18. Ultimatum Dhika

2115 Kata

“Ma, Mama pernah atau enggak, baru merem dikit udah langsung mimpi?” tanyaku ketika melihat Mama mulai keenakan dipijit. Mumpung aku pulang, hari ini Mama mengajakku ke salon. Aku jelas mau karena sudah pasti Mama semua yang bayar. “Pernahlah! Kadang mimpi jatuh. Tiba-tiba gerak dan kebangun.” “Oh, iya juga. Kalau mimpi yang lain, Ma?” “Ya pernah juga, tapi Mama lupa mimpi apa aja. Emangnya kenapa?” Mata Mama terbuka, lalu menatapku. Saat ini kami sama-sama tengkurap di atas ranjang mini yang disiapkan oleh salon. Punggung kami sedang dipijit dan diolesi minyak khusus yang terasa menenangkan. “Semalam aku mimpi agak aneh, Ma. Pas aku bangun, ternyata aku baru tidur lima belas menitan. Tapi di mimpinya kaya sekejap. Cuma beberapa detik, gitu.” “Biasa, itu. Mimpi apa, memangnya?” “Adal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN