sungguh terlalu!
Gege sudah puasa ratusan tahun gegara mendadak ndak doyan ngentotin perempuan, lah sekalinya dia menemukan orang yang bisa membangkitkan nafsunya... sekarang orang itu terancam koit! Gege ndak bisa membiarkan hal ini terjadi, apalagi mertua di alam gaibnya telah berpesan dengan wajah putus asa.
"Tuan Gandarewa, kupasrahkan putriku ke tangan Tuan. Tolong jaga dia baik-baik."
Nah kan, berarti si rambut jagung itu miliknya dari jaman s**u saja dia belum punya!
Gege segera mencari Sumi kecil. Ternyata dia menemukan Sumi nyaris ditebas lehernya oleh parang si Gafar. Gege sontak meniup parang itu hingga mencelat nancap di pohon kelapa yang tinggi. Kedua begundal preman yang tengah menahan Sumi saling bertatapan dengan raut wajah ngeri.
"Apa itu?!"
"Ndak tahu. Jangan-jangan se... setan!"
Mereka bergidik ngeri.
"Ayo cepat, kita bunuh haram jadah ini trus kembali!" kata Gafar bersikeras.
"Tapi Far, se-se-setan itu bagaimana?!" temannya bertanya ketakutan.
"Ndoro Ayu Roro Gendhis itu lebih menyeramkan daripada setan, Geblek! Cepat bunuh bocah ini, pukul kepalane pake batu!"
Rokhim mengambil batu besar yang sedianya untuk memukul kepala Sumi kecil. Tapi mendadak batu itu terjatuh sendiri.
Brakkk!
"Guoblokkk kamu, Rokhim! Gitu saja ndak becus!" maki Gafar kasar.
Tapi dia termangu saat melihat wajah Rokhim yang mendadak kaku dengan ekspresi kesakitan. Lalu ia melihat ada tangan berbulu hitam yang cakarnya merobek daging di punggung Rokhim dari belakang tembus hingga ke dadanya! Setelah Rokhim rubuh, dia baru bisa melihat sosok mengerikan yang menghabisi tubuh temannya.
Dia jin berbulu hitam lebat, cakarnya tajam dan panjang, serta matanya besar berwarna merah.
"Gen-gen-genderuwo!!!" teriak Gafar histeris.
Belum sempat ia berlari, Gege sudah menyabet dadanya, menusuknya untuk mencabut jantungnya! Gafar tewas seketika dengan mata membelalak lebar. Dia mati penasaran.
Gege yang muncul didepan Sumi kecil dengan wujud genderuwonya memandang sosok pengantin kecilnya. Dia jatuh cinta seketika.
Sial, mengapa si rambut jagung sedari kecil sudah sebegitu menggiurkannya! Tapi Gege ndak mau mengunduhnya saat si rambut jagung masih piyik gini.
"What are you? Kingkong?" tanya Sumi kecil polos.
Tanpa rasa takut sama sekali, dia berani mengelus bulu-bulu di sekujur tubuh Gege hingga menyebabkan raja genderuwo itu 'meriang'. Merindukan Kasih Sayang..
Tapi btw, ndak besar ndak kecil.. mengapa Sumi ini selalu menyangkal identitas Gege sebagai genderuwo?! Kali ini dia mengira Gege jelmaan kingkong. Bujubuneng! Kalau ndak ingat Rambut jagung disini masih kecil pasti sudah dikeloni paksa dia!
"Grrgghhh," Gege menggeram kesal.
Bukannya takut, Sumi kecil malah memfitnahnya dengan lugu. "Do you want to peep?"
Gubrak!
Gege diajaknya mojok ke pepohonan dan disuruh pipis disana.
"Zzzuuuutttttt.... Zzzzuuurrrr, come on Kong. Let's peep. You must do it, or you will ngompol!"
Giliran meledek ngompol, ndak ditranslate ke Inggris. Gege yang sensi jadi tersinggung. Kalo ndak ingat gadis cilik disampingnya ini calon pengantinnya, Gege tergoda ingin menshushi daging rapuhnya. Udahlah, dia harus cabut. Sebelum dia tergoda pengin membdsm gadis cilik ini.
"Whats your name?" tanya gadis cilik itu tiba-tiba.
Gege yang berniat pergi menjawab spontan, "Gege!'
Ups! Mengapa dia keceplosan menyebutkan nama jelek itu? Itu nama di masa depannya. Rambut jagung yang memberinya nama itu saat mereka kawin. Ini menyalahi aturan!
Dia harus membuat ingatan Sumi kecil hilang.
***
Sumi terbangun dengan selangkangannya yang terasa linu. Dia meraba bagian bawahnya. Darah keperawanannya masih tersisa disana dan telah mengering. Sumi terhisak pelan. Dia sadar, dia telah disetubuhi genderuwo. Itu mengerikan. Tapi lebih mengerikan lagi seandainya dulu dia jadi diperkosa oleh ayah kandung dan kakak tirinya! Dia jijik pada dua pria itu!
Sumi menghapus airmatanya. Yah, dia harus tabah dan kuat, demi balas dendam pada keluarganya yang telah memperlakukannya dengan kejam!
"Gege, Gege..." panggilnya pada suami genderuwonya. Jangan sampai jin m***m itu menghilang. Enak saja, sudah memperawaninya tapi ndak mau membantu Sumi mebalaskan dendamnya.
Gege muncul dari kolong ranjang, menyebabkan Sumi berjingkat kaget.
"Solokotok! Apa yang kamu lakukan disana?" tanya Sumi heran.
"Tidur," jawab Gege singkat.
"Tapi mengapa tidur di bawah sana? Gege, ini namanya ranjang! Buat tidur," Sumi menunjuk kasurnya, lalu menunjuk kolong ranjang. "Yang itu namanya kolong ranjang, bukan buat tidur. Yang suka tidur disana itu kecoak. Apa kamu itu sebenarnya kecoak?"
Gege melotot geram, jelas dia tersinggung dituduh jadi kecoak.
"Aku genderuwo, bukan kecoak ataupun kingkong!" semburnya kesal.
Sumi mengernyitkan dahinya heran. "Aku ndak ngomongin kamu Kingkong."
Tring!
Tiba-tiba seperti ada sekilas ingatan di masa lalunya yang muncul. Apa itu nyata? Ia memandang Gege bingung.
"Gege, aku bingung. Apa kita pernah bertemu sebelum ini?"
"Mungkin saja kamu pernah melihatku, Rambut jagung! Aku ini kan selebgen. Selebritis genderuwo!"
Sumi mencibir kenarsisan suami genderuwonya.
"Ndak mau kalah dari BTS! Kamu mau nyaingi Jungkook toh?!"
Biar kuper, Sumi tahu tentang BTS. Soalnya Oneng sering cerita tentang BTS. Apa mereka itu tentara? Oneng bilang yang suka mereka dibilang army. Berarti mereka tentara toh, tapi tentara ganteng. Kalau yang ganteng namanya BTS, yang jelek itu pak hansip.
Wes tambah ngawur. Stop ngomongin BTS! Tapi Gege yang ndak terima, dia terlanjur cemburu.
"Siapa itu BTS? Dimana setan yang suka jongkok itu?! Biar kukulitin dia supaya ndak bisa jongkok lagi!"
"Husss! Mereka itu bukan setan. Tapi tentara yang membela negara. Kamu ndak boleh menguliti mereka. Nanti sapa yang membela negara kita?!" omel Sumi sok patriotis. Saking gede jiwa kepahlawanannya, Gege jadi kincep.
"Tapi Ge, ini aneh. Kayaknya kita pernah bertemu saat aku masih cilik. Aku mengira kamu kingkong, betul toh?"
Gege memasang aksi muka tembok. Wajahnya datar, lebih rata dari papan setrikaan.
"Aih Gege! Aku baru paham kenapa kamu ta kasih nama Gege! Aku pernah mendengar nama itu saat aku masih kecil. Iya apa endak?" Sumi jadi bingung sendiri. Dia menggaruk rambutnya yang ndak berketombe.
"Gege, ingatanku tumpang tindih. Apa aku pernah lupa ingatan?" keluh Sumi.
"Apa kamu ingat ibu kandungmu?" tanya Gege tiba-tiba.
Sumi terhenyak. Dia makin bingung karena setelahnya Gege memberondongnya dengan pertanyaan yang sulit dijawabnya.
"Apa kamu ingat kamu bukan dipiara bapakmu dari bayi?"
"Apa kamu ingat nama aslimu?"
"Apa kamu ingat kamu pernah akan diserahkan ke bapakmu saat berumur tiga tahun karena ibumu merasa umurnya ndak akan lama? Ibumu terkena kanker paru-paru."
Wajah Sumi makin pias.
"Kamu ingat, saat itu bapakmu ndak mengakuimu. Lalu ibumu membawamu pergi! Saat di perjalanan, ibumu terbunuh dan kamu nyaris terbunuh!"
Sumi menjerit histeris mendengar segala ucapan Gege, entah bagaimana ia yakin Gege mengatakan kebenaran.
"Tidaakkkkkkkkk!!" Dia menjerit hingga napasnya sesak, matanya menatap Gege nanar penuh dendam.
"Bapakku, bapakku kah ah.. ah.. yang me.. lakukan.. nya?"
"Bukan! Bapakmu ndak tahu apa-apa. Dia menemukan mayat ibumu. Lalu mencarimu. Dia menemukanmu dalam keadaan linglung lupa ingatan. Sejak saat itu bapakmu memeliharamu sampai kamu besar."
"Lalu, siapa yang membunuh ibuku?!" bentak Sumi penuh dendam.
"Masa kamu ndak bisa menebaknya?" pancing Gege.
"Ibu tiriku? Ndoro Ayu Roro Gendhis?!"
"Bravo! Pinter! Nanti kamu ta kasih hadiah burungku!" Guyonan jayus Gege (ini guyon apa ndak sih buat genderuwo m***m ini?) ndak berhasil membuat Sumi tertawa atau menjerit sebal.
Sumi terpekur, tenggelam dalam dendam kesumatnya yang makin menjadi.
"Gege, darimana kamu tahu semua ini?"
"Bukan darimana, itu karena aku genderuwo!"
Karena Gege genderuwo, dia bisa masuk ke alam bawah sadar Sumi, melintasi waktu dan bertemu dengan arwah mommy Sumi. Betul kan jawaban Gege?!
Sumi menyunggingkan senyum jeleknya, senyum yang timbul karena berniat jahat demi balas dendamnya. Dia harus membunuh mereka semua setelah menerornya habis-habisan! Dan itu bisa dia lakukan karena dia adalah..
Pengantin Sang Genderuwo!!
Bersambung