Di ganggu Arta (2)

1398 Kata
Sebelum bekerja aku kembali mendiskusikan tentang keinginanku untuk resign dari pekerjaan ku tentu saja bersama suamiku Bayu. Iya paham Bagaimana posisi gue saat ini dan ia juga tidak memaksa aku untuk tetap bertahan pada kantorku yang sekarang Dan juga Ia juga tidak memaksa aku aku untuk segera pindah dari kantor. Yang Bayu utamakan adalah bagaimana aku bisa nyaman saat bekerja. "Kamu kalau mau resign dari pekerjaan kamu yang sekarang atau sekalipun kamu udah nggak mau kerja lagi nggak papa kok Aku juga nggak masalah kalau kamu mau resign ataupun kamu udah nggak mau kerja lagi karena nggak nyaman dengan situasi kantor yang jelas kamu harusnya mendengarkan lingkungan kamu "ucap suamiku sembari mengelus Rambutku dengan lembut Walaupun Bayu berkata demikian tetap saja aku jadi kepikiran dengan bagaimana pekerjaanku karena jujur, aku sendiri tidak ingin menganggur aku bukanlah tipikal perempuan yang bakal nyaman-nyaman aja kalau tidak bekerja. Entah karena sejak dulu aku memanglah tapi kalau perempuan yang workaholik atau memang aku yang tidak terlalu suka berada di rumah. Aku menanggapi ucapan Bayu dengan sebuah anggukan rasanya aku terlalu galau hanya karena memikirkan Bagaimana pekerjaanku. Berada di kantor itu itu selama beberapa tahun lamanya membuatku juga merasa berat hati jika harus meninggalkan kantor itu hanya karena Arta. Tapi jika terus-terusan berada di sana aku jadi tidak nyaman sendiri terlebih lagi aku terkadang memikirkan perasaan suamiku yang juga pasti tidak nyaman akan kelakuan mantan kekasihku itu. Berhari-hari aku lewati, terus-terusan Aku berusaha mengabaikan warta tiap kali ia berusaha mendekatiku di kantor Tak jarang aku memberikannya Tatapan yang sinis karena aku merasa risih akan dirinya yang terus-terusan menatapku dari jauh ataupun dengan sengaja mengikutiku hingga ke depan ruangan ku Jujur, aku tidak tahu apa motivasinya Padahal sebelum menikah dengan Bayu Dia sudah berjanji bahwa dia akan berhenti untuk menggangguku tapi entah kenapa sekarang ia malah melanggar apa yang ia katakan kepadaku. Aku sangat Jengah dengan kelakuannya hingga aku sendiri mulai memberanikan diriku untuk menghubungi istrinya tetapi di luar dugaanku ternyata Talia tidak begitu peduli akan tingkah laku suaminya di luar rumah ia malah marah kepadaku dan mengatakan bahwa aku hanya mengada-ngada soal itu. Berhari-hari karenanya mood ku benar-benar hancur aku tiba-tiba jadi gampang marah dan juga aku merasakan tidak enak badan asumsi ku aku sedang terkena masuk angin sebab beberapa hari belakangan ini aku selalu makan tidak teratur dan juga aku beberapa kali pulang karena aku harus menyelesaikan pekerjaanku yang menumpuk di kantor hingga larut malam Tapi tiba-tiba teringat olehku bahwa aku sudah terlambat menstruasi hampir 3 minggu lamanya dengan hati-hati saat istirahat di kantor Aku membeli sebuah alat tes kehamilan di sebuah minimarket dekat kantorku. Awalnya aku sendiri ragu apakah aku harus mengeceknya Sekarang atau tidak usah sama sekali. Namun keinginan dan juga rasa penasaranku sudah tidak terbendung lagi titik akhirnya Aku memberanikan diri untuk mengecek Apakah aku hamil atau tidak. Aku bahkan sampai tidak berani untuk segera melihat hasil tesnya aku membungkus nya pelan-pelan dengan sebuah tisu kemudian aku memanggil suamiku untuk dilihat bersama-sama karena jujur aku takut sekali ketika tahu semisal hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi ku. "Nggak apa-apa kalau hasilnya nggak sesuai kan masih bisa dicoba lagi" ucap Bayu sembari berusaha menenangkanku sementara aku sendiri sudah keringat dingin karena takut akan hasilnya yang tidak sesuai dengan ekspektasi ku. " Areta " panggil Bayu sembari menatap mataku dalam-dalam. Rasanya Jantungku Berhenti Berdetak selama beberapa saat bersamaan dengan keringat dingin yang terasa jelas di pelipis Ku "Nggak ya?" Tanya aku dengan keadaan yang sudah pucat pasi karena takut akan hasil yang tidak aku harapkan " kita bakal jadi orang tua " bisik Bayu tepat di telingaku. Seketika aku diam di tempatku berusaha memahami Bagaimana kondisiku " ini bohongan apa serius? "Tanya aku kepada Bayu Suamiku itu lantas tertawa kemudian menarikku ke dalam pelukannya, ia memelukku begitu erat hingga aku sendiri merasa kesulitan untuk bernafas " Aku serius ah Beneran deh " ucapku sekali lagi dengan berusaha mengambil hasil tes tersebut di tangan Bayu " aku nggak bakal berani buat mempermainkan kebahagiaan kamu jadi buat apa aku bohong " ucap Bayu sembari tetap memelukku Saat itu aku senang bukan main Karena untuk pertama kalinya dalam hidupku aku benar-benar akan menjadi seorang ibu Aku bahkan tidak menyangka dengan hasil tes itu rasanya terlalu bahagia untuk dijelaskan dengan kata-kata. Dan semenjak hari itu juga perhatian Bayu terhadapku semakin melimpah ruah tidak setitikpun aku menemukan celah dari dirinya dalam hal memperlakukanku sebagai seorang istri. Dia sempurna dan terlalu sempurna untukku sampai-sampai aku sendiri merasa bersalah karena sampai saat ini aku masih kerap kali memikirkan mantan kekasihku walaupun aku sedang mengandung anaknya. Berulang kali Bayu bertanya kepadaku Apakah aku masih mencintai Arta atau tidak Tentu saja aku berbohong aku berkata kepadanya bahwa aku sama sekali sudah tidak mencintai harta lagi padahal dalam lubuk hatiku yang paling dalam sudah jelas masih ada nama pria itu Yang Terukir jelas dalam hatiku Sabtu pagi di mana Hari yang biasanya aku habiskan bersama Bayu untuk saling bertukar cerita di dapur sembari menemaniku memasak tiba-tiba menjadi hari yang penuh dengan kemalasan Entah kenapa di awal kehamilan itu aku merasa tubuhku berasa kali hingga Aku malas untuk bergerak. Bayu tidak marah kepadaku ia memaklumi itu semua sampai-sampai yang menggantikan ku untuk memasak. Aku akui masakan Suamiku itu begitu nikmat sampai-sampai aku sendiri malu dibuatnya Karena rasa makanan yang dibuatnya lebih enak daripada rasa makanan yang aku buat. Padahal perlu kalian ketahui bahwa yang Bayu masa adalah hanyalah sebuah makanan sederhana yang pasti semua orang bisa melakukannya tapi rasa makanannya beda Bayu memiliki rasa makanan dengan cita rasa yang tinggi. "Kamu berulang kali Puji masakan aku tapi ternyata masakan kamu jauh lebih enak daripada apa yang aku masak gila sih " ucapku sembari melahap habis makanan yang dibuatkan oleh Suamiku itu " apaan sih bumil biasa aja kali " ucap Bayu sembari mengacak Rambutku pelan. aku yang terlalu bersemangat makan sampai-sampai tersedak karena begitu menikmati makanan tersebut. "Makannya pelan-pelan aja Sayang, Kalau kurang nanti aku masih bisa kok bikin kamu semua makanan yang kamu suka. kamu tinggal bilang apa aku bakal buatin" ucap Bayu sembari menyodorkan segelas air kepadaku "Habisnya enak banget sih" jawab ku sembari menghabiskan seluruh makanan yang masih tersisa di atas piring ku Setelah makan kami berdua beristirahat sebentar dan tiba-tiba Bayu mengajak untuk keluar berjalan-jalan katanya untuk menikmati hari libur kita. Sebenarnya aku sendiri agak malas untuk keluar rumah namun aku kasihan melihat ekspresi suamiku yang begitu bersemangat jadilah aku menuruti apa yang dia inginkan. Ternyata ia mengajak untuk menonton sebuah film romantis dan jujur ini adalah kali pertama kami menonton film bersama setelah menikah dan setelah bertahun-tahun putus. Rasanya begitu canggung karena sebelum-sebelumnya Arta adalah satu-satunya lelaki yang menemaniku ke bioskop selama bertahun-tahun lamanya dan sekarang tiba-tiba laki-laki yang menemaniku bukan warta lagi melainkan Bayu yang telah sah menjadi suamiku " kamu aneh banget tiba-tiba ngajakin aku nonton bioskop tapi nggak bilang-bilang " ucapku sembari berbisik kepada Bayu karena film telah dimulai dan aku takut mengganggu konsentrasi orang lain Suamiku itu terkekeh pelan " tapi kamu seneng kan "tanya Bayu sembari menatapku sekilas lalu ia kembali menatap beberapa cuplikan iklan di layar bioskop Aku mengangguk walaupun aku tahu ia tidak melihatnya. jadilah hari itu kami menonton film bersama. Film yang romantis namun tidak terlalu kunikmati karena aku malah fokus dengan beberapa banyak kenangan bersama Arta Yang kuingat di gedung bioskop ini. Setelah menonton Arta kembali mengajak untuk makan di sebuah restoran mewah di mall tersebut. Aku sendiri tidak menyangka mengapa ia memperlakukanku terlalu istimewa sementara aku hanya biasa-biasa saja dan cenderung cuek kepadanya. Kami makan bersama dan di saat lagi heningnya tiba-tiba Bayu bertanya kepadaku tentang ponsel baru yang lagi booming di kalangan anak muda di Indonesia. Aku menjawab dengan seadanya saja sebab ya aku memang mau namun untuk membeli ponsel dengan harga hampir puluhan juta rupiah aku memilih untuk tidak membelinya sebab pikir masih banyak keperluan lain yang bisa aku beli. Saat itu respon suamiku hanya biasa-biasa saja, ia mengangguk tanpa berkata apapun sementara itu aku juga hanya diam. Setelah makan ia mengajak untuk berkeliling Mall dan tiba-tiba ia menarikku kedalam sebuah toko ponsel dan membelikanku sebuah ponsel yang yang baru saja tadi ya tanyakan kepadaku. Demi apapun aku menolak ponsel tersebut Namun ia dengan keras kepalanya terus-terusan memaksaku agar aku mau dan yang apa boleh buat daripada kami harus berdebat di toko orang yang jadi lah kami mengambil dua satu untuknya dan satu untukku. " kan uangnya bisa buat lahiran"ucapku saat Bayu telah selesai membayar ponsel kami berdua Kemudian ia lantas tertawa sembari mengacak pelan rambutku "Kalau masalah uang lahiran itu semua udah aku siapin jauh-jauh hari bahkan sebelum kamu mau jadi istri aku Intinya kamu menikah dengan orang yang mapan" jawabnya sembari membanggakan dirinya sendiri
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN