“Farel.” Suara seorang wanita menggelegar keras memenuhi isi vila itu. Mata wanita itu menyalang tajam, menusuk setiap sudut ruang. Langkahnya terlihat kasar, menapaki setiap ubin lantai dengan emosi yang meluap. “Farel, mama tahu kamu ada di sini,” tegas wanita itu, aura gelapnya menguar pekat. “Keluar, Farel.” Suaranya kembali terdengar. Dia melangkah menuju salah satu kamar vila yang biasanya selalu ditempati oleh putra tunggalnya—Farel. Dan ketika pintu kamar itu dia buka. Sosok Farel tampak meringkuk di dekat ranjang dengan tubuh berselimut tebal. Innes—wanita paruh baya itu langsung mendekati putranya, dia menyibak selimut itu dan seketika terkejut saat melihat kondisi putranya saat ini. “Farel, apa yang sudah kamu lakukan?” tanya Bu Innes, matanya menatap nyalang tubuh Farel