Chapter 19 : Kunci Gargoyle

2063 Kata
Bersender terlalu lama di tembok membuat Max mulai bisa mendapatkan kekuatan di punggungnya untuk kembali berdiri dengan tegak. Meskipun dengan bantuan senderan di tembok dengan kedua tangannya, Max mulai berjalan mengikuti Alinzar. Dia tidak tahu apa yang pemuda itu maksud saat mengatakan kalau ini semua adalah ulahnya. Dan ia juga tidak tahu bagaimana ini semua bisa menjadi terhubung dengan Alinzar.“Kau pasti melihat tato dan juga ukiran yang berada di tubuhku sekarang. Tapi maaf, bukannya aku pamer akan keberadaan mereka, namun aku tidak bisa memakai baju selama ukiran ini terus ada di tubuhku. Dia akan selalu membakar apa pun yang menempel bersamanya. Ini adalah kutukan yang harus kuterima karena aku berbuat sesuatu yang sangat egois.” Ungkap Alinzar lagi kepada Max. Namun Alinzar masih belum memberikannya informasi penuh tentang apa sebenarnya hubungannya dengan desa ini. Dia hanya mengatakan sepenggal-sepenggal perkataannya dan berpikir kalau Max tahu apa yang akan menjadi maksud dari ucapannya. “Aku masih berada dalam kondisi cedera Al, bahkan aku masih belum benar-benar mengingat bagaimana aku bisa pingsan dan juga tak sadarkan diri seperti sekarang. Memangnya, berapa lama aku tak sadarkan diri di tempat ini?” tanya Max kepada Alinzar yang masih berdiri di pojok jendela itu sekarang. “Kau tak sadarkan diri selama 5 hari. Dan selama itu juga, aku mencoba untuk merawatmu dan melindungimu dari anggapan negatif orang-orang di desa ini.” jawab Alinzar dengan tegas. “Berbaring mungkin masih menjadi opsi terbaik yang aku miliki dalam kondisi seperti ini. Jadi jika kau benar-benar tidak mencoba untuk membunuhku, biarkan aku menyembuhkan diriku untuk sementara. Semua pinggang dan juga tulang belakangku masih terasa sakit sekarang. Aku tidak tahu kapan ini akan berhenti terasa sakit dan kembali normal.” Ucap Max sambil kembali berbaring di atas kasur. “Sebenarnya tidak ada yang mengira kalau kau akan masih hidup Max. Bahkan wanita yang membawamu kemari hampir gila karena semua orang yang ditemuinya mati di hadapannya. Aku bisa mengatakan, kalau kau adalah sesuatu yang spesial Max. Apa rahasia dari kekuatanmu yang bisa selamat tertimpa bongkahan batu raksasa seperti itu?” tanya Alinzar kepada Max. “Aku tak pernah menganggap itu sebagai sebuah kekuatan Al. Justru, aku selalu menganggap itu sebagai kutukan yang menjauhkanku dari kematian dan bertemu dengan keluargaku lagi. Aku selalu berpikir kalau aku akan mati dalam melakukan setiap misi melawan kaummu. Namun hingga sampai sekarang, aku bisa bertemu dan berbincang-bincang denganmu seseorang yang menjadi keturunan terakhir para makhluk yang aku bunuh. Aku pernah menjadi seperti posisimu sekarang Al. Namun perbedaannya, aku melakukan semuanya dengan sangat bengis dan penuh dendam. Andaikan saja aku mengambil jalan yang kau tempuh, aku mungkin menjadi orang-orang yang berbeda sekarang.” Max melihat diri Alinzar sebagai sisi lain dari dirinya, namun dengan kepribadian dan nasib yang berbeda. “Kita itu sama Max. Yang menjadi pembeda hanyalah kau memiliki kesempatan untuk menghabiskan nafsu dan ambisimu berhasil melakukannya. Sementara aku, malah mengubah ini semua menjadi senbuah bencana. Entah berapa orang tak bersalah telah terbunuh dalam kejadian ini, aku selalu memikirkan itu dan merasa kalau aku perlu segera memperbaiki ini semua agar situasi bisa berubah menjadi yang seperti aku inginkan. Aku benar-benar iri denganmu Max, kau selalu mendapatkan apa yang kau inginkan.” Balas Alinzar kepada Max. “Apa kau barusan mencoba memujiku? Atau mencelaku dengan gaya yang baru? Karena apa pun yang kau inginkan barusan kepadaku. Itu tidak akan mampu untuk membuatku berkesan. Memangnya, apa yang telah kau lakukan sampai-sampai kau merasa bersalah dengan semua orang di desa ini?” tanya Max yang masih penasaran dengan apa terjadi dengan desa ini beserta dengan Alinzar di dalamnya. “Semua ini adalah ulahku. Aku melakukan sebuah ritual yang gagal. Membuat semua Gargoyle itu muncul dan menyerang pemukiman sekitar. Aku tidak pernah menyangka kalau ritual kuno itu akan berakhir dengan sangat tragis dan kacau seperti ini. Aku benar-benar tak mengira akan menjadi seperti itu. Aku hanya tahu, kalau akan ada korban jiwa atau sesuatu untuk ditumbalkan agar mendapatkan apa yang akan kulakukan. Namun pada akhirnya itu semua gagal, aku mencoba untuk membangkitkan kekasihku kembali.” Max langsung saja tercengang mendengar pernyataan dari Max barusan. Sebuah praktik sihir gelap sekaligus pasti mustahil untuk dilakukan. Dia tidak pernah melihat seseorang berhasil melakukan praktik sihir semacam itu dalam hidupnya. Dan jika pun Alinzar mampu untuk melakukan itu, tiada ragu lagi kalau mungkin Alinzar adalah seorang penyihir jenius. “Apa kau gila? Kau mencoba untuk membangkitkan kekasihmu lagi? Hal seperti itu tidak pernah terjadi sebelumnya di dunia mana pun di dunia ini. Dan mungkin ganjaran dari aksi yang kau lakukan benar-benar sepadan dengan semua bencana ini!” Hardik Max mencoba untuk meluruskan akalnya kembali. Dia benar-benar tak habis pikir kalau Max percaya bisa untuk melakukan hal seperti itu. “Aku memang bodoh, dan mungkin juga gila. Namun praktik sihir untuk membangkitkan vampir kembali bukanlah sebuah hal yang tidak mungkin. Bahkan, aku tahu sebuah jurnal mengatakan kalau Vampir bisa saja dihidupkan kembali dengan cara tertentu dan berhasil dilakukan. Jiwa Vampir dan juga manusia bergerak dengan cara yang berbeda. Ada alasan kenapa kami disebut sebagai sebuah makhluk abadi dan sulit untuk meninggal. Karena itu berkaitan dengan bagaimana jiwa kami bekerja. Dan kau mungkin tak percaya dengan apa yang aku coba katakan padamu saat ini.” Jawab Alinzar kepada Max. “Cobalah, aku ingin mengetahui segila apa pikiranmu untuk membangkitkan kekasihmu kembali.” Tanya Max mencoba untuk menguji seberapa jauh pengetahuan Alinzar tentang jiwa dan juga kaumnya sendiri. Alinzar kemudian tersenyum tertarik dengan tantangan yang ditawarkan oleh Max. “Jiwa Vampir memiliki dua tempat. Tidak seperti manusia yang hanya memiliki satu jiwa dan terikat di bumi, jiwa kami berkembang dan bisa hidup di bumi dan juga dunia lain. Itu pula menjadi alasan kami memiliki umur panjang dan cenderung abadi, jiwa kami yang ada di bumi bisa berpindah-pindah dan beregenerasi saat sudah berhenti untuk dilakukan. Maka dari itu aku mempunyai teori, kalau semua jiwa kami yang telah mati di bumi ini, masih punya jiwa lain di dunia lain. Untuk membangkitkan para Vampir itu, aku hanya mencoba untuk memanggil jiwa mereka kembali ke dunia dan membuat jiwa mereka masuk ke dalam tubuh mereka semula.” Ujar Alinzar kepada Max. Max pun menopang dagunya ke atas, berpikir kalau bila apa yang dikatakan Alinzar bemar, maka kemungkinan untuk menaikkan orang yang telah mati bisa menjadi nyata. “Lantas, apa yang kau lakukan setelah melakukan ritual dan berakhir menjadi kacau seperti sekarang?” tanya Max mencoba untuk mencari benang merah ini semua di dalam Alinzar. Alinzar berpaling lagi dari jendela itu dan duduk bertengger di tembok bagian samping kamar ini. Mungkin dia sedang mencari suasana untuk mengatakan sesuatu kepada Max dengan tepat. Dia berpikir dengan sangat keras sekarang mencoba untuk menyusun kata-kata agar Max paham dengan apa yang ingin dia bicarakan tanpa harus mengulang setiap perkataannya ataupun perhitungan yang sudah matang-matang dia katakan. Alinzar diam untuk sementara menciptakan keheningan di kamar ini. “Mungkin konsep yang aku katakan padamu tadi terlalu mudah untuk dikatakan atau dilakukan, namun kenyataannya tidak berjalan sesuai dengan itu. Aku tidak pernah memikirkan konsep dan juga teori itu sebelumnya. Aku mengira saat aku mengembalikan jiwa para Vampir yang ada di luar dimensi ini dan mengembalikannya ke bumi, mereka akan berubah menjadi semula. Namun kenyataannya, mereka malah berubah menjadi Gargoyle yang kau lawan kemarin.” Alinzar menghembuskan nafas panjangnya seperti lega karena dia sudah mengatakan yang dia ingin katakan sekarang. Alinzar juga tidak mau hal seperti ini terjadi namun nasi sudah menjadi bubur. Dia harus bertanggung jawab untuk melepaskannya dan juga membantu warga desa ini. “Lalu kenapa kau melakukannya di desa Frello? Apa ada yang spesial di desa ini?” tanya Max kembali tak paham kenapa semuanya dia lakukan di sini sehingga membahayakan semua orang. “Di sini, banyak sekali mayat para Vampir yang dikubur dalam-dalam di dalam tanah. Bahkan aku menganggap tempat ini sebagai harta karun para Vampir saking banyaknya jumlah para Vampir yang di simpan. Vampir yang dikubur di sini bukanlah Vampir yang kau bunuh, melainkan Vampir yang telah mati dahulu kala sebelum kau memulai penyeranganmu ke kaum kami. Dan aku melakukan itu bukan tanpa alasan, jika Vampir yang terkubur dalam waktu cukup lama bisa kembali bangkit, maka Vampir yang mati belum lama ini maka akan memiliki kesempatan lebih banyak daripada para Vampir dengan tubuh dewasa. Namun yang terjadi selanjutnya adalah sebuah bencana tidak pernah aku lupakan sebelumnya.” Ucap Alinzar mulai menceritakan tentang bagaimana kebangkitan para Gargoyle di tempat ini. “Dan kemudian, aku mengukir dadaku dengan sigil kebangkitan Vampir. Aku menggoresnya dengan cakarku sendiri sampai masuk ke dalam organ tubuhku dan membuatku terluka. Aku mengucapkan mantra-mantra tepat agar mereka bisa bangun dari kuburan mereka. Rencanaku berhasil, satu-persatu dari mereka telah merangkak naik dari kuburan mereka sendiri. Namun bukan Vampir yang aku bangkitkan, melainkan para Gargoyle, bentuk monster sesungguhnya dari para Vampir. Aku tak bisa mengontrol kebangkitan mereka, sampai-sampai mereka datang berhamburan menyerangku membabi buta.” Ungkap Alinzar kembali bagaimana dia memanggil para Gargoyle itu. “Tapi kemudian, aku tak bisa menahan para Gargoyle itu terlalu lama. Aku pun meledakkan diriku sendiri, mencoba untuk membubarkan fokus dan juga penyerangan mereka. Tapi ternyata hal itu tak membuat para Gargoyle membatalkan kebangkitan mereka. Malahan, salah satu Gargoyle paling besar dan berukuran raksasa datang dan mulai menyerangku di sana.” Ujar Alinzar menjelaskan bagaimana situasi dari para Gargoyle itu di sana. “Gargoyle raksasa itu menjadi semacam suar kepada Gargoyle yang lain untuk datang kepada dirinya. Sedangkan Gargoyle raksasa itu datang kepada tempat dengan jiwa manusia paling banyak. Di sekitar tempat ini, tentu saja Desa Frello lah yang menjadi incarannya. Sedangkan diriku yang meledak, tak sadarkan diri di sebuah hutan sendirian. Sampai-sampai beberapa orang ksatria dari Desa Frello datang menjemputku dan merawatku karena mengira aku sedang terdampar di sana. Yang mereka tidak tahu adalah, mereka telah menyelamatkan seseorang yang telah membawa kepada kaum mereka sendiri?” Jelas Alinzar kembali kepada Max dengan tenang. Max sadar kalau Alinzar memiliki kekuatan yang sangat besar. Namun dia tidak memiliki waktu atau kesabaran untuk melakukannya dengan baik dan benar. Dia hanya bisa melakukannya dengan semua keterburu-buruan yang menghantuinya. Tiba-tiba, seseorang mengetuk pintu dengan sangat keras dari luar. Seseorang itu pun langsung saja membuka pintu itu meskipun seseorang di dalam belum menyahutinya. Dengan terlihat cemas dan terburu-buru, ternyata sosok yang membuka pintu itu adalah wanita ksatria yang telah menyelamatkan Max. Larissa. “Apakah pemburu itu sudah benar-benar sehat? Aku tidak—Max!” Larissa langsung saja berlari ke arah Max. Dia tidak terlihat tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang. “Kau, bagaimana mungkin kau masih bisa selamat? Kau tertimpa batu yang sangat besar saat aku mencoba melawan Gargoyle itu. Tubuhmu sudah tidak terlihat seperti manusia lagi!” Larissa berpaling dari Max, dia menghadap ke arah Alinzar mencoba mencari tahu penjelasan dari Vampir itu, “Kau, apa yang telah kau lakukan kepadanya! Bagaimana kau bisa membangkitkannya dari kematian?” “Aku tidak membangkitkan siapa-siapa. Max hidup hanya dengan kemampuannya sendiri. Aku tidak ikut campur dengan apa yang terjadi dengan dirinya. Jika kau ingin mencari tahu bagaimana ia bisa selamat, seharusnya kau tanya langsung kepada dirinya.” Jawab Alinzar sambil menaikkan kedua bahunya. Namun Max berpaling menghadap tembok, dia seperti enggan juga untuk menjawab apa yang harus Larissa pikirkan kepadanya. “Kenapa kau berpaling seperti itu! Siapa kau sebenarnya? Apakah kau memang seorang manusia?” Tanya Larissa dengan keras memenuhi seluruh ruangan dan memantulkannya kembali. “Percayalah, sebanyak apa pun kau ingin tahu. Aku juga ingin tahu siapa diriku sebenarnya. Aku tidak pernah tahu bagaimana aku bisa mendapatkan kekuatan dan anugerah ini.” Jawab Max tanpa melihat ke arah Larissa. “Terserah dirimu saja. Aku tidak datang kemari untuk bertanya soal itu. Mercenaries, apakah kau bisa bangun dan bertarung kembali? Aku ingin meminjam tenaga dan kekuatanmu terakhir ini. Kita akan melawan Gargoyle raksasa itu sekarang dan mencoba untuk menghentikan semua kesengsaraan ini.” Ucap Larissa nampak sangat sedih dan juga berkabung dengan apa yang telah ia ucapkan. Alinzar dan juga Max masih belum tahu bagaimana situasi di dalam kastil dan juga desa saat ini sampai-sampai Larissa bisa berkata seperti itu. “Memangnya, apa yang terjadi? Kenapa kau buru-buru untuk melakukannya di saat seperti ini?” Tanya Max bingung. “Kita tidak bisa menahan terlalu lama, stok makanan sudah hampir habis. Semua sisa makanan masih tersimpan di luar. Dan seperti yang kalian tahu, kita tidak bisa keluar dengan aman sekarang. Kau bilang kalau kau akan memiliki rencana untuk mengalahkan Gargoyle itu. Maka dari itu aku meminta padamu untuk menjalankan rencana itu apa pun resikonya.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN