Kembalinya Excel Aliando

1287 Kata
Sebuah pesawat pribadi telah mendarat dengan mulus di Bandara Internasional, mengnatarkan seornag penguasa muda yang sangat menawan. “Dunia ini adalah surgaku.” Seorang pria tampan berdiri di pintu Pesawat pribadi. Ia membentangkan tangan, memejamkan mata menghirup udara yang berhembus lembut menyentuh wajahnya. “Aku kembali Elen.” Excel tersenyum sinis mengingat wajah cantik wanita yang telah menolak dirinya di depan umum. Setelah menyelesaikan kuliah pria itu pergi keluar negeri untuk menjalankan bisnis keluarga dan menjadi pengusaha sukses di usia masih sangat muda. Kembali ke Negara asal untuk membalas dendam atas penghinaan yang ia dapatkan ketika masih kuliah. Excel melangkahkan kakinya dengan gagah menuruni tangga pesawat dan berjalan menuju sebuah mobil mewah yang terparkir di depan pintu keluar. Seorang sopir dan sekretaris pribadi telah menunggu di depan pintu mobil. “Silahkan Tuan Muda.” Sopir membukakan pintu untuk Excel. “Apa kabar Tuan Muda Excel?” Seorang wanita cantik dan seksi duduk di samping Excel. “Berikan data tentang Elena!” Excel menatap tajam pada sekretaris pribadinya. “Baik Tuan.” Wanita itu segera menyerahkan sebuah Tab yang menampilkan apa yang ia minta. “Pemilik Bank Global.” Excel tersenyum. “Kamu semakin cantik dan matang.” Excel menatap foto Elen yang sedang tersenyum. “Apakah perusahaan kita bekerjasama dengan Bank Global?” Excel menyerahkan kembali Tab pada sekretarisnya. “Tidak Tuan, Bank Global hanya bekerjasama dengan perusahaan kelas menengah.” Sekretaris itu terus memandang wajah tampan Excel. “Hmm.” Excel mengendurkan ikat dasinya. “Tuan Anda mau kemana?” tanya Sopir pelan. “Antarkan aku kerumahku.” Excel membuka dasi dan Jasnya. “Kamu pindah duduk di depan!” Excel melirik sekretaris yang terlihat seperti w************n memamerkan bentuk tubuh seksi dan itu memuakkan, pria itu sudah sangat bosan melihat tubuh yang terekspose dengan mudahnya. “Baik Tuan.” Wanita itu segera keluar dari mobil dan pindah kedepan. Mobil melaju dengan kecepatan sedang mengantarkan Excel pada rumahnya yang sangat mewah dan megah. “Kalian kembalilah ke Perusahaan!” Excel keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam istananya. “Selamat datang kembali Tuan Muda.” Beberapa pelayan menyambut Excel di depan pintu, pemuda itu melemparkan jas dan dasinya pada seorang pelayan laki-laki. “Tidak ada yang berubah.” Pria paruh baya itu tersenyum. “Paman, aku mau tidur.” Excel berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. “Baik Tuan Muda.” Paman Roli mengikuti Excel dari belakang menaiki tangga menuju kamar, ia menggantungkan jas pada tempatnya. “Saya permisi Tuan Muda.” Paman Roli keluar dari kamar dan menutup pintu. Excel membuka kemeja yang ia gunakan dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersikan dan menyegarkan tubuh sebelum ia beristirahat. Pria itu menatap tubuh seksinya di depan cermin dan tersenyum mengingat pembalasan dendam yang akan ia lakukan pada wanita sombong bernama Elena Sanjaya. Excel keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan baju handuk, ia menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur besar dan empuk, membuka media dari ponsel memandang foto seorang wanita dengan kemeja rapi dan celana panjang begitu elegan tersenyum manis penuh wibawa. “Kamu terlahir cantik dan cerdas hanya saja mulutmu sangat tajam hingga mampu melukai diriku.” Excel tersenyum, ia memejamkan mata hingga larut dalam tidur. Ingatan tentang penolakan dan rasa malu yang Elena berikan padanya selalu hadir dalam mimpi Excel menyiksa setiap tidur malam dan siangnya. “Ah, sial.” Excel duduk di tepi tempat tidur. “Wanita itu benar-benar menyiksa diriku untuk waktu yang lama, aku akan membalaskan semua ini dengan membuat tidurmu tidak tenang.” Excel beranjak dari tempat tidur dan berganti pakaian, menuruni tangga kamar berjalan menuju ruang makan. “Tuan Muda, apakah anda tidak bisa tidur?” tanya Paman Roli melihat wajah kusut Excel duduk menghadap meja yang dipenuhi makanan. “Ya, wanita itu masih terus mengacau tidurku.” Excel mengambil makanan. “Karena Anda terus memikirkan dirinya sehingga tersimpan pada alam bawah sadar.” Paman Roli tersenyum. “Aku memikirkan dirinya untuk balas dendam.” Excel menatap tajam pada paman Roli. “Silakan menikmati makan siang Anda.” Paman Roli tersenyum dan meninggalkan Excel sendirian di ruang makan, agar pria itu bisa menikmati makan siangnya. Excel menyelesaikan makan siang dan berjalan menuju halaman belakang duduk santai di pinggir kolam renang, menghubungi Diego agar segera datang kerumahnya, ia mau mengadakan pesta kecil. Tidak butuh waktu lama panggilan di terima oleh sahabatnya. “Halo Excel, apa kamu sudah dirumah?” tanya Diego lembut menerima panggilan. “Bisakah kamu datang kerumahku?” tanya Excel. “Kapan, jika sekarang aku tidak bisa.” Diego melirik wanita cantik di depannya yang sedang fokus bekerja. “Apa kamu sedang bekerja?” tanya Excel. “Ya, aku sedang rapat dengan nona muda yang butuh bantuanku.” Diego tersenyum. “Diego, apakah perusahaan ini cocok untuk bekerjasama dengan Bank Global?” Suara lembut Elena dapat didengar Excel. “Tentu saja Elen, prospeknya sangat bagus.” Diego tersenyum. “Excel, aku akan menemui dirimu jika pekerjaanku telah selesai.” Diego memutuskan panggilan. “Apa mereka berdua berpacaran?” Excel mengepalkan tangannya dan segera menghubungi Erick. Pria yang menjadi asisten pribadinya segera meluncur menuju rumah mewah bos Excel. “Selamat siang Bos.” Erick berlari kearah Excel yang sedang bersantai di pinggir kolam renang. “Apakah Diego dan Elen berpacaran?” tanya Excel. “Tidak Bos, mereka hanya rekan kerja.” Erick duduk di samping Excel. “Sejak kapan?” tanya Excel. “Sejak Nona Elen menjalankan bisnis Mamanya dan Diego membantunya.” Erick memakan buah segar yang ada di meja Excel. “Ah Bank Global hampir bangkrut.” Excel tersenyum. “Benar Tuan dengan kemampuan Nona Elena dalam menyelesaikan masalah dan dukungan dari Diego sekarang Bank Global kembali bangkit dan sukses mencapai Bank dunia.” Erick menyerahkan berkas pada Excel. “Apakah ini data kehidupan pribadi Elen?” Excel mengambil berkas dari tangan Erick. “Benar Bos, sangat detail hingga keakar-akarnya.” Erick beranjak dari kursinya. “Bagaimana dengan Perusahaan Sanjaya, bukankah Elena mengirimkan proposal kerjasama?” Excel menatap tajam pada Erick. “Itu Alena bukan Elena.” Erick tersenyum dan mengedipkan matanya. “Tapi proposal itu atas nama Elena.” Excel menarik tangak Erick dan kembali duduk. “Karena empat puluh persen perusahaan Sanjaya milik Elena.” Erick menatap Excel. “Siapa Alena?” tanya Excel yang hampir tidak tahu apapun selama ia berada di luar negeri. “Anak dari Tuan Sanjaya dengan selingkuhannya.” Erick berbisik di telinga Excel. “Apa mereka mirip?” tanya Excel pemasaran. “Bagaikan bumi dan langit bos.” Erick beranjak dari kursi. “Kamu mau kemana?” tanya Excel. “Makan siang, apa masih ada?” Erick tersenyum dan berjalan menuju ruang makan Excel. Excel membuka berkas yang telah terjilid rapi berisi data pribadi Elena dan keluarganya, kehidupan yang wanita itu lalui dari ia dilahirkan, sekolah, menyelesaikan kuliah dan menjalankan bisnis Mamanya, meninggalkan perusahaan Papa Sanjaya. Memiliki seorang adik perempuan berbeda ibu yang dilahirkan dari perselingkuhan Papa Sanjaya dengan wanita simpanan yang menikah diam-diam tanpa persetujuan keluarga. Gadis itu di beri nama yang hampir sama dengan Elena yaitu Alena dengan perbedaan usia satu tahun. “Baiklah, kamu masih mempertahankan kesendirian kamu dan Diego selalu setia berada di samping mu.” Excel tersenyum. Pria tampan dan kaya itu benar-benar ingin balas dendam pada wanita yang bahkan tidak mengingatnya sama sekali. “Aku dapat memanfaatkan Alena untuk balas dendam pada Elena.” Excel menatap profil tentang Alena. Kenangan yang menyakitkan akan terus tetanam dalam ingatan sehingga menyiksa diri sendiri, sedangkan kebahagiaan dapat kamu lupakan begitu saja hanya dengan sedikit luka. Kadang manusia lebih bahagia dengan lupa yang ia miliki karena itu dapat membuat jiwa lebih tenang tanpa beban pikiran. Seseorang yang menyimpan dendam terhadap orang lain biasanya menginginkan orang lain merasakan seperti apa yang ia rasakan. Jelas, Islam tidak menganjurkan umatnya untuk mempunyai sifat pedendam. Ada satu cara terbaik balas dendam dalam Islam yaitu dengan menjadi jiwa yang pemaaf. ***LoveYou All*** Halo semuanya, berikan Like, Komentar dan Vote yaa, dukungan kalian sangat berarti buat Author, terimakasih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN