"Kamu ngapain ke sini?" Tanya Thalia sembari menatapku yang masih memegang sebuah baju
"Emang kenapa kalau aku ke sini?"
"Kamu hamil?" Tanyanya sembari memperhatikan badanku dari atas hingga bawah berulang-ulang kali. aku yang risih dibuatnya seketika menghindar ya rasanya aneh saja jika di tetap dengan orang terlebih lagi orang itu adalah istri dari mantan kekasihku.
Baru saja hendak menjawab pertanyaan Thalia tiba-tiba Bayu datang bersamaan dengan Bayu datang Artha juga datang dari sisi lain sehingga mereka berdua berpapasan dan berjalan ke arahku secara bersamaan
"Sayang udah lihat lihat bajunya?" Tanya Bayu sembari mendekat ke arahku lalu merangkulku dari samping. Aku tersenyum menatap Bayu kemudian mengangguk.
" Areta hamil?"tanya apa dengan ekspresi yang begitu kaget ketika melihat ku berada di toko baju bayi bersama Bayu
"Iya nih bro doain ya Ibu sama calon bayinya sehat sampai bayinya lahir"ucap Bayu sembari tersenyum bangga menatap Arta dan juga Thalia secara bergantian.
Thalia Langsung tersenyum manis kemudian memberi kami Selamat sementara suaminya itu hanya menunjukkan ekspresi yang datar dan tidak menunjukkan bentuk kesenangannya sama sekali. ya aku sendiri paham kenapa Artha bisa begitu lagipula laki-laki mana sih yang rela melihat wanita yang ia cintai harus Menjadi ibu dari anak laki-laki yang Tidak sepantasnya menjadi pendampingnya.
Aku sendiri bisa melihat Bagaimana bentuk kesedihan Artha dari wajahnya saat itu tapi aku meyakinkan diriku sendiri bahwa semua ini sudah memang takdirnya dan tidak bisa dirubah lagi.
"Bisa kali ya anak kita di jodohin nanti pas udah gede Siapa tahu anak saya sama Areta cewek kan" ucap Bayu sembari melihat anak laki-laki yang sedang berada di gendongan ibunya itu
Thalia lantas tersenyum manis kemudian mengangguk, sementara aku sendiri juga ikut tersenyum karena itu. Ya walaupun aku tahu hal yang dikatakan Bayu itu mustahil karena diantara kami ada tembok keyakinan yang sejak dulu membatasi antara aku dan juga Arta.
Sepulang kami dari mall tentu saja kami tidak langsung pulang melainkan kami akan mampir dulu ke rumah ibu mertuaku setelahnya barulah kami akan pulang. Sebenarnya kamu tidak ada rencana untuk mampir ke rumah ibu mertuaku dulu karena rasanya badanku sudah terlalu lelah namun ibu mertuaku tiba-tiba menelpon dan beliau meminta kami untuk datang untuk makan malam bersama.
"Kamu lihat enggak tadi ekspresi Artha kayak gimana?" Tanya Bayu sembari menatap lurus jalan di depannya saat kami berdua sedang berada di atas mobil menuju rumah ibu mertuaku atau Ibu Bayu.
Rasanya aku tidak ingin menjawab pertanyaan Suamiku itu tapi entah lah kalau tidak ku jawab Nanti ya dia berpikir macam-macam dan akan menimbulkan sesuatu yang aneh di antara kami berdua
" aneh gitu nggak sih? "Tanyaku kepada Bayu yang lantas mendapat anggukan sebagai jawaban darinya.
"Iya aneh, Ngelihat kamu ada di toko bayi aja ekspresinya udah aneh terus makin aneh pas dia tahu kalau kamu. kayaknya dia masih sayang deh sama kamu"ucap Bayu sembari menatapku sekilas kemudian ia kembali fokus kepada jalan yang ada di depannya.
Bahkan tanpa Bayu katakan pun aku tahu bahwa mantan kekasihku itu masih menaruh harapan padaku, tapi aku akan menolaknya mentah-mentah bagaimanapun caranya karena sudah ku tanamkan dalam diri ku bahwa aku akan hidup bahagia bersama Bayu dan calon buah hati ku.
"Kamu detail banget perhatiin si Arta, aku mah bukannya perhatiin dia tapi malah perhatiin anaknya yang nggak tahu deh kelihatan lucu banget "jawabku sembari mengalihkan pembicaraan kami berdua tentang Arta.
Ya jujur saja , aku tidak suka jika seseorang sedang membicarakan mantan kekasihku itu Tepat di depanku, bukan karena aku membencinya melainkan karena aku sedang berada di Tahap proses melupakannya jadi sebisa mungkin aku harus menghindari percakapan tentang pria itu.
Saat kami berdua telah sampai di rumah ibu mertuaku seperti biasa kami langsung disambut hangat, kehamilanku justru juga semakin dijadikan alasan negara aku diperlakukan selayaknya ratu di rumah ini.
Ternyata tidak hanya keluarga inti Bayu saja yang datang ternyata ada beberapa orang keluarganya yang datang dari kampung untuk sekedar singgah Karena ada urusan di kota.
" Oalah ini ya istrinya Mas Bayu? Cantik banget"ucap salah seorang wanita paruh baya yang langsung menghampiriku dan memegang pundakku.
Ibu mertuaku tersenyum manis kemudian menghampiri kami berdua "Iya Areta itu istrinya Bayu, namanya Areta. Areta kenalin di samping kamu itu namanya Bude Siti dia adalah budenya suami kamu Salim nak" ucap Mertuaku kemudian aku menuruti perintahnya untuk mencium tangan wanita paruh baya yang tadi menepuk pundakku.
" Areta Bude" ucapku sembari mencium tangannya dan juga memperkenalkan diriku kepada-nya
Perkenalkan kami berjalan lancar dan ternyata dia tidak datang sendirian dia juga datang bersama seorang anak gadisnya yang umurnya 2 tahun lebih muda dariku. Anaknya cantik dengan kulit kuning langsat dan juga mata bulat dan bibir tipis semakin menambah paras Ayu pada wajahnya.
Setelah mengobrol dengan sedikit lama ternyata aku tahu tujuan mereka datang ke kota, yaitu dengan mengantarkan Dina, sepupu Bayu untuk mencari pekerjaan di Jakarta sebab katanya di kampung pekerjaan begitu sulit untuk dicari.
"Itu loh mas Bayu sama Mbak Areta kerjanya di deket daerah perkantoran, rumah mereka juga deket dari daerah perkantoran jadi kayaknya kamu bisa tinggal dulu deh di rumah mereka sekitar 1 atau 2 bulan sampai kamu dapat pekerjaan. Gimana Bayu, Areta, Dina bisa nggak di titip ke kalian dulu selama 1 atau 2 bulan sampai dia dapat pekerjaan? "Tanya ibu mertuaku kepada aku dan juga Bayu.
Sebenarnya kalau dari aku pribadi tidak masalah sih karena kami berdua juga hanya tinggal bertiga bersama seorang asisten rumah tangga dan rumah kami juga masih terbilang sepi jadi tidak ada salahnya juga jika Dina mau dititipkan dulu kepada kami untuk sementara waktu.
Setelah itu aku dan Bayu saling bertatapan satu sama lain, iya nampak ragu namun aku dengan cepat mengangguk karena ia tidak ada salahnya juga jika kami menolong Keluarga kami yang sedang butuh bantuan.
"Ya nggak papa kok Ya udah kalau gitu Dina kamu siap-siap aja lagian Ini juga udah malem " ucapku sembari tersenyum menatap Dina
"Ya udah mbak Makasih banyak ya" jawab Dina yang setelah itu berdiri dan bergegas membereskan barang-barangnya
Setelah itu kami bertiga pulang ke rumah kami, di sepanjang perjalanan tidak ada percakapan Di Antara Aku, Bayu dan juga Dina. Kami bertiga saling diam satu sama lain karena Kami bertiga tidak memiliki topik pembicaraan apapun.
Jadi sesampainya kami di rumah akhirnya aku menunjukkan kamar Dina yang bisa ditempati selama ia tinggal di rumah kami dan juga tidak lupa memperkenalkan dirinya kepada asisten rumah tangga yang baru saja bekerja di rumah kami.
Jika dilihat dari penampilannya, Dina adalah anak baik-baik terlihat dari caranya berpakaian dan juga dari tutur katanya yang terbilang lembut.
Dari a sampai z nya aku yang menjelaskan semua kepada Dina sementara Bayu Ia hanya mengekor di belakang ku sembari menunggu ku selesai berbicara dengan adik sepupunya itu, jadi Setelah selesai kami berdua akhirnya naik ke kamar kami kemudian beristirahat.
"Kamu nggak apa apa? "Tanya Bayu sesaat setelah kami baru saja selesai bersih-bersih kemudian merebahkan diri di kasur.
Aku menoleh ke arahnya kemudian mengangkat alisku sebelah "aku lagi nggak sakit kok" jawab kepada Bayu
" Enggak bukan itu maksudnya, maksud aku tuh emang nggak papa kalau misalnya sepupu aku numpang di sini selama satu atau dua bulan? Kamu nggak risih gitu?"tanya Bayu lagi
Aku menggeleng dengan cepat
" enggak bakalan risih soalnya bantu orang kan nggak perlu sampi risih segala " jawabku yang hanya mendapat hadiah anggukan dari Bayu.
Setelahnya kami berdua sama-sama diam kemudian tanpa kami sadar kami akhirnya tertidur hingga pagi datang.
Saat pagi datang kulihat ternyata Bayu sudah tidak berada di sampingku, aku Periksa juga kamar mandi ternyata baik tidak ada jadi aku asumsikan bahwa Bayu sedang berada di bawah mungkin sedang sarapan Atau paling tidak sedang menyirami tanaman nya di halaman rumah sebelum kami berangkat ke kantor.
Aku segera membersihkan wajahku, menggosok gigi, lalu aku turun ke bawah untuk mencari Suamiku itu.