Di ganggu Arta (1)

1667 Kata
Sementara Bayu mandi Aku juga menyiapkan makan malam untuknya Ya aku tahu bahwa dia belum merequest sesuatu tapi dengan inisiatif sendiri aku membuatkannya sup ayam dan juga kari Jepang ya memang sih Agak tidak nyambung tapi Entahlah aku juga ingin memakan sup ayam dan kari Jepang secara bersamaan Setelah ia mandi kemudian Ia turun untuk menemuiku dengan sebuah handuk yang bertengger di lehernya " wangi masakan kamu sampai kamar mandi tahu, aku jadi nggak fokus mandi gara-gara tiba-tiba jadi laper " ucap Bayu sembari duduk di kursi padahal belum kupersilahkan sama sekali Ya tidak papa juga sih lagian rumah ini adalah rumahnya " Aku mau honest review ya" ucapku sembari tersenyum manis dan menatap matanya. Yang aku suka dari Bayu adalah bagaimana ia menatap mataku setiap kali aku tatap matanya ia selalu tersenyum seakan-akan tatapanku dapat membuatnya tersenyum bahagia Setelah membereskan peralatan mas Aku akhirnya aku juga bergabung bersama suamiku memakan makanan yang ku masak, ya Kalau menurutku ini tidak terlalu buruk untuk ukuran masakan seorang pemulau sepertiku "Tuh kan enak banget sesuai dengan ekspektasi lah nih ya kalau kamu ikut ajang MasterChef fix ini mah kamu bakal menang juara 1 ngalahin Chef Arnold sama Chef Juna apalagi chef renatta Waduh lewat deh mereka " ucap Bayu sembari melahap habis makan yang di depannya. Dan entah sudah kali ke berapa ya terus-terusan menambah nasi ke piringnya karena Mungkin ia terlalu lapar atau memang masakanku yang enak " Ih kamu mah suka banget mujinya berlebihan aku jadi kepedean sendiri tahu. lagian kan aku sama kamu mintanya honest review aku mah enggak minta di lebih-lebih in " ucapku kepada Bayu sembari menatap nya Iya mengangkat dua jarinya sembari mengunyah makanan yang ada di mulutnya "Aku nggak bohong ini enak banget beneran aku mana pernah sih bohong sama kamu juga" Jawab Bayu setelah makanan di mulutnya berhasil ia telan aku sampai tertawa sendiri melihat bagaimana pipinya tiba-tiba membesar karena mulutnya penuh dengan makanan. Aku suka melihatnya seperti itu dan itu menyenangkan Di setiap pernikahan pasti pertanyaan tentang kapan punya anak, bakalan selalu ada di setiap pertemuan dengan keluarga dan semua itu selalu kudengar setiap kali aku dan Bayu datang ke acara keluarga kami. Entah itu datang ke acara keluargaku ataupun datang ke acara keluarganya. Setiap kali ditanya seperti itu kami berdua hanya bisa tersenyum malu-malu Tidak sepertinya bukan tidak bisa membuat keturunan hanya saja frekuensi membuatnya itu seperti tidak terlalu niat untuk membuat keturunan maksudku ya tidak sesering itu. Bayu pun juga tidak pernah menyinggung hal tersebut padahal kapanpun Ia mau dan selagi aku mood , aku sudah pasti tidak akan menolaknya . iya lagian punya anak adalah mimpiku sejak kecil, hidup bahagia dengan suami beserta anakku adalah cita-cita Terbesar dalam hidup yang sampai saat ini belum bisa ku realisasikan. Entah apa yang ada di dalam pikiran Bayu sehingga setiap kali kami berdiskusi tentang hal tersebut dia tidak pernah menjurus mengenai keseriusannya dalam membuat keturunan jadi aku asumsikan bahwa ia belum siap untuk menjadi seorang ayah. aku menghargai itu semua karena setiap orang pasti punya alasannya masing-masing untuk menunda momongan. Masalahnya juga bukan disitu sebab Sudah beberapa hari terakhir ini sejak Mertuaku pulang dari perjalanan panjangnya, beliau selalu mengirimkan makanan sehat untuk kami berdua terlebih lagi setiap kali ia mengirimkan bahan makanan untuk kami pasti selalu ada tauge untuk Bayu ya aku tahu u toge itu untuk apa, tapi Bayu sendiri sangat enggan untuk makan kecuali diolah baik-baik. " Bu aku tuh subur, cuma belum rezekinya aja " ucap Bayu sembari menerima taoge yang diberikan oleh ibunya. Mertuaku itu hanya tertawa melihat ekspresi anaknya yang seakan-akan sudah Jengah Padahal baru dikirimkan sekali dua kali oleh ibunya. "Iya nggak papa, tetep aja dimakan."jawab Mertuaku sembari tersenyum jahil menatap kami berdua secara bergantian. Aku sendiri hanya tertawa melihat mereka berdua sebab ya Jika saja aku ikut-ikutan dengan mereka sudah pasti aku akan dibully juga dan tentu saja disuruh makan makanan yang bergizi setiap harinya. Saat malam datang aku lihat Bayu sedang fokus dengan ponselnya, Iya bener Serius benda persegi panjang tersebut aku sendiri tidak tahu ia sedang apa Mungkin ia sedang chattingan dengan teman-temannya. "Selama ini kita make a baby-nya Kayaknya pas kamu lagi enggak subur deh"ucap Bayu yang kini berganti posisi dari telentang menjadi duduk sembari menghadapku Aku mengangguk karena itu semua bener, setiap kali kami berhubungan tanggalnya selalu pas dengan hari-hari di mana Aku sedang tidak subur " Oalah pantesan, next time kita buatnya pas kamu lagi subur ya " ucap Bayu yang sekarang sudah tidak malu-malu lagi untuk membahas hal begituan denganku Yang aku lakukan hanyalah mengangguk sebab menurutku tidak ada lagi yang bisa kulakukan selain hal tersebut. Setelah ngobrol ngalor-ngidul dengan Bayu akhirnya kami tidur karena keesokan harinya kami harus bekerja. Tidak ada yang spesial dari pernikahan kami Jika saja Bayu bersikap dingin tapi untungnya Suamiku itu adalah tipikal laki-laki yang selalu ingin menyenangkan istrinya dengan cara apapun, jadi setiap harinya aku selalu merasa senang dengan berbagai macam kejutan yang selalu ia buat. Paginya saat aku baru saja hendak berangkat ke kantor bersama Bayu tiba-tiba Suamiku itu beralasan bahwa ia tidak bisa masuk kantor hari itu sebab Ia merasa tidak enak badan . Sejak bangun tidur Iya memang sudah beberapa kali bolak-balik kamar mandi dan juga badannya sedang hangat. Sudah kuberikan kan obat untuk nya minum dan juga sudah digosokkan minyak angin pada badannya namun keadaannya juga belum membaik jadi keputusan bahwa hari itu ia tidak usah masuk kantor saja. Jadi untuk pertama kalinya setelah menikah kami berdua benar-benar terpisah untuk beberapa jam , aku berangkat sendiri menuju kantor menggunakan mobil Bayu karena mobilku sedang yang berada di dalam bengkel. Tentu saja teman-teman ku bertanya-tanya di mana Bayu berada aku tahu bahwa mereka heran karena aku berangkat sendiri jadi kujaw ab bahwa suamiku itu sedang tidak enak badan sehingga hari ini dia tidak bisa masuk ke kantor Bersama dengan Aku menjawab pertanyaan teman-temanku yang kebetulan kami bertemu di lobby tiba-tiba mantan kekasihku, Artha menghampiri kami semua dan ia tersenyum tapi hanya kepada aku. Tidak ingin terlalu berlama-lama bersama Artha, aku memutuskan untuk segera pergi dari sana. bukan karena Aku tidak suka lagi berteman dengan Arta hanya saja belakangan ini jika warta diberi hati kadang-kadang ia Minta jantung. Mungkin kalian mengerti kan apa maksudku. Aku kira Artha berhenti mengikutiku jika aku pergi dari lobi tapi ternyata tidak, Ternyata ia mengikutiku hingga aku berada di depan ruangan kerja ku. Aku aku berbalik kemudian menatapnya dengan Tatapan yang sinis seolah-olah Aku tidak suka akan kehadirannya. "Barangkali kamu lupa kalau lo kan kamu tuh harusnya dari Lift mah belok kiri bukan malah belok kanan."ucapkan kepada Artha sembari menatap matanya dengan Tatapan yang sinis Ia mengangguk dengan ekspresi yang datar "Aku cuma pengen ngeliat kamu seenggaknya sampai kamu masuk ke dalam ruangan kerja kamu" jawab Artha Aku tidak meresponnya lagi, buru-buru aku masuk ke dalam ruangan kerjaku setelah itu aku menguncinya dari dalam. Jujur aku sendiri terganggu akan kehadiran mantan kekasihku itu yang seakan-akan ia masih membutuhkan aku. Buru-buru aku langsung menghubungi suamiku untuk memberitahunya bahwa akhir-akhir ini jujur saja ya Arta terus-terusan menunjukkan bahwa wa dia masih terus menguntit iku, Bayu hanya menyuruhku untuk sabar dan jika saja hal itu masih terulang satu kali lagi Bayu berjanji bahwa ia sendiri yang akan menegur Arta secara langsung. Saatnya makan siang karena aku masih kesal dengan Arta akhirnya aku memilih untuk makan siang di ruanganku saja dengan cara memesan makanan via online. jujur awalnya memang aku hanya ingin menghindari Arta karena aku takut aku gagal move on tapi akhir-akhir ini aku jadi merasa bahwa aku menghindari Artha Karena orang itu terasa terlalu berambisi untuk mendekatiku lagi padahal kami berdua sudah sama-sama memiliki pasangan kami sendiri dan seharusnya dia tidak boleh begitu. Aku tahu siang itu atau beberapa kali sengaja lewat di depan ruanganku hanya untuk memastikan bahwa aku berada di dalam ruangan aku tahu itu karena beberapa kali aku mendapatinya sedang mengintip dari pintu, Jujur aku sendiri merasa takut akan tingkahnya yang seperti itu . Dia seakan akan berubah seperti bukan orang yang aku kenal sebelumnya Awalnya aku bahkan sudah melupakan keinginanku untuk pindah kantor Tapi melihat kelakuan mantan kekasihku yang seperti itu membuatku kembali berpikir bahwa aku harus mempertimbangkan lagi untuk pindah kantor. demi kenyamanan ku bersama suamiku Sebelum bekerja aku kembali mendiskusikan tentang keinginanku untuk resign dari pekerjaan ku tentu saja bersama suamiku Bayu. Iya paham Bagaimana posisi gue saat ini dan ia juga tidak memaksa aku untuk tetap bertahan pada kantorku yang sekarang Dan juga Ia juga tidak memaksa aku aku untuk segera pindah dari kantor. Yang Bayu utamakan adalah bagaimana aku bisa nyaman saat bekerja. "Kamu kalau mau resign dari pekerjaan kamu yang sekarang atau sekalipun kamu udah nggak mau kerja lagi nggak papa kok Aku juga nggak masalah kalau kamu mau resign ataupun kamu udah nggak mau kerja lagi karena nggak nyaman dengan situasi kantor yang jelas kamu harusnya mendengarkan lingkungan kamu "ucap suamiku sembari mengelus Rambutku dengan lembut Walaupun Bayu berkata demikian tetap saja aku jadi kepikiran dengan bagaimana pekerjaanku karena jujur, aku sendiri tidak ingin menganggur aku bukanlah tipikal perempuan yang bakal nyaman-nyaman aja kalau tidak bekerja. Entah karena sejak dulu aku memanglah tapi kalau perempuan yang workaholik atau memang aku yang tidak terlalu suka berada di rumah. Aku menanggapi ucapan Bayu dengan sebuah anggukan rasanya aku terlalu galau hanya karena memikirkan Bagaimana pekerjaanku. Berada di kantor itu itu selama beberapa tahun lamanya membuatku juga merasa berat hati jika harus meninggalkan kantor itu hanya karena Arta. Tapi jika terus-terusan berada di sana aku jadi tidak nyaman sendiri terlebih lagi aku terkadang memikirkan perasaan suamiku yang juga pasti tidak nyaman akan kelakuan mantan kekasihku itu. Berhari-hari aku lewati, terus-terusan Aku berusaha mengabaikan warta tiap kali ia berusaha mendekatiku di kantor Tak jarang aku memberikannya Tatapan yang sinis karena aku merasa risih akan dirinya yang terus-terusan menatapku dari jauh ataupun dengan sengaja mengikutiku hingga ke depan ruangan ku Jujur, aku tidak tahu apa motivasinya Padahal sebelum menikah dengan Bayu Dia sudah berjanji bahwa dia akan berhenti untuk menggangguku tapi entah kenapa sekarang ia malah melanggar apa yang ia katakan kepadaku. Aku sangat Jengah dengan kelakuannya hingga aku sendiri mulai memberanikan diriku untuk menghubungi istrinya tetapi di luar dugaanku ternyata Talia tidak begitu peduli akan tingkah laku suaminya di luar rumah ia malah marah kepadaku dan mengatakan bahwa aku hanya mengada-ngada soal itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN