bc

Pacar Sewaanku Ternyata Biliuner

book_age18+
190
IKUTI
4.1K
BACA
one-night stand
HE
boss
drama
bxg
city
polygamy
addiction
like
intro-logo
Uraian

"Maukah kamu tidak pergi?" desah Jelita dengan bisikan lembut.

"Apa kamu tahu siapa aku?" tanya Jupiter dengan suara bariton yang rendah.

"Lakukan yang kamu mau lakukan. Sentuh saja aku."

***

Tak terima pertunangannya diputuskan sepihak, Jelita Tarigan memiliki ide untuk menyewa seorang pacar agar mantan tunangannya Samuel Arson cemburu lalu kembali padanya. Pria yang disewa Jelita adalah seorang gig*olo bernama Jupiter King. Jupiter setuju dibayar selama satu minggu untuk menjadi pacar sewaan sekaligus untuk memuaskan nafsu. Jupiter tak keberatan dan melakukan banyak cara untuk membuat Jelita mau tidur dengannya. Sedangkan Jelita tak menyadari jika ia sedang dimanfaatkan oleh Jupiter sebagai teman tidur. Saat keduanya memiliki perasaan satu sama lain, Samuel kembali untuk merebut Jelita dan menjatuhkan Jupiter. Sampai akhirnya terkuak siapa sesungguhnya Jupiter King.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Teman Kencan Misterius
"Gendong aku ke dalam!" gumam Jelita dengan suara menyeret sensual karena mabuk berat. Jupiter sempat tertegun sejenak memperhatikan mata indah Jelita yang memancarkan gairah yang bisa dilihat oleh Jupiter sebagai pria. Tanpa ragu, Jupiter lalu menggendong Jelita masuk ke kamar yang ia duga adalah kamar utama. Jelita tergelak dan meracau sendiri saat Jupiter meletakkan Jelita di atas ranjang king size yang ada di depan dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan malam New York yang luar biasa. Awalnya, Jupiter hanya ingin menolong dan langsung pergi dari sana, tapi begitu punggung Jelita menyentuh ranjang yang lembut, ia kembali melingkarkan tangan di pundak Jupiter dan menariknya. Desah napasnya membuat Jupiter tetap berada di posisinya sambil menatap wajah cantik namun sensual milik Jelita yang tak dikenalnya. Sekilas bayangan mantan tunangannya─Putri sempat mampir dan mengusik tapi Jupiter membuangnya. Putri bukan lagi kekasihnya, jadi yang ia lakukan sekarang adalah hal yang wajar. "Maukah kamu tidak pergi?" desah Jelita dengan bisikan lembut yang membuat Jupiter terpaku. Jupiter menaikkan ujung bibirnya dan mulai tersenyum. "Apa kamu tahu siapa aku?" tanya Jupiter dengan suara bariton yang rendah. Jelita tampak sedih tapi ia tersenyum. Dari balik cahaya temaram, wajahnya berkilau dan cantik. "Lakukan yang kamu mau lakukan. Sentuh saja aku," gumam Jelita dengan gairah di matanya. Jupiter masih memandang mata lalu turun ke hidung dan bibirnya yang sangat menarik. "Aku tidak bawa kondom!" Jelita terkekeh tapi Jupiter membalas tersenyum. "Aku punya pilnya. Sekali saja!" bisiknya benar-benar menggoda. Tangan Jupiter lantas meraih tangan Jelita yang melingkar di pundaknya lalu menggenggam dan menciumnya. "Apa ada yang menyakitimu?" Jelita mengangguk pelan. Jupiter mendekat lagi separuh menindih. "Begini saja, aku akan memberi kepuasan padamu. Kita lihat apa kamu akan menyukainya." Jupiter berbisik dan Jelita tersenyum lalu menggigit bibir bawahnya dan mengangguk setuju. Jupiter lalu menciumi tangan cantik Jelita sebelum langsung turun ke bawah dan tersenyum nakal sambil mengedipkan mata. Jupiter melepaskan mantel dan jasnya lalu separuh melemparkannya ke salah satu sofa di kamar tersebut. Di depannya, ada seorang wanita cantik dan seksi tengah melenguh dengan sikapnya yang benar-benar membuat Jupiter penasaran sekaligus panas. Setelah membuka kancing di pergelangan tangannya, ia mulai maju dan menciumi lutut wanita itu. Jupiter bahkan tak tahu siapa nama wanita yang akan ia puaskan. Rasanya itu tak penting diketahui. Mata Jupiter tetap liar memandang Jelita yang masih memakai dress putih seksi. "Uhh ...." Jelita melenguh dengan lembut dan makin menggelitik gairah Jupiter yang semakin naik. Ciumannya pindah dari lutut ke paha dan semakin naik. Sedangkan tangannya dan jemarinya membelai betis Jelita dengan lembut dan gairah yang tak tertahan. Jupiter mulai menjilat lalu menyeringai dan semakin sedikit agresif menggigit kulit paha mulus Jelita yang mulai menggelinjang karena ciuman basah yang diberikan padanya. "Uh, sentuh aku," desahnya memberi ijin pada Jupiter untuk memuaskannya. Jupiter memang gila tapi ia tak cukup gila untuk langsung mengobrak-abrik semuanya. Ia sedang b*******h dan masih marah tentang yang terjadi padanya. Mungkin sentuhan intim bisa menjadi obat baginya malam ini. Wanita yang tengah bersamanya terlalu cantik untuk dilewatkan begitu saja. Kedua tangan Jupiter menarik ke atas ujung rok di atas pertengahan paha agar ia bisa melihat pakaian dalam apa yang dikenakannya. Dan sebuah kejutan jika Jelita itu ternyata menggunakan G String yang seksi dan begitu menggoda untuk dilumat isinya. "Aku suka warnanya," goda Jupiter dan Jelita jadi terkekeh kecil. Ia sedang mengantisipasi apa yang akan dilakukan Jupiter. Sambil menatap Jelita seakan ia ingin memakan dengan gigitan lembut di atas permukaannya. Jelita makin tak sabar dan menekukkan lehernya ke belakang. Sikap tubuhnya membuat Jupiter jadi makin bersemangat. Caranya menggoda membuahkan hasil yang setimpal. Jupiter kemudian melepaskan pakaian dalam itu dengan satu tangannya lalu menciuminya di depan wanita tersebut sambil menyeringai nakal. Wanita itu makin b*******h dan menyerahkan diri sepenuhnya pada pria yang tak ia kenal itu. Jupiter tak membuang waktu untuk menikmati sensasi lengas yang bercampur dengan wangi seperti strawberry atau cherry, entahlah. Jupiter tak peduli. Rasanya enak dan ia sudah begitu lama tak pernah merasakan sensasi seperti itu. Lenguhan demi lenguhan terdengar bersahutan dari Jelita yang tengah dipuaskan oleh Jupiter. Jupiter yang awalnya hanya ingin bersenang-senang, ia pun jadi ikut larut dan benar-benar menikmati setiap sensasi dari tahapan yang ia temui. Wanita ini berbeda. Membuatnya panas, b*******h dan bahagia di saat yang bersamaan. Siapa dia? Hati Jupiter sempat bertanya saat lidahnya tengah sibuk mengecap. Tapi semua ditepis oleh nafsu birahinya yang makin tinggi. "Aaaaahhhh!" Jelita memekik sambil menarik seprai karena sensasi akan naik puncak yang sedang ia alami. Jupiter tak melepas sama sekali. Dari menghisap sampai menggigit pelan, Jupiter pun mengejar hasratnya yang ikut naik. Kala Jelita mengejar sensasinya yang naik bersamaan untuk kedua kali, Jupiter tak tahan lagi dan ikut menyembur dari balik celananya. Matanya terbuka beberapa saat kemudian dengan separuh wajah basah oleh cairan kenikmatan yang membuatnya terengah. Ia tak pernah mengalami hal seperti ini. Sedang bertanya dalam pikirannya, Jupiter sedikit bangun lalu melihat kondisi si Jelita yang sudah tertidur dengan sisa desahannya. Jupiter bangun dan sedikit merasa aneh. Ia melihat celananya dan benar saja, ada bercak basah di bagian depan. "Damn it!" sungutnya kesal. Jupiter berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setidaknya ia harus mencuci muka. Usai membersihkan wajah dan tangannya, Jupiter melihat ke sekitarnya. Semuanya tampak sangat rapi dan wangi. Seperti kamar hotel di presidential suite. Jupiter mengambil sebuah handuk bersih dan mengeringkan wajah serta lengannya sambil berjalan kembali ke dalam. Lucunya Jelita sudah berbaring menyamping dan tidur. Ia masih tidur dengan dress yang sama. Jupiter mendengus tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia menghela napas dan akhirnya duduk di salah satu sofa yang menghadap pada balkon. Pemandangan New York di malam hari membuat Jupiter setidaknya melamun untuk menenangkan diri sesaat. Saat ia tengah melakukan hal seperti tadi, tak ada siapa pun dalam pikirannya termasuk tunangannya. Entah mengapa ia begitu menikmati sensasi yang ia berikan untuk Jelita. Padahal Jupiter tak mengenalnya. Cukup dua jam ia duduk di sana, sampai ia sadar sudah meninggalkan mobil di bawah terlalu lama. Jupiter pun berniat pergi tapi ia memutuskan untuk menulis sebuah pesan di catatan kecil yang ia tempelkan di kaca kamar mandi. Setelahnya Jupiter menyelimuti Jelita yang membuat gairah prianya naik malam ini. Ia tersenyum dan keluar dengan jas yang ia lingkarkan di lengannya. Keluar dari bangunan apartemen itu, ia berjalan menuju parkiran dan langsung masuk ke mobil itu. Anggota Golden Dragon yang menjadi sopirnya bahkan sudah ketiduran karena menunggu terlalu lama. "Maaf!" ucap Jupiter singkat sambil tersenyum. Pria itu hanya bisa mengedikkan bahunya dan mengantarkan Jupiter pulang pukul tiga dini hari. Keesokan harinya, Jelita terbangun dengan kepalanya sangat pusing. Ia lalu meremas duvet yang menyelimutinya dan ia mulai menggeliat lalu memegang kepalanya. “Uh, kepalaku!” keluh Jelita sambil terus berusaha membuka matanya. Ia paling benci hangover yaitu gejala pasca mabuk berat. Kepala pusing dan sakit adalah yang paling umum. Jelita rasanya ingin muntah dan ia terpaksa merangkak dari ranjang ke kamar mandi untuk muntah. Rasanya begitu mual. Setelah muntah dan mengeluarkan sisa alkohol yang masih ada di perutnya, perasaannya sudah jauh lebih baik. Jelita duduk di pinggir bath tub kamar mandi dan mengurut kepalanya. Ia pun mencuci muka dan melihat dandanannya yang tak sempat di bersihkan semalam. Jelita lalu mengernyit kala melihat sebuah kertas berwarna kuning tertempel di sana. “Namaku Jupiter, terima kasih untuk semalam. Kamu cantik!” baca Jelita sambil mengernyit tak mengerti. Memangnya apa yang terjadi semalam? Jelita masih tak bisa berpikir dengan baik. Ia menggeleng tak peduli dan lebih peduli pada kepalanya yang pusing dan tak bisa berpikir dengan baik. Jelita jadi kesal dan masuk ke toilet untuk buang air kecil. Saat ia hendak melepaskan celana dalam, Jelita terhenyak. Ke mana perginya celana dalamnya?

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook