-,-

1234 Kata
Setelah lama ku telepon Arta , namun pria itu tak kunjung menjawab teleponku padahal saat ini aku betul-betul menginginkan kehadirannya membuatku tenang sehingga aku berhenti panik setidaknya untuk hari ini Lama kelamaan Mungkin dua atau tiga jam setelahnya warta baru menelponku kembali menanyakan keadaanku kenapa " Areta, Kamu kenapa sayang? " tanya harta dari seberang telepon " hari ini kamu ada waktu nggak? Bisa jalan-jalan nggak? Aku bosen banget nih di rumah pengen diajakin jalan sama kamu Lagian juga kita berdua udah lama banget nggak jalan bareng " ucapku kepada kekasihku itu Sejenak kekasihku itu terdengar diam namun tak lama setelahnya ia menyanggupi permintaanku, setelahnya kami berdua sepakat untuk bertemu di salah satu mall yang sering kami kunjungi sewaktu masih berpacaran maksudku sebelum ia menikah kami berjanji untuk bertemu di sana setidaknya untuk makan malam bersama Setelah telepon ditutup aku buru-buru mandi setidaknya aku harus dandan cantik sebelum bertemu dengan Arta Sesaat sebelum pergi Sebenarnya aku ingin menyetir mobil sendiri hanya saja kupikir jika aku membawa mobilku sendiri itu berarti waktuku dengan dia akan semakin singkat. Jadilah aku untuk naik taksi online saja Sesampainya Aku di tempat tujuan aku langsung buru-buru menghubungi Kekasihku kemudian an-nawawi bertemu persis di salah satu restoran tempat dimana kami biasa menghabiskan waktu bersama waktu awal-awal pacaran dulu Iya terlihat lebih rapi dari biasanya padahal ini adalah hari libur Yang Kutahu setiap kali hari libur datang ya begitu malas untuk berpenampilan rapi katanya untuk apa? Ya udahlah gini-gini aja. Seperti itu prinsipnya Aku menghampirinya kemudian duduk tepat di hadapannya ia tersenyum hangat menyambutku memelukku sebentar kemudian kamu berdua sama-sama dulu Iya tak henti-hentinya memegangi kedua tanganku seolah-olah ia tidak ingin melepas diriku rasa bersalahku perlahan sirna itu tetap saja ada rasa bersalah karena menurutku Artha berani menjaga dirinya demi diriku namun aku begitu tidak tahu diri karena telah menyerahkan tubuhku kepada laki-laki yang tidak seharusnya menikmati tubuhku "Maaf ya Sayang aku tadi nggak bisa jemput kamu kalo misalnya jemput kamu waktu ketemu kita jadi makin sedikit "ucapnya sembari mengelus punggung tanganku Aku mengangguk Aku sangat mengerti Bagaimana keadaannya Kami berdua kemudian makan bersama, saling mengobrol, menceritakan hal-hal yang mungkin sudah lama tidak kamu ceritakan bersama. Ada satu hal yang aku sadari setelah berbincang dengannya hari itu arta, Kekasihku yang sudah bersama aku bertahun-tahun lamanya kini nampak berubah, entah apa yang membuatnya berubah namun aku rasa ada sesuatu yang berubah dari dirinya Aku bertanya "Aku ngerasa ada yang berubah ya dari kamu, apa aku salah?" Raut wajah kekasihku itu nampak berubah dari yang tadinya iya senyum kemudian tiba-tiba ia menatapku dengan Tatapan yang tajam "Berubah gimana?" Tanya Artha Aku mengangkat kedua bahu ku pertanda tidak tahu "Nggak tahu ngerasa ada yang berubah aja gitu dari kamu" begitu kira-kira ucapku Warta semakin mengeratkan genggamannya, kemudian ia menatap kedua mataku dalam-dalam " nggak, nggak ada yang berubah dari aku sama sekali nggak ada yang berubah aku ya aku masih orang yang sama dengan yang kemarin kamu temui aku masih pacarmu yang bakal menikahi kamu beberapa bulan lagi "jawab Artha dengan sungguh-sungguh Hatiku sedikit senang mendengar ucapannya kepadaku, aku jadi yakin bahwa nantinya setelah Artha bercerai dengan istrinya kami berdua bisa menikah baik-baik "Areta, kamu bener-bener nggak ada hubungan apa-apa kan sama Bayu?" Tanya Artha. Jujur saja aku sedikit kaget mendengar pertanyaannya yang seperti itu namun buru-buru kujawab bahwa aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Bayu kami hanya sebatas teman kerja yang profesional "Aku sama Bayu enggak ada hubungan apa-apa sama , kamu tenang aja kamu nggak usah khawatir soal itu aku punya kamu dan aku masih terus nungguin kamu sampai Kamu cerai sama istri kamu udah datang buat ngelamar aku"jawabku yang hanya dibalas senyum manis milik kekasihku itu Setelah makan kan ia mengajakku untuk keliling Mall dulu membelanjakan ku sesuatu yang ingin ku beli seperti make up ataupun perhiasan seperti apa yang sering ia lakukan dulu kepadaku Setelah jalan-jalan ia mengantarku Pulang ke apartemen aku tawarin dia untuk masuk namun ia menolak katanya tidak usah dia sudah terlalu lelah dari langsung ingin beristirahat saja, aku hanya mengangguk kemudian aku langsung naik ke apartemen Baru saja aku keluar dari lift menuju kamarku tiba-tiba aku melihat Bayu yang sudah bersandar di dekat pintu kamarku, aku mendekatinya menanyakan apa-apa keperluannya " Kamu ngapain kesini? " Tanyaku kepada Bayu sesaat setelah aku berdiri di hadapannya Bayu mendekatiku " enggak apa-apa cuman Ngelihat kamu aja " Bayu dengan suara yang begitu menenangkan entah kenapa akhir-akhir ini suara Bayu Cukup membuatku tenang mungkin karena suaranya bagus mirip penyanyi jadi aku menyukai suaranya Aku hanya mengangguk menanggapi pernyataannya, aku membuka pintu Kemudian memintanya untuk masuk setidaknya walaupun kami habis One Night stand bersama Iya Bayu tetaplah mantan sekaligus teman aku jadi aku tidak punya alasan untuk marah lagi pula semalam itu aku yang salah karena aku yang memancingnya dan juga kami sama-sama menikmati tidak ada yang salah Bayu mengikutiku dari belakang ia duduk di sofa depan televisi sementara aku masuk ke kamar membersihkan badanku kemudian mengganti baju setelah itu aku menghampirinya duduk di sampingnya nya nya Bayu menoleh ke arahku " Sorry ya, Aku dah b***t banget sama kamu " ucap Bayu sembari menatapku dari samping " Udahlah enggak usah dibahas lagi yang lalu udah lalu aja nggak usah dibahas Bahas kalau semakin kamu bahas kamu semakin merasa bersalah dan aku juga nggak apa-apa. Yang salah Semalam juga aku aku yang mancing kamu duluan laki-laki mana yang gak terpancing Kalau digituin? Lagi pula kita sama-sama menikmati kan kan? Kamu butuh aku aku dan aku juga butuh sama kamu " begitu kira-kira jawab kepada Bayu Bayu mengangguk Aku berdiri dari tempatku berjalan menuju pantry, membuka laci kemudian mengeluarkan dua bungkus ramen kesukaanku dengan Artha yang kali ini akan ku sajikan dan makan bersama dengan Bayu " kamu jangan pulang dulu ya, kita makan ramen bareng " ucapku sembari menyalakan kompor Bayu tidak menjawab namun itu kau Artikan sebagai pertanda bahwa Ia setuju Tidak butuh waktu lama akhirnya ramen kami pun jadi dan kami sama-sama makan, tentu saja terjadi kecanggungan di antara kami berdua namun sebisa mungkin aku membuatnya menjadi biasa saja. kami berdua tidak boleh larut dengan sesuatu yang sedang nya bukan masalah hanya saja Bayu terlalu lebay sehingga Ia datang terus dan meminta maaf kepada aku Setelah makan kami berdua kembali menonton televisi, kehadiran Bayu di sini juga cukup membantu diriku untuk tidak selalu terbayang-bayang akan adanya Arka setidaknya fokus cukup teralihkan karena kehadiran Bayu di sini Kami berdua sama-sama menonton televisi dan tiba-tiba bayi memegang tanganku, Aku menoleh ke arahnya mencari tahu maksudnya Kenapa ia memegang tanganku " kenapa? " Tanyaku kepada Bayu, Aku berusaha menarik tanganku darinya namun semakin ku tarik semakin iya dengan erat menggenggam tanganku " salah nggak sih kalau aku cinta sama kamu? Lagian sekarang ini kamu pacaran sama Arta pun sepertinya nggak bakal Berujung dia udah punya hidupnya sendiri dan masa iya kamu mau gini gini aja kalau kamu mau aku bisa datang ke rumah kamu buat ngelamar kamu tepat dihadapan orang tua kamu Aku menatap Bayu dengan Tatapan yang aneh maksudku Bukankah ia sudah pernah ku tolak? Aku menggeleng cepat kemudian menarik tanganku dari genggamannya " Aku gak mau mundur dulu dari Arta, lagipula Arta minta aku nunggu sampai 6 bulan ke depan dan pasti dia bakal tepati janji Nya" begitu jawabku kepada Bayu "Kalau semisal Arta nggak datang dan tepati janjinya sama kamu aku boleh ya datang ke kamu dan keluarga kamu aku mau serius sama kamu " ucap Bayu cuma sesaat setelahnya tiba-tiba pintu apartemen berbunyi seperti ada seseorang yang masuk Kami berdua lantas menoleh kemudian terlihat sosok Arta yang berdiri menatap kami berdua dengan senyum sinis " Kamu bohong ya ternyata, dan kecurigaanku benar " ucap Artha sembari menatap aku dan Bima bergantian
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN