Chapter 24 : Jantung Sang Vampir

2069 Kata
“Apakah kau masih bisa berjalan dengan normal Alinzar?” tanya Max kepada Vampir itu. Dia bersender di ujung sudut tembok sambil bersamaan dengan tubuhnya yang bersimbah dengan darah. Bahkan, darah terus keluar dari mulutnya menyemburkannya seakan-akan hendak ingin muntah dan mengeluarkan semuanya berbarengan. Max tak tahu apa yang terjadi dengan Alinzar sekarang, namun ia yakin kalau itu pasti sesuatu yang sangat buruk sedang terjadi kepadanya.“Tidak apa-apa Max. Sekarang, tuntun aku keluar dari lorong ini dan segera pergi ke menara itu. Kita akan menyelesaikan semuanya sekarang.” Ucap Alinzar kepada Max sambil dengan terbatuk-batuk dan juga tergagap-gagap beserta nafas berat terembus dari hidungnya. Max langsung saja mengangkat bahu Alinzar, membuatnya berjalan dengan dibopang oleh tubuhnya. Max tak mengira meskipun tubuh Alinzar terlihat kurus dan tak memiliki berat badan yang signifikan, Max cukup kesulitan untuk membopong tubuh dari Vampir itu dan menuntunnya berjalan. Namun tidak ada jalan lain bagi Max selain melakukan ini agar menghentikan semuanya. Mereka pun berjalan dan menemukan sebuah tangga memutar dan menurun di hadapan mereka. Max berpikir dengan sejenak, mencari cara bagaimana dia bisa berjalan melewati itu dan juga turun sambil membawa Alinzar di sampingnya. Namun tiba-tiba Alinzar berusaha lepas dari pegangan bahu Max mencoba untuk berdiri sendiri sambil memegang dinding di sekitar tangga tersebut. “Tak apa-apa, biar aku saja turun dari tangga ini. Sebaiknya kau turun duluan dan menungguku di sana.” Ujar Alinzar kepada Max dengan kondisi tubuhnya tak kunjung bertambah membaik. “Mana mungkin aku bisa meninggalkanmu begitu saja! Kau harus tetap bersamaku Al! Jika kau mati atau menghilang dari perjalanan ini, mungkin semua orang di desa ini akan menyalahkanku sebagai pembawa bencana selanjutnya! Tidakkah kau bisa menurutiku untuk sekarang ini!” Teriak Max enggan untuk mematuhi apa yang coba Alinzar lakukan kepada diirinya sendiri. Alinzar hanya tersenyum mendengar itu, dan melanjutkan jalannya yang tertatih-tatih sambil memegang tangga di sana. “Tunggu Al!” Tepat di samping turunan tangga di dekat Al sekarang ada sebuah jendela sangat besar cukup untuk dimasuki ataupun dilalui oleh manusia. Max berhenti sebentar di jendela itu, seperti memikirkan sebuah rencana sambil melihat pemandangan Desa Frello yang sangat indah. Sedangkan Max berada tepat di belakang Alinzar sekarang, berusaha mencegahnya bila dia melakukan sesuatu ide yang konyol atau pun rencana yang tidak masuk akal. “Aku tahu apa yang kau pikirkan, dan jangan sampai kau melakukan itu. Karena jika iya, lebih baik kau mati di tanganku daripada kau harus melakukan ide konyol seperti itu.” Alinzar kembali tersenyum ke arah Max, tanpa berkata apa-apa. Dan Max langsung saja terjun dari jendela itu untuk turun ke bawah dengan sangat cepat. “ALINZAR!” Teriak Max kepada Vampir itu kaget melihatnya benar-benar terjun dari lantai atas lorong itu. Max pun akhirnya buru-buru untuk pergi dari tempatnya sekarang dan bergegas turun dari tangga. Walaupun dia tahu kalau Alinzar adalah seorang Vampir, namun ada sesuatu aneh terjadi di dalam diri Alinzar. Seharusnya saat dia diserang oleh Gargoyle unik tadi, kemampuan regenerasinya harusnya bekerja dan menyembuhkan dirinya sendiri. Namun entah kenapa sekarang itu tidak bekerja sama sekali dalam dirinya. Hal ini sungguh aneh karena mungkin itu berkaitan langsung dengan siapa Gargoyle yang barusan dia lawan sebenarnya. Max berlari dan turun dengan sangat cepat. Dia tidak ingin kehilangan sosok Alinzar sekarang. Bukan karena apa-apa, jika dia kehilangannya maka kemungkinan besar rencana untuk mengalahkan Sang Gargoyle raksasa itu tidak akan bisa terlaksana dengan benar. Desa ini akan benar-benar menjadi pemakaman manusia terbesar sepanjang sejarah Odessa. Max tak sadar kalau tangga yang dia turuni sangat banyak sampai dia tak tahu berapa jumlah anak tangga yang dia hitung sekarang. Hal itu juga membuatnya khawatir apabila untuk turun saja selama itu, maka rasa sakit yang diderita oleh Alinzar saat terjun ke bawah juga semakin besar. Jika Alinzar adalah manusia, mungkin saja tubuh dan tulangnya sudah remuk sekarang karena ketinggian itu. Dengan langkah yang terpayah-payah karena kelelahan, Akhirnya Max sudah sampai ke anak tangga terakhir. Di sana ia sudah melihat sebuah gerbang terbuka lebar sebagai pemisah antara bangunan kastil ini dengan jalanan desa. Max pun akhirnya keluar dari ruangan tersebut dan memasuki pintu di sana. Dia melihat situasi di jalanan ini tidak ada siapa-siapa, hanya dirinya dan salju-salju yang beterbangan turun ke muka dan juga bajunya. Max berpikir mungkin para Gargoyle ada di Kastil sekarang, maka dari itu jalanan di luar sini nampak begitu sepi seperti tidak pernah dihuni siapa pun. Saat ini, Max pun mencari keberadaan dimana letak titik jatuh Alinzar yang kemungkinan berada di dekat sini. Tidak perlu mencari terlalu lama. Max akhirnya menemukan Alinzar sedang berbaring di lantai jalanan dengan diselimuti oleh salju di sekelilingnya. Ukiran di tubuhnya yang menyala-nyala juga tampak tertutup oleh para salju itu sehingga dia tidak bisa terlihat lebih jelas. Max langsung saja menggoyangkan tubuh Alinzar dan menampar wajahnya berusaha untuk membangunkannya. Namun Alinzar tidak kunjung bangun dan malah membuat Max yang ada di sana semakin khawatir. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam tubuh Alinzar sehingga Max takut kalau dia benar-benar mati. Sebagai sebuah peringatan dan juga cara memeriksa yang sangat akurat, Max langsung saja melakukan ancang-ancang dengan menaikkan tangannya tinggi-tinggi bersiap=siap untuk menamparnya dengan keras. Namun sebelum Max akan melakukannya, Alinzar sudah menyautinya duluan dan berusaha untuk menghentikan apa yang dilakukan Max kepadanya, “Apa kau selalu melakukan itu untuk memastikan teman-temanmu yang sedang terluka atau berada di ambang kematian!” Mendengar itu malah membuat Max tidak menghentikan ayunan tamparannya. Terkena persis di pipi Alinzar dan menyebabkan memar merah berwarna pekat di pipinya mirip seperti tato dan ukiran. Max langsung saja memegang bahu Alinzar dan berteriak kepadanya, “Jika kau ingin bermain kematian kepadaku, tentu aku akan meladenimu. Namun untuk sekarang, jika kau melakukannya lagi. Mungkin permainanmu itu akan menjadi permainan terakhir yang kau lakukan saat berada di dunia ini”. Siapa juga yang tidak marah saat berada dalam situasi segenting ini dan seseorang malah menganggapnya sebagai sebuah permainan. Kemarahan Max memang benar-benar rasional dan sangat mudah untuk diterima dalam situasi seperti ini. Merasakan tamparan itu Alinzar hanya bisa meringis malu dan memegang pipinya dengan halus karena terasa sangat sakit dan juga panas saat menerimanya. Alinzar tidak tahu kalau Max berada dalam situasi yang paling seriusnya saat ini, mengajak Max bercanda saja sebenarnya merupakan sebuah kesalahan. “Cepat bangun dari berbaringmu itu sekarang, atau aku akan memotong tubuhmu dan juga kakimu membuatnya sebagai pajangan dan juga makanan para Gargoyle itu sekarang!” Teriak Max kepada Alinzar di sana. Saat mendengar itu langsung saja membuat Alinzar benar-benar ketakutan, dia mencoba bangun dengan pelan-pelan karena rasa sakit yang dia rasakan masih berada di sana dan cukup sulit untuk hilang begitu saja, Alinzar memandang ukiran di tubuhnya yang terus saja menyala tanpa henti dan tidak kunjung selesai. “Ada apa dengan ukiran di tubuhmu itu?” Tanya Max penasaran. “Entahlah, aku tidak tahu dengan pasti. Tapi semenjak aku jatuh ke dalam lantai dan juga jalanan ini, ukiran itu selalu menyala tanpa henti seperti ingin memperingatkanku akan sesuatu. Namun sampai sekarang aku masih tidak mengerti apa yang ingin coba ia sampaikan kepadaku. Aku merasa kalau mungkin saja, itu adalah sesuatu yang berbahaya menyangkut hidupku dan juga Gargoyle itu sendiri. Hanya ada satu cara untuk memastikannya, kita harus segera pergi menuju menara itu sekarang!” Alinzar menunjuk menara itu lagi. Dia berjalan dengan tertatih-tatih, seperti masih tak memiliki tenaga dan juga energi bagi dirinya sendiri untuk berjalan dan membutuhkan bantuan seseorang. “Apa kau yakin bisa berjalan dengan kondisimu seperti itu?” tanya Max kepada Alinzar. Alinzar hanya tersenyum dan mengangguk. “Tidak apa-apa Tuan pemburu. Aku tidak akan berusaha untuk menyusahkanmu kali ini. Dan bahkan, aku mungkin akan berusaha untuk mengungguli dirimu dalam perjalanan menuju tempat itu dalam kondisiku yang seperti ini. Kau lihat saja seperti apa jadinya saat kita berada di tempat itu!” Alinzar memancing Max seperti layaknya seorang bocah yang ingin beradu ketangkasan dengan temannya sendiri. Max tentu saja tidak menggubris ajakan itu dari Alinzar, namun dia tertantang seraya melihat Alinzar mulai berlari dengan kondisinya sekarang mengunggulinya. Dari bawah, Max bisa melihat kondisi kastil yang nampak sudah setengah hancur, para Gargoyle datang silih berganti berusaha untuk masuk dan menyerangnya saat itu juga. Sedangkan Max yang berada di bawah dan tepatnya jalanan Desa Frello sama sekali tak melihat Para Gargoyle sedang melintas ataupun menghadapi dirinya. Sungguh sangat aneh mengingat sebenarnya pemancing dari para Gargoyle itu adalah Alinzar namun dia sama sekali tidak menjadi target saat ini. Max sekarang juga mulai menaruh curiga kepada Alinzar, seperti ada sesuatu yang ditutupinya dan tidak dia katakan kepada Max dengan jujur. Max masih belum yakin apa yang sedang disembunyikan Alinzar kepadanya namun ia yakin itu sesuatu yang sangat penting. Hingga akhirnya sampailah mereka di atas menara itu setelah berlari cukup jauh. Sang Gargoyle berada tepat di depannya sekarang memunggungi mereka berdua. Ukiran yang ada di tubuh Max kembali bercahaya dan menyala padam lebih cepat daripada sebelumnya setelah dia mendekati Gargoyle raksasa itu. Max pun menyiapkan beberapa peluru jarak jauh dan juga barrel laras panjang mencoba untuk membuka celah kepada Alinzar agar dia masuk ke dalam jantung dari Gargoyle itu dengan mudah. Namun saat Max berusaha melakukan itu, Alinzar memanggil Max, “Aku memiliki rahasia yang sepertinya harus kukatakan kepadamu. Dan mungkin, kau tidak akan senang mendengarnya”. “Sudah kuduga kalau kau akan berkata seperti itu. Aku menyadarinya sejak awal karena melihat tingkahmu yang aneh selama kita berjalan bersama di bawah sana. Katakan padaku, apa yang membuatmu ingin berkhianat kepada kami semua?” Max membidik senapannya ke arah kepala Alinzar. Namun Alinzar bingung karena meskipun dia belum mengatakan apa-apa tentang rahasia yang ingin dia katakan namun Max sudah buru-buru untuk berprasangka buruk kepadanya. “Hei tunggu dulu, aku tidak berusaha untuk mengkhianati siapa-siapa di sini!” “Seperti yang kau lihat dan kau mungkin tak menyadarinya, aku telah kehilangan kemampuan regenerasiku saat melawan Gargoyle itu sejak awal. Saat aku terjun dari jendela itu, aku mencoba untuk mengetes seberapa besar kemampuan regenerasiku masih bekerja. Tapi ternyata memang masih ada, dan aku telah menggunakan regenerasi paling terakhirku saat itu untuk menyelamatkan nyawaku sendiri. Saat ini, aku tak tahu apa yang terjadi dengan diriku sekarang. Karena jika aku masih berusaha untuk melaksanakan rencana yang sejak awal ku rasakan, aku mungkin tidak akan hidup lagi.” Ucap Alinzar sambil terdiam, namun dia mendongak kembali mencoba untuk mengatakan sesuatu lagi. “Namun aku memiliki rencana alternatif, Aku membutuhkan sebuah darah, darah manusia segar untuk membangkitkan kemampuan regenerasiku kembali. Dan untuk sekarang, mungkin hanya akan ada dirimu yang bisa melakukannya. Apakah kau ingin memberikan sejumput darahmu kepadaku Ma-“ Max langsung saja menarik pisaunya, dia menikam tangannya sendiri dan mengeluarkan darahnya sendiri kepada Alinzar, “Jika kau berkata seperti itu sejak awal. Kau tidak perlu mengulur-ngulur waktu untuk mengatakan hal yang tidak penting ini. Cepat ambillah darahku dengan segera, dan habisi Gargoyle itu secepatnya!” Alinzar buru-buru langsung menghisap darah di lengan Alinzar sekarang. Dan ternyata, setelah dia menghisap darah Max membuat ukiran yang ada di tubuhnya berhenti berkedip dan mengeluarkan cahaya yang besar. Mungkin itu pertanda kalau memang Alinzar membutuhkan darah milik Max sekarang agar bisa membuatnya tetap bertahan hidup. Max langsung saja membidik Gargoyle raksasa itu kembali, dan mencoba untuk menghentikan ini semua di saat yang bersamaan. “Apa kau sudah siap untuk melakukan ini? Peluruku tak bisa menunggu terlalu lama untuk berada di dalam selongsognya!” Max langsung saja menembak ke arah jantung Sang Ogre dan membolonginya dengan sangat besar karena peluru yang dipasang oleh Max barusan semakin membesar semakin jauh jarak yang ia tempuh. Alinzar langsung saja membuat beberapa sihir darah yang baru saja ia serap dari Max dan berusaha untuk melompat dan menyerang Gargoyle itu dengan sangat cepat. Dia membuat sebuah sayap buatan sehingga darah miliknya menjadi sangat pekat dan membuatnya melayang di atas udara menuju lubang yang telah dibuat oleh Max. Alinzar sekarang telah sampai tepat di lubang di belakang tubuh Gargoyle raksasa itu. Dia sedang menyiapkan sebuah ledakan dan juga sihir darah yang besar berusaha untuk melukai Gargoyle itu dan membunuhnya secara langsung. Namun kemudian di saat detik-detik dia melakukan itu, Alinzar berteriak dengan sangat kencang ke arah Max. “Maafkan aku Max karena aku telah berbohong kepadamu. Darahku tidak membuat kemampuan regenerasiku kembali, melainkan hanya membuat sihir darahku kembali terisi. Maafkan aku Max karena mungkin ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir kalinya. Terima kasih!” Alinzar meledakkan dirinya sendiri bersama dengan Ogre itu di dalamnya dan melumpuhkannya. Setelah melihat dan mendengar apa yang telah Alinzar perbuat, Max tidak bisa melakukan apa-apa sambil berteriak histeris ke arah Alinzar. “ALINZAR!!!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN