Chapter 21 : Rencana Pembunuhan Gargoyle

2013 Kata
“Tunggu, bukankah kau adalah seseorang yang ditahan di luar gerbang desa beberapa hari yang lalu? Bagaimana mungkin kau masih bisa selamat setelah terkepung oleh para Gargoyle itu?” tanya Max kebingungan. Jika dia berada dalam kondisi yang sama seperti London, tak ada jaminan kalau dia masih bisa selamat dengan tubuh yang masih utuh dan tak tersentuh seperti London sekarang.London dan juga para ksatria menatap ke arah Max dengan ikut bingung. Mereka sungguh tak mengerti apa yang coba Max katakan kepada mereka. “Sebaiknya kau segera duduk di kursimu sekarang. Kita tak memiliki banyak waktu untuk menanggapi keluh kesah dan juga semua pertanyaanmu sekarang ini.” Jawab London yang berada di sana. Langsung saja Max, Larissa, dan juga Alinzar duduk di kursi itu. Saling berhadapan satu sama lain dan memasang muka serius. Max duduk di tempat tengah sementara di bagian sisi kirinya ada Alinzar dan juga kanannya adalah Larissa. “Mereka semua tak tahu apa yang terjadi dengan London. Kecuali kau, aku, dan juga Larissa di ruangan ini. Mereka menganggap kalau kejadian dimana London bisa selamat dari kepungan para Gargoyle itu tidak pernah ada sebelumnya.” Bisik Alinzar kepada Max. “Bagaimana mungkin hal seperti itu bisa terjadi? Bukankah Alinzar adalah salah satu ksatria dengan pangkat tinggi di desa ini. Bagaimana mungkin bisa mereka tidak mengetahui nasib dari Komandan mereka sendiri?” Balas bisik Max kepada Alinzar. Dia tidak tahu kenapa mereka saling berbisik seperti sekarang dan tidak bicara dengan cara yang normal. Tapi mengingat kalau mereka semua berada di dalam ruangan ini dalam kondisi yang tegang, pantas saja bagi mereka jika harus secara sangat diam-diam mencoba untuk membuat Max diam dan tidak membahas dengan apa yang terjadi kepada London. “Saat mereka datang kembali ke dalam hutan untuk mencariku setelah mengusirku. Aku mengikuti jejak mereka yang kembali kabur ke dalam desa karena mengetahui kalau para Gargoyle berada di sana mengejar mereka. Sampai-sampai aku berjalan kembali ke luar desa bertemu dengan London di sana. Aku benar-benar terkesan dengan kemampuannya yang bertarung dengan sangat gigih dan perkasa setelah bertarung dengan semua Gargoyle di sana. Dia bisa bertahan dengan selama itu melawan puluhan Gargoyle yang mengepungnya dan mendesaknya masuk ke dalam gerbang desa dengan pedangnya.” Jelas Alinzar yang menjadi saksi mata tentang nasib London saat berada di luar gerbang. “Hingga akhirnya aku datang di sana mencoba untuk menyelamatkan London. Namun saat aku datang, nyawa dan juga tenaga London berada di ambang batas. London juga sempat untuk enggan untuk menerima bantuanku karena dia menganggap kalau aku tak lain sama seperti iblis, jika dia meminta bantuan kepadaku, tak ada bedanya dia dengan orang-orang yang memuja kepada iblis. Namun akhirnya karena tidak memiliki pilihan lain, dia pun menerima bantuanku. Namun dengan satu syarat, mereka para prajurit Desa Frello tak boleh tahu dengan bagaimana nasib London sebenarnya. Aku hanya harus menyetujui apa yang dia coba ceritakan kepada prajuritnya sendiri.” ucap Alinzar membuat semuanya menjadi jelas di dalam pandangan Max. Max pun memandang sekali lagi ke arah Alinzar mencoba mengamatinya. Terlihat tak ada luka serius yang London alami sampai-sampai membuatnya tidak bisa bergerak ataupun bertarung di dalam peperangan. Berbeda dengan kawan sejawatnya yang sudah tidak memiliki badan ataupun organ tubuh lagi. London merupakan salah satu orang yang selamat karena telah bertemu dengan Alinzar dalam pertarungannya. Dia tidak mungkin akan bisa selamat dengan muda tanpanya. “Kita mulai rapat ini sekarang.” Ucap London dengan tegas duduk di seberang sana. Max yang duduk tepat berhadapan dengan Londons sekarang merasa kalau London akan melakukan segala sesuatu di dalam rapat ini dengan sangat serius. Para Prajurit yang berdiri dan berbaris di sekitar mereka langsung saja berdiri dan merapatkan barisan. Mereka diam dan tidak bergerak sedikit pun demi membuat situasi di dalam rapat ini menjadi kondusif tanpa ada gangguan dari dalam maupun luar. Max baru sadar, kalau ruangan ini terlihat seperti sebuah ruangan yang seharusnya dihadiri oleh seorang Raja ataupun orang yang berkuasa di tempat ini. Namun Max tidak melihat sosok itu sedikit pun saat dia datang dan berada di tempat ini. Max menjadi penasaran, dimana pemimpin mereka sekarang. Apa mungkin mereka telah kehilangan pemimpin mereka sehingga harus para bawahan dan pejabat berpangkat rendah yang harus menjalankan rapat ini sendirian? Apa mungkin Sang Raja sedang sakit berat maka dari itu Larissa dan juga London buru-buru untuk mencari cara untuk menyelamatkannya? Atau pun juga apakah Sang Raja adalah seorang yang pengecut sehingga dia tidak mau untuk datang hanya sekedar untuk menghadiri rapat ini karena takut akan bahaya yang mnegintainya? Apa pun alasannya Max merasa tidak ada salahnya bila Sang Raja ikut turut hadir dalam rapat ini. Meskipun tak hadir, banyak sekali tanda-tanda kehadiran Sang Raja ikut berada di tempat di mana dia sedang rapat sekarang ini. Seperti sebuah lukisan di dinding kaca seorang pria berotot dengan memakai jubah dan mahkotanya berwarna-warni, Sebuah lukisan yang tertempel di dinding dengan sebuah tongkat dan juga kuda yang ia kendarai dengan sangat kencang, dan juga ornamen-ornamen yang menempel di sudut-sudut tembok berupa mahkota emas dan juga simbol berbentuk bintang. Semuanya tersebar dengan sangat baik dan terlihat rapi bila dibandingkan dengan ruangan lain yang dia temui sebelumnya. “Alinzar, bisakah kau mengatakan bagaimana rencanamu kepada kami semua tentang bagaimana caranya untuk mengalahkan Gargoyle raksasa itu? Aku rasa jika kau bisa mengatakannya dengan cepat dan juga langsung ke intinya akan membuat kita semua bisa paham dan segera untuk mengeksekusi rencanamu itu sesegera mungkin.” Ucap London kepada Alinzar agar dia segera untuk mengucapkan rencananya. Alinzar pun merogoh-rogoh kantong yang ia bawa di dalam celananya. Kantong itu berisi benda-benda yang sangat gemerlapan dan juga menimbulkan bunyi gemerincing, mirip seperti sebuah koin emas saat berada di dalam kantong. “Ini adalah berlian jiwa. Tempat berkumpulnya nyawa para Gargoyle itu.” Max mengenalinya meskipun dia tidak terlalu banyak membunuh para Gargoyle itu. Dia melihat benda yang dibawa oleh Max sekarang adalah benda yang ia temukan saat menusuk ke arah jantung dari para Gargoyle itu. Benda itu membuat sebuah cahaya yang sangat menyilaukan dan juga mengganggu saat disentuh. Namun Max bingung, bagaimana mungkin Alinzar bisa dapat mengumpulkan benda-benda itu sebanyak itu dia simpan di dalam kantongnya. “Ini adalah titik kelemahan para Gargoyle itu. Mereka akan mati seketika jika kau langsung menusuk ke arah jantungnya. Namun kau tidak akan mungkin bisa membunuh mereka secara bersamaan. Secara teori, batu ini hanya menyimpan beberapa helai dari jiwa mereka. Sedangkan separuh dari jiwa mereka yang lain tersimpan di tempat yang lain. Dan mungkin kalian bisa menebaknya, itu berada tepat di dalam jantung Sang Gargoyle raksasa, musuh yang kita harus hadapi sekarang ini.” Ungkap Alinzar mencoba untuk menjelaskan situasi yang harus mereka hadapi untuk melawan raksasa Gargoyle itu. “Larissa dan juga hunter itu sudah mencobanya. Berbeda dengan Gargoyle yang lain, permata di dalam Gargoyle raksasa itu sangat sulit untuk ditembus ataupun untuk dilukai. Bahkan pedang paling tajam dan juga paling murni sekalipun mungkin tidak akan dapat menembusnya. Tapi hal itu tidak menjadi masalah sekarang, karena aku mempunyai solusi untuk semua itu, aku akan menggunakan diriku sendiri untuk melawan Sang Gargoyle itu.” Semua orang di dalam ruangan bingung dengan apa yang di maksud oleh Alinzar. Mereka bergumam menyebabkan suara gemuruh yang sangat besar dan juga ramai bergunjing apa yang coba dikatakan oleh Alinzar. Begitu juga dengan Max, dia tak tahu apa yang barusan Alinzar akan sampaikan. “Apa maksudmu Alinzar?” tanya Max mewakili semua orang di dalam ruangan ini. “Seperti yang kalian tahu, aku adalah Vampir. Aku tidak bisa mati dengan mudah kecuali dalam situasi tertentu. Dan aku mengetahui cara untuk mengalahkan monster itu dengan menebas langsung ke dalam tubuh Gargoyle itu dengan meledakkan diriku sendiri di dalam tubuhnya, Aku hanya membutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan untuk memberiku jalan masuk ke dalam tubuhnya. Dan jika memang dia bisa melakukan itu, aku akan meledakkan diriku di saat itu juga.” Ucapan Alinzar tidak menggambarkan raut muka dan juga wajah yang ingin ia sampaikan. Entah kenapa dia bisa saja tenang dan tidak takut untuk mengucapkan semua itu meskipun itu bisa merenggut nyawanya dengan sangat cepat. “Apakah kau yakin kau bisa selamat dengan melakukan hal seperti itu Alinzar?” tanya Larissa sedikit kecewa dengan Alinzar. Dia tahu kalau Alinzar hanyalah seorang bocah meskipun dia adalah Vampir. Larissa takut jika keputusan yang dikatakan dan juga dipilih oleh Alinzar hanya akan berujung menjadi sebuah penyesalan yang sangat ia benci dan tidak ingin ia lakukan lagi saat menyadarinya. “Entahlah, aku tidak mungkin bisa mengatakan kalau aku seratus persen yakin dengan kemungkinan ini. Mungkin saja aku akan mendapatkan nasib buruk nantinya. Namun untuk urusan mengalahkan Gargoyle itu, aku bisa yakin dengan pasti”. Gemuruh orang-orang yang saling berbincang dengan sesama mereka mulai ramai dan menjadi keruh. Max bisa mendengar kalau sebagian dari prajurit itu tidak setuju dengan apa yang akan dilakukan oleh Alinzar. Mereka merasa kalau Alinzar masihlah seorang pemuda dan mungkin saja masih ada alternatif lain yang bisa dia lakukan untuk mengalahkan Gargoyle itu. Apa pun itu dan juga sesulit apa pun pilihan alternatif itu selama itu bisa membuat Alinzar memiliki kesempatan untuk hidup. Mereka memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi karena meskipun Alinzar hanyalah seorang Vampir, mereka memiliki akal dan juga pikiran sehingga memiliki hak untuk hidup berdampingan bersama manusia lain di tanah ini. Namun sebagian prajurit lain setuju dengan rencana yang dikatakan oleh Alinzar. Namun orang-orang ini memiliki berbagai faktor untuk mendukung argumen mereka. Ada yang mengatakan kalau mereka tidak yakin ada alternatif cara lain untuk bisa mengalahkan Gargoyle raksasa itu dengan mudah bila tidak ada Alinzar. Mereka tidak mungkin bisa menyayangkan kesempatan ini jika memang mungkin hanya Alinzar lah yang mampu untuk melakukannya. Apalagi dia memang bersedia untuk mengorbankan dirinya demi semua orang di dalam desa. Mengorbankan satu jiwa akan selalu lebih baik bila mengorbankan begitu banyak jiwa, Namun argumen lain yang juga mendukung Alinzar adalah karena Alinzar sudah tidak pantas hidup berdampingan dengar mereka. Selain karena dia adalah seorang Vampir, berkat Alinzar juga banyak sekali orang-orang desa yang telah mati karena ulahnya, Sudah sepantasnya Alinzar mendapatkan hukuman yang paling baik dengan cara seperti itu. Mengorbankan dirinya sendiri bagi orang yang lebih banyak.  Max dan Larissa mengalami dilema yang sama dengan para Prajurit di belakang mereka. Di satu sisi, mereka tidak bisa mengorbankan Alinzar begitu saja. Apalagi Max sudah menumbuhkan pengampunan kepada Alinzar sekarang. Namun jika mereka menolaknya, maka terlalu naif bagi mereka jika menganggap kalau mereka tahu cara altenatif lain untuk bisa mengalahkan para Gargoyle itu. Mereka tidak mungkin bisa menemukan cara alternatif itu dengan cepat apa lagi di dalam situasi segenting ini. Meskipun berat untuk dilakukan, pengorbanan Alinzar akan benar-benar dapat membantu masyarakat di Desa Frello. Jasa dan juga perbuatannya akan selalu mereka kenang. “Aku rasa sudah cukup, rapat ini sudah selesai karena Alinzar sudah mengatakan rencananya. Aku meminta kalian para pasukan untuk berbaris di depan menara untuk bersiap-siap melakukan penyerangan. Aku sudah memilih di antara kalian orang yang paling sehat dan juga memiliki daya tempur yang tak kalah hebatnya. Dan aku yakin, kalian mampu mengemban tugas yang aku perintahkan tersebut.” Dengan sangat cepat dan tiba-tiba, London mengakhiri pertemuan ini dan ingin langsung untuk pamit undur diri dari ruangan ini. “Tunggu dulu London, apa gunanya kami di sini duduk bersama denganmu jika kau tidak mengizinkan kami untuk berargumen mengenai perihal nasib Alinzar di sini! Nyawanya benar-benar akan menjadi prioritas kita juga!” Tegas Larissa tidak terima dengan keputusan London yang hanya sepihak. “Aku tidak memintamu untuk berdebat denganku di dalam ruangan ini. Semua hasil di dalam rapat ini sudah ditentukan bahkan sebelum kau masuk lewat pintu itu. Aku hanya mengundangmu agar kau bisa mendengar rencana yang akan dilakukan Alinzar nantinya.” Balas London lagi. “Aku tidak menyang—“ Tiba-tiba, kaca di pinggir kiri Max pecah. Prajurit yang duduk di bawah sana terlempar dan jatuh karena itu. Ternyata, di sana ada tangan Gargoyle raksasa yang menyerang ruangan ini dengan tiba-tiba. Para Prajurit berteriak histeris seraya sadar kalau sebagian tubuh mereka telah hancur terkena hantaman itu. Sementara para prajurit lain duduk dan takut gemetar. Tak lama kemudian, dari tembok yang hancur itu, ada mata yang mengintip dari sana. Mengintip seluruh orang yang ada di dalam ruangan itu dengan sangat keji dan menakutkan. “Gargoyle Raksasa!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN