Farel bersandar di depan pintu kelas, menatap satu persatu mahasiswa yang masuk ke dalam kelas tersebut dengan jeli. Sudah hampir satu jam lebih Farel berdiri di sana. Bahkan beberapa mahasiswa tampak menatapnya heran, pasalnya sejak tadi Farel tak beranjak dari tempatnya, seakan-akan dia berdiri di tempat itu karena sedang menunggu seseorang. Memang benar. Farel memang sedang menunggu seseorang. Dan setelah penantian panjang, orang yang dia tunggu-tunggu pun akhirnya datang juga, siapa lagi kalau bukan Alisa. “Lisa.” Farel langsung berdiri di depan Alisa, menghalangi jalan perempuan itu. Alisa mengernyit, menatap Farel bingung. “Bisa kita bicara sebentar?” ujar Farel. “Tapi gue ada janji sama Abel,” terang Alisa. “Abel belum dateng,” kata Farel. Alisa menyipit, lalu dia menatap