Bab 2. Kekasih Penipu

1011 Kata
Jelita langsung menarik dress dan memeriksanya. Ia memang tak memakai celana dalam. Buru-buru ia mencuci tangan dan masuk kembali ke kamar lalu berputar mencari dan celana dalamnya terletak di dalam duvet. “Siapa yang udah ngelepasin celana dalamku?” tanya Jelita pada dirinya sendiri. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi semalam dan langsung kaget menutup mulut. Jelita spontan duduk di pinggir ranjang dan mengatupkan kedua pahanya bersamaan. “Uh, apa yang udah aku lakuin? Gak mungkin ... gak mungkin. Semalam pasti mimpi!” ucap Jelita menyakinkan dirinya sendiri. “Gak, semalam itu siapa?” Jelita jadi menggigit bibir bawahnya dan mencoba menenangkan diri. “Oke jangan panik! Apa dia pakai kondom semalam? Uh, aku ngelakuin apa sih! Oh Tuhan, kenapa jadi kayak gini!” Jelita makin uring-uringan dan memilih masuk lagi ke kamar mandinya. Ia langsung mencari pil kontrasepsi dan langsung menegaknya. Jelita tak mau ambil risiko untuk kehamilan yang tak ia ingin dari pria yang tak ia kenal. Setelahnya, Jelita langsung membersihkan diri. Meski ia tak sepenuhnya ingat, tapi Jelita tahu jika semalam seorang pria sudah melakukan sesuatu padanya. Hanya ia tak tahu apa yang terjadi padanya setelahnya. Setelah mandi dan rasa pusingnya makin berkurang, Jelita berjalan ke arah ranjangnya sambil membawa kertas note yang tertempel di cermin kamar mandinya. “Jupiter? Kayak nama planet! Siapa Jupiter?” gumam Jelita sambil membalikkan kertas itu. Ternyata tak ada catatan lain di sana. “Ugh!“ Jelita mencoba mengingat dan samar ia ingat jika semalam pria bernama Jupiter itulah yang mengantarkannya pulang. Jelita menghela napas dan rasanya masih tak ingin bekerja. Ia sedang patah hati dan ingin tetap ada di rumah saja. Mungkin lebih baik begitu. Jelita akhirnya menelepon untuk mengajukan cuti hari ini. Ia tak ingin keluar kamar. Lebih baik ia di dalam saja. Akan tetapi, pikiran Jelita berubah saat ia mendapatkan kiriman foto. Hati Jelita makin panas. Segera ia bersiap pergi ke rumah pria yang memutuskan pertunangan dengannya kemarin begitu saja. Dengan penampilan seksi dan langkah tergesa, Jelita menggedor pintu dan membunyikan bel secara beruntun. Ia tak dibukakan pintu tapi terus-menerus memencet bel. Tak sabar, akhirnya ia melakukan hal yang sudah dijanjikan tak akan dilakukan yaitu melanggar privasi. Jelita menerobos dengan memasukkan password dan langsung masuk ke dalamnya. Ia langsung menuju ke kamar dan harus berhenti dengan hati terluka. Kekasihnya tengah bermesraan dengan seorang wanita. Samuel tampak habis bercinta dan kaget saat melihat Jelita datang. Ia berdiri dan keningnya mengernyit kesal. Sedangkan Jelita menatapnya dengan marah, kesal sekaligus kecewa. “Jelita? Ngapain kamu datang ke mari? Gimana caranya kamu bisa masuk?” hardik Samuel pada Jelita. Jelita mendengus dengan senyuman sinis dan menggelengkan kepalanya. Ia tak percaya jika kekasihnya memang berselingkuh darinya selama ini. “Kamu bener-bener tega sama aku! Kamu selingkuh di belakangku!” pekik Jelita menaikkan suaranya. Ia sudah mulai menangis dan sangat kecewa. Matanya melihat bergantian pada pria yang seharusnya menjadi calon suaminya dan wanita selingkuhan yang tengah berjalan pada pria itu. “Who’s she?” tanya wanita itu. “Uhm ... dia ... Jelita Tarigan. Yang aku ceritakan.” Samuel malah memperkenalkan Jelita seolah ia adalah orang asing. Jelita jadi makin membuka mulutnya tak percaya dengan kenyataan jika pria yang akan ia nikahi begitu b******k. Tak ada penyesalan sama sekali di wajahnya. Ia santai saja menghadapi masalahnya dengan Jelita. Wanita itu mengangguk pelan dan sedikit menyeringai sinis lalu menyisiri penampilan Jelita dari atas hingga bawah. “Oh, yang ini orangnya? Hhm!” sahutnya sinis menambahkan. “Kamu berselingkuh dari aku, Samuel!” pekik Jelita makin tak tahan. Pria yang dipanggil Samuel itu berdecap kesal dan mengibaskan tangannya ke udara. “Udah deh. Aku selingkuh dari mana coba? Kita udah putus! Ngapain sih kamu terus kejar-kejar aku!” hardik Samuel mengeraskan suaranya pada Jelita. Jelita dengan kesal mengentakkan kakinya dan ia jadi makin kesal. “Gak! Kita belum putus. Kapan kamu putusin aku? Kamu gak bisa seenaknya memutuskan hubungan kita! Kita akan nikah Sam!” pekik Jelita tak mau kalah. Pertengkaran itu kembali terjadi di antara Samuel dan Jelita. Samuel tak mau mendengar apa pun yang dijelaskan oleh Jelita. Ia mulai mengusir Jelita keluar dari apartemennya. “Lebih baik kamu pulang dan jangan ganggu hidupku lagi! Aku udah bosan sama tingkah kamu yang seperti anak kecil manja!” bentak Samuel makin menyakiti Jelita dengan kata-katanya. Jelita langsung menggelengkan kepalanya. Ia terlalu mencintai Samuel dan sudah menyerahkan segalanya yang ia miliki untuknya. Tapi kenapa pria itu malah meninggalkannya. “Jangan gini, Sam! Kamu gak bisa memperlakukan aku seperti ini!” Jelita mencoba untuk meluluhkan Samuel dengan merayu dan memegang lengannya. Samuel langsung menepis tangan Jelita dari lengannya. Ia tak ingin lagi berhubungan dengan Jelita yang cantik. Baginya ia sudah bosan dengan Jelita, toh masih banyak yang jauh lebih cantik. “Udah deh, kamu pergi aja dari sini!” usir Samuel tanpa hati sama sekali. Jelita tak mau menyerah. Ia sudah didorong ke arah pintu oleh Samuel tapi Jelita melepaskan diri dan terus memohon untuk hubungannya yang sudah tak bisa lagi diselamatkan. “Please Sam, aku cinta banget sama kamu! tolong jangan tinggalin aku seperti ini! Aku sudah nyerahin semuanya buat kamu kan! Kenapa kamu gak mau tanggung jawab?” Samuel mendorong Jelita sampai ia terjatuh ke lantai dan mendengus sinis. “Kamu minta aku tanggung jawab apa? Untuk malam itu saat kita berhubungan? Kamu juga bisa ngelakuinnya sama cowok lain, aku gak peduli. Yang jelas aku gak mau lihat kamu datang dan cari aku lagi. Pergi!” usir Samuel pada Jelita tanpa belas kasihan sama sekali. Jelita bangun dari lantai dan masih berusaha untuk mendapatkan hati Samuel kembali. “Sam, aku cinta banget sama kamu. Please, jangan putusin aku kayak gini!” rengek Jelita dan itu makin membuat Samuel begah. Ia mendorong Jelita sampai ke depan pintu. “Kamu control freak! Lihat yang kamu lakuin! Kamu gak malu ya nerobos masuk ke apartemen orang lain! Kalo bukan karena aku kasihan sama kamu, aku uda lapor polisi!” Pintu langsung ditutup dan dibanting oleh Samuel. Pintu otomatis terkunci saat Jelita menggedor serta memukul pintu sambil memanggil nama Samuel. “Sam ... Samuel buka pintunya! Jangan tinggalin aku!”.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN