Perasaan

1272 Kata
" kamu aneh banget tiba-tiba ngajakin aku nonton bioskop tapi nggak bilang-bilang " ucapku sembari berbisik kepada Bayu karena film telah dimulai dan aku takut mengganggu konsentrasi orang lain Suamiku itu terkekeh pelan " tapi kamu seneng kan "tanya Bayu sembari menatapku sekilas lalu ia kembali menatap beberapa cuplikan iklan di layar bioskop Aku mengangguk walaupun aku tahu ia tidak melihatnya. jadilah hari itu kami menonton film bersama. Film yang romantis namun tidak terlalu kunikmati karena aku malah fokus dengan beberapa banyak kenangan bersama Arta Yang kuingat di gedung bioskop ini. Setelah menonton Arta kembali mengajak untuk makan di sebuah restoran mewah di mall tersebut. Aku sendiri tidak menyangka mengapa ia memperlakukanku terlalu istimewa sementara aku hanya biasa-biasa saja dan cenderung cuek kepadanya. Kami makan bersama dan di saat lagi heningnya tiba-tiba Bayu bertanya kepadaku tentang ponsel baru yang lagi booming di kalangan anak muda di Indonesia. Aku menjawab dengan seadanya saja sebab ya aku memang mau namun untuk membeli ponsel dengan harga hampir puluhan juta rupiah aku memilih untuk tidak membelinya sebab pikir masih banyak keperluan lain yang bisa aku beli. Saat itu respon suamiku hanya biasa-biasa saja, ia mengangguk tanpa berkata apapun sementara itu aku juga hanya diam. Setelah makan ia mengajak untuk berkeliling Mall dan tiba-tiba ia menarikku kedalam sebuah toko ponsel dan membelikanku sebuah ponsel yang yang baru saja tadi ya tanyakan kepadaku. Demi apapun aku menolak ponsel tersebut Namun ia dengan keras kepalanya terus-terusan memaksaku agar aku mau dan yang apa boleh buat daripada kami harus berdebat di toko orang yang jadi lah kami mengambil dua satu untuknya dan satu untukku. " kan uangnya bisa buat lahiran"ucapku saat Bayu telah selesai membayar ponsel kami berdua Kemudian ia lantas tertawa sembari mengacak pelan rambutku "Kalau masalah uang lahiran itu semua udah aku siapin jauh-jauh hari bahkan sebelum kamu mau jadi istri aku Intinya kamu menikah dengan orang yang mapan" jawabnya sembari membanggakan dirinya sendiri Setelah pulang memeriksakan kandungan ku yang pertama kali dari dokter akhirnya barulah kami berdua memberitahu orang tua kami tentu saja hal tersebut mendapatkan Respon yang luar biasa dari orang tua Bayu dan juga orang tuaku. Jujur Saja keringatku inilah kali pertama orang tuaku merasa sebahagia itu lagi karena diriku karena selama bertahun-tahun bersama Arta mereka begitu melarangku karena perbedaan keyakinan diantara kami. Akhirnya kami berdua diundang untuk makan malam di rumah Ayah dan juga Ibuku serta di rumah Ibu dan Ayah Mertuaku jadinya kami memilih untuk pergi di hari yang berbeda Nanti malam kami berdua akan pergi ke ibu dan ayah Mertuaku dan besok malam kami akan pergi ke rumah ku yang dulu. Rasanya aku terlalu senang karena perhatian yang diberikan oleh Ibu dan ayahku yang sempat beberapa tahun tidak kurasakan tiba-tiba kembali lagi, mereka kembali perhatian kepadaku dan Iya aku cukup senang karena itu. Semenjak keluarga kami tahu bahwa aku lelah mengandung keadaan rumah tiba-tiba jadi sering ramai, terkadang jika aku dan Bayu baru saja pulang bekerja tiba-tiba di rumah sudah ada ibu mertuaku yang menunggu kami untuk makan malam bersama Atau paling tidak jika sabtu-minggu beliau datang untuk menginap di rumah kami. Tidak hanya sampai disitu ternyata ibu mertuaku juga memanggilkan seorang asisten rumah tangga untukku katanya semua itu Hanya Untuk meringankan bebanku saja jika berada di rumah. Jadilah di rumah aku sekarang terdapat seorang asisten rumah tangga yang bisa membantuku Aku mengerjakan pekerjaan rumah jika aku sedang sibuk bekerja di kantor. Ibu Mertuaku juga berkata kepadaku bahwa kalau mau aku bisa berhenti bekerja ya ucapannya ada benarnya juga tapi masih ku pikir-pikir dulu rasanya sulit meninggalkan karirku yang sudah aku bangun selama bertahun-tahun. " kamu nggak apa-apa diminta berhenti kerja sama ibu?" Tanya Bayu kepadaku Aku mengangguk "Kalau kamu belum mau berhenti kerja nggak papa kok tapi kamu jaga diri ya jaga kesehatan kamu biar Dedek bayinya juga sehat" ucap Bayu sembari mengantarku hingga sampai ke ruanganku Lagi-lagi aku hanya mengangguk dan tidak terlalu merespon apa ucapannya. Lagipula aku masih kuat bekerja sampai saat ini, jadi tidak apa lah. Lagian pekerjaanku juga bukanlah pekerjaan yang terlalu berat ya walaupun kata orang berpikir itu jauh lebih berat daripada bekerja dengan otot tapi menurutku berpikir adalah hal yang menyenangkan Berhari-hari ku lewati dengan perasaan yang masih biasa saja terhadap Bayu Padahal kalau kata orang mana mungkin aku bisa s*x Without Love Tapi semua itu bisa ku bantah karena pada ujung-ujungnya anak dalam kandunganku ini jadi juga padahal tidak ada cinta yang kurasakan saat melakukan kewajibanku sebagai seorang istri. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menaruh Perhatian Kepada Bayu dan juga aku sudah berusaha mencintainya sebisaku tapi seakan-akan ada yang menahanku untuk membuka hati untuknya, entahlah mungkin aku sudah terlalu lama bersama Arta sehingga aku sudah lupa caranya mencintai orang lain tapi Apakah aku mencintai atau tidak jawabannya aku mencintai orangnya tapi tidak dengan sikapnya yang sekarang. Kalian pasti paham apa maksudku kan? Tapi aku yakin pada diriku sendiri bahwa suatu saat nanti pasti aku akan mencintai Bayu sama seperti dia mencintaiku karena bisa kalian lihat sendiri bahwa Bagaimana Bayu memperlakukanku bahkan lebih baik daripada Arta memperlakukanku. Sore harinya saat kami berdua telah pulang bekerja Entah kenapa tiba-tiba aku ingin sekali untuk mampir ke mall mau lihat-lihat baju-baju bayi, aneh Padahal aku sendiri bahkan belum tahu gender anakku ini apa. Iya walaupun permintaanku aneh tapi tetap saja Suamiku itu menuruti apa yang aku mau dan Padahal aku tahu bahwa hari itu ia pasti sangat lelah. Jadilah kami berdua mampir ke mall untuk melihat-lihat baju-baju bayi, senang sekali rasanya melihat baju-baju mungil tersebut aku sudah tidak sabar membayangkan anakku yang memakai baju tersebut Pasti sangat lucu. " Areta aku ke kamar kecil dulu ya "ucap Bayu Aku hanya mengangguk membalas ucapannya lalu aku kembali melanjutkan kegiatanku yaitu melihat baju bayi. Sekitar 15 menit berlalu tapi bayi tak kunjung datang juga tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang, aku lantas berbalik menatap orang tersebut ternyata seseorang yang tidak pernah kusangka kehadirannya sebelumnya. Thalia. Perempuan yang dinikahi oleh mantan kekasih ku karena perjodohan konyol yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Wanita itu datang bersama seorang bayi yang digendongnya dan bisa dipastikan bahwa bayi tersebut adalah anaknya bersama Arta "Kamu ngapain ke sini?" Tanya Thalia sembari menatapku yang masih memegang sebuah baju "Emang kenapa kalau aku ke sini?" "Kamu hamil?" Tanyanya sembari memperhatikan badanku dari atas hingga bawah berulang-ulang kali. aku yang risih dibuatnya seketika menghindar ya rasanya aneh saja jika di tetap dengan orang terlebih lagi orang itu adalah istri dari mantan kekasihku. Baru saja hendak menjawab pertanyaan Thalia tiba-tiba Bayu datang bersamaan dengan Bayu datang Artha juga datang dari sisi lain sehingga mereka berdua berpapasan dan berjalan ke arahku secara bersamaan "Sayang udah lihat lihat bajunya?" Tanya Bayu sembari mendekat ke arahku lalu merangkulku dari samping. Aku tersenyum menatap Bayu kemudian mengangguk. " Areta hamil?"tanya apa dengan ekspresi yang begitu kaget ketika melihat ku berada di toko baju bayi bersama Bayu "Iya nih bro doain ya Ibu sama calon bayinya sehat sampai bayinya lahir"ucap Bayu sembari tersenyum bangga menatap Arta dan juga Thalia secara bergantian. Thalia Langsung tersenyum manis kemudian memberi kami Selamat sementara suaminya itu hanya menunjukkan ekspresi yang datar dan tidak menunjukkan bentuk kesenangannya sama sekali. ya aku sendiri paham kenapa Artha bisa begitu lagipula laki-laki mana sih yang rela melihat wanita yang ia cintai harus Menjadi ibu dari anak laki-laki yang Tidak sepantasnya menjadi pendampingnya. Aku sendiri bisa melihat Bagaimana bentuk kesedihan Artha dari wajahnya saat itu tapi aku meyakinkan diriku sendiri bahwa semua ini sudah memang takdirnya dan tidak bisa dirubah lagi. "Bisa kali ya anak kita di jodohin nanti pas udah gede Siapa tahu anak saya sama Areta cewek kan" ucap Bayu sembari melihat anak laki-laki yang sedang berada di gendongan ibunya itu Thalia lantas tersenyum manis kemudian mengangguk, sementara aku sendiri juga ikut tersenyum karena itu. Ya walaupun aku tahu hal yang dikatakan Bayu itu mustahil karena diantara kami ada tembok keyakinan yang sejak dulu membatasi antara aku dan juga Arta.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN