“Ve, ada apa?” tanya Jordan bingung.
Ketika lelaki berwajah datar itu mulai bersuara berarti Jordan sudah beberapa melihat keanehan yang terjadi pada Evelina. Membuat Reyhan dan Zafran yang melihatnya langsung terdiam penuh.
Sedangkan Evelina yang semakin mencurigakan sejak datang ke sini pun tidak mempunyai pilihan lain. Gadis itu benar-benar tidak bisa menahan diri akan kedatangan nonik belanda yang benar-benar mengejutkan. Hantu berwajah pucat dengan tinggi semampai itu benar-benar datang dan pergi secara tiba-tiba membuat Evelina harus menyesuaikan diri agar tidak mengundang banyak kecurigaan.
“Enggak apa-apa, gue cuma ngerasa aneh aja di sini,” jawab Evelina tetap menatap lurus sembari memperhatikan nonik belanda tersebut mulai tersenyum lembut yang terlihat sangat anggun nan cantik.
Tanpa sadar Evelina ikut tersenyum sembari melanjutkan langkah kakinya ke arah yang lain membuat tiga lelaki di belakangnya mengernyit bingung. Namun, mereka tidak mempunyai pilihan lain, selain mengikuti gadis itu pergi.
Di saat Evelina memimpin jalan, tiga lelaki yang dipimpin oleh Jordan pun mulai saling berbisik satu sama lain. Entah kenapa mereka merasa sedikit aneh dengan sikap Evelina yang sesekali menatap ke arah lain tajam, lalu kembali seperti biasa. Membuat Zafran yang selama bertahun-tahun menjadi sahabatnya pun mulai merasa asing, seakan di hadapannya bukanlah Evelina yang ia kenal.
“Zaf, lo yakin dia benar-benar Eve? Kok gue ngerasa sedikit aneh, ya?” tanya Reyhan berbisik sembari memeluk sahabatnya dari belakang dengan merangkul bahu lelaki itu erat.
“Jangankan lo baru kenal dia, gue yang bertahun-tahun aja mulai ngerasa dia bukan Eve,” jawab Zafran mengembuskan napasnya pendek.
“Ini mungkin perasaan gue atau memang kenyataan, Eve dari awal di sini juga udah aneh, Zaf. Bahkan semakin aneh saat kita ke sini,” sahut Jordan membuat perhatian keduanya langsung terdiam menyimak dengan penuh.
Seketika ketiganya pun memberhentikan langkah secara bersamaan. Mereka semua terlihat ragu untuk mengikuti Evelina, sebab semakin langkah gadis itu masuk membuat Reyhan menarik jaket dua sahabatnya sembari menggeleng pelan.
Sedangkan Evelina yang sibuk memastikan jalan di depannya aman, tiba-tiba ia merasa tidak ada suara dari belakang membuat gadis itu langsung menghentikan langkahnya. Kemudian, membalikkan tubuh dengan kening berkerut bingung memperhatikan tiga lelaki tampan di belakang kompak menatap dirinya bingung.
“Apa yang kalian lihat? Ayo, kita harus bergegas!” ajak Evelina menghentikan kakinya sedikit tidak percaya melihat The Handsome Guy seperti seorang perempuan.
Dengan langkah ragu, The Handsome Guy pun menuruti perkataan Evelina. Ketiganya meringis pelan sembari memperhatikan dengan sedikita aneh membuat gadis itu berkerut bingung.
“Kalian bertiga kenapa?” tanya Evelina. Ia tidak merasa takut karena ketiganya tampak biasa saja, tetapi sikapnya benar-benar menimbulkan banyak tanda tanya membuat Evelina sedikit aneh.
Zafran yang merasa tidak tahan pun langsung membalikkan pertanyaan. Lelaki itu benar-benar penasaran dengan keanehan yang selama ini terjadi pada Evelina.
“Lo kenapa, Ve?”
“Hah? Kenapa sama gue?”
Keadaan pun menjadi canggung dengan tiga lelaki itu mulai mencurigai keanehan Evelina semakin besar dibandingkan ketika di sekolah. Mungkin hanya ketiga berada di rumah gadis itu benar-benar lepas menjadi dirinya sendiri. Namun, tidak ketika berada di luar seakan ada sesuatu yang ditutupi dengan rapat.
“Eve, lo semakin aneh ketika datang ke sini. Mungkin kalau di sekolah kita masih bisa paham lo enggak bisa ketemu banyak orang, tapi di alam seperti ini lo malah semakin aneh. Wajar enggak sih kita khawatir. Sebenarnya apa yang sedang lo tutupi selama ini?” tutur Zafran tidak bisa menahan diri lebih lama. Ia membutuhkan penjelasan dari sahabatnya sendiri.
Sejenak Evelina terkejut mendengar penuturan Zafran yang seakan memang benar-benar menahan diri sejak lama. Lelaki itu bahkan tidak menutup kemungkinan mempertanyakan semua yang mengganjal di hatinya. Membuat Evelina merasa sedikit tidak enak telah membohongi lelaki itu sejak lama.
Saat Evelina hendak menjawab perkataan Zafran, tiba-tiba dari kejauhan gadis itu melihat bayangan nonik belanda yang terlihat menggeleng ke arahnya. Mengkode pada Evelina belum saat menjawab perkataan Zafran, walaupun tidak menutup kemungkinan lelaki itu akan semakin gencar.
“Gue belum bisa jawab sekarang, Zaf. Kita harus segera turun,” ujar Evelina dengan nada lemah dan kembali melanjutkan perjalanannya membuat perasaan The Handsome Guy semakin dibuat curiga.
Melihat Evelina yang mungkin tertekan akibat pertanyaannya, Zafran pun merasa bersalah. Lelaki itu mengembuskan napas panjang dan kembali mengikuti langkah sahabatnya dari belakang. Sesekali ia menoleh ke arah nonik belanda yang ternyata sudah menghilang.
Tempat yang menjadi tujuan mereka pun akhirnya sampai dengan selamat. Terlihat pos kecil dengan sebuah kotak berwarna cokelat yang cukup besar membuat Evelina berlari kecil menghampirinya, lalu mengernyit bingung.
“Kotaknya di kunci, kita harus menyelesaikan teka-teki yang ada di sini,” celetuk Evelina menunjuk ke arah papan kosong di hadapannya.
Jordan yang memiliki tingkat kepintaran di atas rata-rata pun langsung mengajukan diri dan menatap pertanyaan logika di hadapannya. Lelaki itu terlihat mengernyit dalam, sebelum akhirnya memasukkan kode kunci yang terpasang sempurna di kotak.
Dan benar saja jawaban Jordan pun membuahkan hasil yang memuaskan membuat Evelina tersenyum senang, lalu membuka kotak tersebut berisikan sebuah empat pajangan kecil dengan bagian ujungnya bertuliskan nama masing-masing dari mereka.
Sebuah pajangan berbahan kayu yang berisikan gambar tema hiking tahun ini membuat Evelina tersenyum senang. Tanpa sadar gadis itu benar-benar merasa senang melihat hadiah dari Bu Liane dan Pak Han yang memberikan hadiah sesuai dengan permintaan.
Dulu sebelum melakukan hiking, kelas 11 IPA 2 sempat meminta hadiah dari permainan yang berguna untuk mereka. Karena selama ini setiap melakukan permainan, tidak pernah sekalipun diberikan hadiah yang benar-benar bisa dipajang untuk kenangan.
Namun, kali ini hadiah pajangan membuat Evelina dan The Handsome Guy tersenyum senang. Mereka berempat pun langsung memasukkannya ke dalam tas, lalu kembali menatap ke arah peta yang berada di tangan Evelina.
“Habis ini ke mana lagi, Ve?” tanya Zafran menatap gadis yang berada di sampingnya.
“Tinggal satu tempat lagi. Sepertinya ini tempat yang harus kita tempatkan bendera ini,” jawab Evelina memperlihatkan pos terakhir.
Awalnya The Handsome Guy sempat tidak percaya melihat Evelina mencari jalan singkat untuk segera sampai dibandingkan mengikuti yang ada di peta. Entah tahu dari mana Evelina bisa mencari jalan singkat. Padahal gadis itu sama sekali belum pernah datang ke sini.