Reya menjauh dari sisi sahabatnya yang masih menangis sesenggukan menatap sosok Sean yang sudah terbungkus kain kafan. Pandangan Reya beredar, menyapu para tamu yang datang, wanita paruh baya itu tengah mencari sosok putra semata wayangnya—Reyan. “Sayang.” Panggilan itu membuat Reya menoleh, menatap suaminya yang tampak melangkah mendekat. “Ada apa?” tanya pria paruh baya itu, Alan. “Mas, kamu ada lihat Reyan gak?” “Reyan? Oh, tadi aku lihat dia lagi ngobrol sama neneknya Ica di teras depan rumah,” terang Alan. Reya tak menanggapi, dia langsung melenggang pergi begitu saja usai mendapatkan info dari suaminya. Di teras rumah, Reyan tampak berdiri agak jauh dari pintu, pria itu sibuk menatap ponselnya dan sesekali terlihat menghela napas berat. “Rey.” Reya memanggil putranya, membuat