Ragu

1420 Kata
" kamu serius ta mau kayak gini sama aku? " Tanya Artha kepada Areta sembari menatap dalam dalam mata gadis itu Sementara Areta berusaha kabur dari laki-laki yang pernah mengisi hatinya selama bertahun-tahun namun tentu saja Arta mencegatnya karena ini adalah kali pertama Arta bisa berbicara berdua dengan Areta. Areta tidak menjawab hanya diam jam sembari menatap dalam-dalam Arta hanya untuk memastikan bahwa apakah dirinya sudah bisa melupakan pria itu atau belum. Lama mencoba, Areta paham bahwa Iya belum sepenuhnya bisa melupakan pria itu. "See? Kamu gak bisa natap mata aku lama - lama kan? Itu artinya kamu masih cinta sama aku" Ucap Arta sembari tersenyum licik penuh kemenangan. Areta membalasnya dengan sebuah tatapan tajam yang terlihat sangat mengintimidasi Arta. Areta berusaha sekuat mungkin untuk tidak peduli dengan apa yang laki-laki itu Katakan namun ia mana bisa selama berapa bulan ia menahan dirinya untuk tidak berbicara dengan Arta namun kali ini mendengar suara Artha saja dapat membuatnya merasa begitu nyaman. Kekuatan cinta memang aneh itu ternyata Baru saja warta hendak berbicara lagi kepada Areta tiba-tiba Bayu muncul dari belakangnya kemudian ia menyingkirkan tangan warta ditangan Areta Bayu menatap dalam-dalam wajah Artha seakan-akan ia meminta pria itu untuk jauh-jauh dari calon istrinya " Yuk makan habis ini kita harus ketemu sama pihak catering buat nentuin makanan apa terus kita mau nyobain testernya Kapan gitu. " ucap Bayu kepada Areta sembari mengelus kepala gadis itu. Areta mengangguk kemudian ia menggenggam tangan Bayu seakan-akan ada yang ingin menyakitinya lalu Bayu membawa calon istrinya itu pergi dari sana menjauh dari Arta. Sementara pria itu hanya diam menatap tubuh Areta dan Bayu yang secara pelan-pelan tenggelam jam di balik lift Saat makan siang bersama mereka berdua hanya diam tidak ada percakapan diantara mereka padahal seharusnya mereka sedang membicarakan mengenai pernikahan mereka yang sudah tinggal menghitung Minggu saja. Baru saja Areta ingin memulai percakapan tiba-tiba Bayu membuka percakapan duluan ia memegang tangan calon istrinya itu kemudian ia menatap dalam-dalam mata Areta " kamu masih cinta sama Arta?" Tanya Bayu kepada istrinya. Areta langsung menggeleng tidak mengiyakan apa yang baru saja calon suaminya itu katakan Ya kalau diminta jujur memang Areta masih cinta kepada Arta tapi Jika ditanya Apakah ia masih ingin kembali kepada Arta tentu saja jawabannya tidak. " kamu mau balikan sama Arta?" Tanya Bayu Areta lagi-lagi menggeleng pertanda tidak akan pertanyaan calon suaminya itu. " Udah dong Kamu nanya kayak gitu nya kayak kamu ngeraguin aku banget aku udah milih buat nikah sama kamu ya berarti aku siap berumah tangga sama kamu berarti aku udah nggak mau berhubungan sama orang lain lagi nah itu kamu harus ngerti dong kalau aku udah kayak gitu jangan cuma gara-gara kamu lihat aku dicegat sama Arta malah bikin kamu mikir macam-macam udah ya jangan cuma mikir macam-macam lagi please percaya sama aku " ucap Areta sembari balas menatap mata calon suaminya itu. Seketika Bayu bernapas lega setidaknya Iya bisa menaruh Harapan pada calon istrinya itu Pernikahan Bayu dan Areta kini semakin dekat, segala hal telah mereka persiapkan dari gedung, hingga baju pengantin , bahkan seragam para braidsmaid mereka telah siap secara matang. Kini mereka hanya tinggal menghitung hari saja. Bayu sudah di pingit dan begitu juga dengan Areta. Mereka izin selama sepuluh hari lamanya, untuk di pingit dan beberapa hari setelah mereka menikah. Selama Areta di pingit ada banyak hal yang mengganggu pikiran gadis itu, seperti hal nya, apakah ia bisa menjadi istri yang baik untuk Bayu atau tidak, apakah ia bisa menjadi ibu yang baik untuk anak - anak mereka nanti, atau yang paling menakutkan untuk Areta adalah, apakah ia bisa bertahan dengan Bayu untuk selamanya dengan perasaan yang tidak di dasari cinta. Atau tidak sama sekali. Tentu saja ini bukan pernikahan yang Areta inginkan, bukan sama sekali. Areta tidak suka dengan hal - hal yang seperti ini. Dalam hidup Areta, ia selalu bermimpi tenang suatu pernikahan yang didasari dengan Cinta, dan tentu saja bukan seperti ini. Dulu Areta ingin sekali menimah dengan adat jawa sesuai dengan adat Arta. Namun sekarang, ia harus menikah dengan adat sunda, sesuai dengan adat nya dan juga Bayu. Sementara Bayu sendiri, ia agak sedikit ragu dengan pilihan yang ia ambil. Bukan karena ia takut untuk memulai pernikahan, bukan , bukan, sama sekali bukan. Yang membuatnya ragu adalah, apakah Areta dapat menerima nya seperti Areta menerima Arta? Itu yang memberatkan pikiran Bayu selama ia di pingit. Terlebih, tidak berkomunikasi dengan Areta semakin membuat Bayu merasa uring - uringan sekali. Entah ia rindu atau apa. Atau memang ia sedang di landa kegalauan entahlah, Bayu tidak tenang. Seakan tau dengan keadaan putra nya, Ibu Bayu datang menghampiri anak sulung nya itu, kemudian mengelus punggung Bayu selama beberapa saat hingga pria itu tersadar akan kehadiran ibu nya sendiri. Bayu segera menggeser tubuh nya agar bisa berdekatan dengan ibu nya. "Bu..." Ucap Bayu sembari menatap kedua bola mata ibu nya. "Mas, kamu mikirin apa? Kok kayak nya berat banget?" Tanya Ibu Bayu sembari tetap mengelus pundak putra nya dengan harapan, beban di pundak putranya itu dapat segera hilang Bayu menarik napas panjang, namun melepaskannya secara pelan, kemudian ia menatap mata ibu nya dan tersenyum "gapapa kok bu, sedih aja, harus ninggalin ibu. Rasanya baru kemarin Bayu inget, ibu nganter Bayu ke TK terus siang nya jemput Bayu dan kita selalu mampir buat makan di dekat kantor ibu, sekarang malah Bayu yang ninggalin ibu, padahal Bayu belum bener - bener bahagiain ibu, duh jadi sedih nih bu" ucap Bayu kepada ibu nya. Ia lantas mendapat pelukan dari ibu nya, tentu saja berat, tapi ia harus melanjutkan hidupnya sendiri. "Bu Bayu sama Areta bisa langgeng gak ya?" Tanya Bayu dengan nada suara yang begitu pelan. "Kok kamu nanya gitu?" "Nanya aja bu" "Kalau mau nikah tuh, nanya nya jangan macem - macem. Nanti jadi doa mas, kamu harus berucap yang baik - baik. Biar nanti jadi yang baik -baik juga." Ucap Ibu Bayu sembari menatap sendu mata putra nya. Bayu mengangguk. "Iya bu" jawab Bayu sembari tersenyum Tiga hari menjelang pernikahan, Areta telah sibuk dengan para sahabat - sahabatnya. Melakukan pesta lajang. Hal yang biasa di lakukan oleh Areta dan teman - temannya sebelum salah seorang dari mereka akan menikah. "Gak nyangka ya lo nikah nya sama Bayu, bukan sama Arta" Ucap salah seorang sahabat Areta yang sukses membuat Areta cemberut akan pernyataan sahabatnya itu. "Pelajaran nih buat lo pada, jangan kayak gua" jawab Areta Yang lain hanya tertawa mendengar jawaban Areta mereka tahu jelas bahwa sahabatnya itu belum 100% bisa move on dari Arta namun Ia hanya memaksakan diri karena ia ingin melanjutkan hidupnya ia tidak mau start dengan laki-laki yang salah, laki-laki yang tidak bertanggung jawab atas ucapannya sendiri. Pesta itu berjalan meriah hingga sore hari di mana mereka harus pulang ke rumah masing-masing. Saat Areta baru saja masuk ke dalam kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur yang empuk tiba-tiba ia menerima sebuah pesan dari Bayu. Pria itu tiba-tiba meminta waktu Areta untuk sekedar mengobrol melalui telepon. Areta nampak sedikit gugup sebab Sudah berapa lama ia tidak saling mengobrol dengan Bayu dan secara tiba-tiba pria itu mengajaknya untuk berbicara "Ta, aku mau ngobrol sebentar, boleh?" Tanya Bayu dari seberang telepon. Areta mengangguk walau tidak dilihat oleh calon suaminya itu. "Iya boleh Bayu" Jawab Areta. Bayu terdengar menarik napas panjang kemudian melepaskannya pelan pelan " Kamu apa kabar? Gimana Tadi acaranya sama temen-temen? Aku lihat di i********: kamu senang banget udah lama banget Aku nggak ngeliat kamu ketawa-ketawa lepas kayak gitu" ucap Bayu yang di sana sembari tersenyum sendiri menatap Cahaya Bulan dari balkon kamarnya " aku baik, Kalau kamu sendiri gimana? Tadi acaranya lancar aku seneng banget karena sahabat-sahabat aku pada ngumpul. Mereka baik banget karena udah ngeluangin waktu buat ketemu sama aku buat datang ke acara aku padahal aku tahu banget kalau mereka tuh sibuk " jawab Areta " aku juga baik " ucap Bayu " Jadi kenapa kok kamu tiba-tiba nelpon aku malam-malam gini? " " Enggak apa-apa aku cuma takut aja lupa sama suara kamu, lagian udah berhari-hari aku nggak denger suara kamu selain nggak dengar suara kamu dari instastory kamu itu " jawab Bayu yang berhasil membuat Areta tersenyum sendiri mendengar jawaban dari calon suaminya itu " Idih Jayus banget " ucap Areta Lama-lama mereka berbincang satu sama lain saling bertukar kabar dan juga informasi mengenai persiapan mereka akhirnya percakapan mereka harus berhenti tepat pada pukul satu dini hari sebab keduanya sudah mulai mengantuk dan juga Bayu sudah mulai ditegur Sebab mereka sebenarnya sedang dipingit namun mereka diam-diam melakukan percakapan melalui sambungan telepon. Setelah berbicara beberapa lama dengan Bayu tiba-tiba Areta tidak sabar menuju hari besarnya bersama Bayu, ia tidak sabar melihat dirinya sendiri di atas pelaminan, ia tidak sabar ia ingin tahu bagaimana nanti perasaannya saat ia berada di pelaminan dengan orang yang berbeda dari orang yang ia harapkan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN