Jupiter melepaskan napas panjang dan tampak kecewa. Ares yang semula masih berpacu jantung karena mimpi buruknya kini jauh lebih baik. Ia menunduk dan tangan Jupiter kemudian meremas pundaknya. “Lo yakin gak apa?” tanya Jupiter kini mengalihkan lagi perhatiannya pada sang adik. Ares menoleh pada Jupiter dan mengangguk sekedarnya. “Yakin?” Jupiter masih tak yakin. Ia mendekat lalu merangkul pundak Ares lagi. Ares terus mengusap wajahnya beberapa kali mencoba mengusir rasa capek dan ngantuk yang tidak ia mengerti. “Gue gak apa, Pit.” Ares menyebut pelan. “Res, liat gue!” Jupiter memegang wajah Ares memalingkannya padanya. “Lo harus ke dokter, lo kurang istirahat dan tidur. Gue gak mau terjadi apa pun sama lo gara-gara masalah Elliot yang bunuh diri. Ngerti?” pinta Jupiter berharap sang