Tepat di depan gerbang besar itu, dua prajurit yang mengantar Max sekarang membukakan pintunya. Butuh usaha cukup ekstra untuk membuka gerbang itu karena para penjaga yang berusaha mendorongnya terlihat mengernyitkan dahinya merasa kalau gerbang itu sangat berat dan mungkin cukup sulit untuk didorong dengan mudah. Namun pada akhirnya pintu itu berhasil dibuka dengan mudah oleh dua penjaga itu sehingga mereka bisa masuk ke dalam dengan mudah.Max hanya bisa melihat sekeliling ruangan yang tampak bersih dan dilapisi oleh kulit-kulit hewan dan juga emas yang sangat berkilau dengan permata di sampingnya. Lantai yang dilapisi sebuah karpet mewah berwarna merah membuatnya sangat nyaman untuk dipijak dan juga berjalan di atasnya meskipun Max menggunakan sepatu Boots sekarang. Max pun terus saja mendongakkan kepalanya ke kiri dan kanan mencoba untuk melihat segala sesuatu di dalamnya yang benar-benar menarik perhatiannya, Max belum pernah masuk ke dalam ruangan singgasana seorang Raja sama sekali di dalam hidupnya.
Hal yang menjadi perhatian Max saat ini setelah memasuki ruangan ini adalah tentu saja semua lukisan yang dipanjang di dinding berupa seorang manusia yang memiliki fitur tubuh dan juga ciri-ciri yang sama dengan lukisan yang dia lihat saat di ruangan rapat sebelumnya. Max penasaran berapa banyak lukisan yang singgasana dan Raja ini miliki di dalam gudang miliknya karena itu benar-benar terlihat terpajang di semua tempat yang berhubungan dengan kekuasaannya. Max belum menemukan lukisan itu di kamar mandi atau pun di luar desa ini sebelumnya. Namun kenarsisan dari pemimpin tempat ini memang patut diapresiasi karena dia berani memasang mukanya sendiri di banyak sekali tempat tanpa rasa malu.
Max benar-benar bingung apakah Desa ini memang masih bisa dikatakan sebagai desa jika kekayaan dan juga pemerintahan yang dia miliki bukan seperti desa lagi? Karena semua emas dan juga permata yang tertempel di dinding ini tentu saja tidak mudah dan murah untuk didapatkan. Apalagi mengingat dalam kondisi sekarang dimana Gemstone menjadi mata pencaharian utama orang-orang di Odesaa membuat pencarian barang-barang mewah seperti emas dan juga permata menjadi menurun. Max tentu saja tak boleh meremehkan kemampuan dari desa ini yang sesungguhnya. Bisa saja mereka memiliki kemampuan lain yang belum mereka tunjukkan kepada dunia atau pun dirinya sekali pun. Namun jika memang benar begitu, maka akan sangat tidak bermoral orang yang menyimpan kekuatan pamungkasnya melihat orang-orang tak bersalah mati di depan muka mereka.
Sekarang karena telah melangkah dengan cukup lama, Max berada di hadapan Sang Raja sekarang. Dia duduk di singgasananya yang dihiasi oleh gambar singa dan matahari di bagian kepalanya sehingga membuatnya tampak mengerikan sekaligus menantang. Namun penampilannya yang gemuk dengan perut bergelambir membuat Max menjadi tidak terlalu takut dengan Raja itu. Apalagi di tangan kirinya dia memegang cangkir emas dan daging sapi di tangan kanannya. Hal yang mungkin menakutkan bagi Raja itu lakukan kepada Max tentu saja bila dia menyuruh para Ajudannya untuk menghukum Max mati. Walaupun Max tak tahu apa alasannya jika sampai dia memerintah seperti itu kepada anak buahnya.
“Selamat datang mercenaries. Aku telah mengharapkan kedatanganmu di hadapanku!” Sambut Raja itu dengan penuh semangat sembari menaruh cangkirnya ke tangan pelayan cantik di sampingnya. Pelayan yang memakai pakaian terbuka dan terlihat selalu murung sepanjang waktu. Raja itu pun kemudian menegakkan cara duduknya dan berusaha untuk bersikap sopan kepada Max. “Cepat katakan kepada intinnya. Aku tidak perlu sambutan seperti itu darimu!” Ucap Max dengan judes dan tetap sesuai dengan karakternya yang tidak menerima orang asing dengan baik.
“Tenang wahai Mercenaries, memangnya kau mau kemana? Aku tahu kalau kau sudah kehabisan ide dan juga rencana untuk kau melakukan apa yang kau inginkan karena target yang kau bunuh sudah habis sekarang bukan? Kau pasti tak tahu ke mana kau akan pergi selanjutnya bukan?” Ucap Raja itu seperti mengetahui betul sosok Max. Tentu saja Max bingung karena selama ini informasi mengenai dirinya hanyalah sebuah mitos dan juga rumor belaka. “Maka dari itu ambillah waktumu sejenak di kota ini. Aku tahu kalau kau tidak bersenang-senang dengan luar biasa di pesta ini. Ambilla minuman wanita, atau pun pria jika itu seleramu. Bersenang-senanglah!”
“Kau tidak tahu apa-apa tentang diriku. Jangan anggap kita ini sebagai sahabat atau semacamnya. Jika kau memang berencana untuk membuang-buang waktuku, aku akan pergi dari sini secepatnya dan menyelesaikan tugasku.” Balas Max dengan kembali sinis. Dia pun membalikkan badannya berniat untuk pergi dari ruangan itu. Namun ternyata ada dua prajurit yang menghalanginya berjalan dan membuat Max terhalang.
“Misi apa? Bukannya misimu masih belum kau selesaikan? Aku tahu bahwa kau berbohong kepada para prajuritku kalau misimu adalah untuk membasmi para Gargoyle itu. Namun aku juga tahu kalau misimu sebenarnya adalah mencari tahu siapa sebenarnya pelaku pembunuhan keluarga Decipio, kan?” Ungkap Sang Raja sepertinya tahu apa yang akan dia bicarakan. Max mencoba untuk tidak menganggapnya remeh sekarang, dia pun membalikkan badannya lagi mencoba untuk berhadapan langsung kepada Sang Raja di singgasananya.
“Baiklah, aku menyerah. Katakan apa yang kau tahu soal misiku sekarang juga. Dan jika semua yang kau katakan adalah omong kosong, aku akan langsung pergi dan membunuh dua penjaga yang ada di belakang menghalangi jalanku ini sekarang.” Ucap Max mencoba untuk mendesak Sang Raja agar langsung saja berbicara tentang apa yang dia tahu soal misi itu. Namun sebenarnya tidak hanya ada dua penjaga yang berada di belakangnya sekarang. Melainkan dua penjaga dan ajudan elit berseragam sangat keren dan juga terlihat kuat dengan lambang matahari besar terletak di perut dan lengan mereka. Masing-masing dari mereka menggunakan tombak dan kapak sebagai senjatanya.
“Sudah kubilang kan, aku memintamu untuk sedikit bersabar tentang apa yang ingin aku katakan. Karena sepertinya informasi yang ingin kusampaikan padamu mungkin akan benar-benar berguna saat kau kembali ke tempat asalmu.” Ucap Sang Raja sambil mengambil gelasnya kembali yang telah terisi penuh bersamaan dengan pelayan yang kembali untuk mengisinya. Sang Raja langsung saja dengan sangat tidak sopan menepuk p****t pelayan itu sebagai rasa ucapan terima kasih karena telah menuruti perintah dan juga pintanya dengan baik dan benar. Pelayan itu tentu saja tidak terlihat marah atau pun kesal karena dia tidak bisa melakukan apa-apa selain diam dan merenung.
“Pada saat malam tepat sebelum misi ‘terakhir’mu dilakukan. Ada seseorang yang memasang sebuah misi untuk menghancurkan dan juga membunuh keluarga Decipio. Orang itu tentu saja tak menyebutkan nama dan juga alamatnya berada. Namun dia sudah membawa sebuah peti berisi penuh dengan harta karun dan juga emas di dalamnya. Sesuai dengan perjanjian, peti itu tidak bisa dibuka kecuali seseorang telah melakukan misi itu dengan benar. Dan kau Sang pemburu Vampir telah melakukannya dengan benar. Membunuh mereka semua sampai tak tersisa siapa-siapa di sana. Hanya kau sendirian keluar dari kobaran api dan juga asap yang mengepul.” Entah kenapa penjelasan Sang Raja benar-benar sangat tepat dan juga detil bahkan melebihi apa yang telah Max ingat saat menjalankan misi itu.
“Dan perlu ku katakan padamu Mercenaries. Alasan aku mengetahui itu semua sungguh sangat simpel, karena aku lah orang yang telah menyuruh orang itu memasang misi di dalam guildmu.” Meskipun Max belum mengetahui kebenaran pastinya, Max sudah mengira kalau Sang Raja inilah yang telah menyuruh seseorang memasang misi itu. Karena tidak mungkin seseorang bisa mengingat misi sedetil itu tanpa dia terlibat di dalamnya. “Sudah kuduga kalau kau yang telah melakukannya.” Ujar Max dengan sinis.
Max mengambil misi itu, dan membuangnya tepat di hadapan Sang Raja. “Apa alasanmu melakukan misi itu? Kau telah merusak hubungan Iron Hammer dengan kerajaan. Akibat ulahmu Kerajaan sekarang berada di dalam ketimpangan dan juga kelangkaan berbagai sumber daya, apa kau bisa mempertanggung jawabkan perbuatanmu di hadapanku sekarang ini?” tanya Max dengan sangat serius sekarang. Namun Raja itu malah tertawa setelah mendengarkan pertanyaan yang Max dengungkan kepada dirinya. Diikuti oleh para prajurit yang mengawal dan juga menjaganya di sekitarnya.
“Lihatlah bocah ini, dia benar-benar polos dan juga lugu.” Umpat Sang Raja kepada Max yang ada di hadapannya sekarang. Tentu saja Max merasa geram dengan tindakan dan juga perlakuan tidak pantas itu. Dia ingin sekali untuk membunuh dan menembak perut dari Raja itu dan mengeluarkan lambung dan ususnya secara bersamaan. Namun para ksatria yang ada di sampingnya membuat Max berpikir ulang dengan pikiran dan juga rencana yang ingin ia lakukan. “Cepat katakan semuanya kepadaku. Aku tidak ingin kalau kau berkata sesuatu omong kosong yang tidak memiliki arti”.
“Baiklah Tuan Mercenaries, alasan aku menyuruhmu untuk membunuh keluarga Decipio dan membuat Kerajaan Merleth tidak stabil, tentu saja karena aku ingin membunuh Keluarga Decipio dan membuat Kerajaan Merleth tidak stabil! Bahkan aku sangat mendambakan jika kerajaan itu mati dan berguling tepat di hadapanku. Akan menjadi sebuah sensasi yang sangat kurindukan dan sangat manis untuk dikenang!” Max masih bingung dengan motivasi dari Sang Raja ini, dia kemungkinan memiliki masa lalu dengan Kerajaan Merleth sehingga membuatnya ingin melakukan hal seperti itu.
“Baiklah Mercenaries, kau mungkin kebingungan dengan apa yang coba aku katakan. Namun aku sebenarnya adalah anak haram dari Raja Merleth yang sekarang. Alih-alih mendapatkan mahkota ku sekarang dan merajai Merleth sesuai janji Sang Raja kepada ibuku, aku malah ditendang dan dikucilkan di sebuah desa jauh dari Kerajaan Merleth ini. Aku benar-benar ingin menggulingkan pemerintahan Merleth beserta semua isi-isinya dan membunuh semua Keluarga Kerajaan di sana!” Sesuai dengan dugaan Max, ternyata Raja Desa Frello ini memang memiliki masa lalu yang kelam bersama Raja Merleth sehingga dia ingin melihat Merleth menjadi hancur dari dalam dan tidak ada masa depan.
“Namun ayahku memiliki satu kesalahan, yaitu dengan membuangku di desa terpencil ini. Aku telah menumbuhkan desa ini lebih besar daripada yang pernah dia kira sebelumnya. Mendapatkan pasukan terbaik dan sebanyak mungkin agar rencanaku untuk mendapatkan dan menggulingkan Kerajaan Merleth berjalan dengan lancar! Maka dari itu, rencana pertamaku yang ternyata sukses adalah membunuh semua orang yang berkaitan dengan kerajaan. Dimulai dari Keluarga Decipio yang telah kau bantai dengan kejam. Aku memiliki rencana lain untukmu Mercenaries!” Ungkap Raja itu menyebutkan rencana dari peperangan yang mungkin akan berjalan sangat panjang apabila sesuai dengan rencana yang dia pikirkan.
“Keluarga Decipio adalah sebuah permulaan, masih banyak keluarga bangsawan yang Kerajaan Merleth sangat gantungkan hidupnya. Maka dari itu Mercenaries, kau sebagai perwakilan dari guildmu meminta kepadamu agar menyampaikan hubungan kita untuk melanjutkan pergolakan dan rencana ini. Aku yakin kalau Kerajaan atau desa ini akan membantumu sebisa kami sebanyak mungkin! Uang? Itu bukan perkara yang sulit bagi kami!” Ujar Sang Raja menawarkan rencananya kepada Max. Namun Max mengangkat tangannya sambil menunduk.
“Maaf, aku hanya ingin tahu siapa sebenarnya dalang dibalik pembunuhan Decipio. Aku benar-benar tidak tertarik dengan politik antar makhluk rakus seperti kalian. Guild Iron Hammer telah bersumpah setia untuk tidak pernah mengkhianati Raja dan juga Kerajaannya. Dan jika aku menyampaikan pesan itu kepadamu, maka kemungkinan besar mereka akan mengabaikan permintaamu.” Ucap Max mencoba untuk mewakili Guildnya. “Lalu bagaimana denganmu! Dirimu saja sudah cukup untuk melakukan tugas itu!”
“Sudah kubilang, aku tidak tertarik. Aku menjadi Mercenaries hanya agar bisa membunuh Vampir. Dan karena Vampir telah hilang, aku berhenti dari pekerjaanku sekarang. Aku tidak tertarik untuk melawan manusia, sampai jumpa. Aku akan kembali dari tempat ini sekarang juga.” Ucap Max sambil melambaikan tangannya ke arah Sang Raja. Dia pun berbalik dan melihat dua orang penjaga itu menghadangnya untuk melangkah. Max memaksa untuk terus berjalan melewati mereka. Namun dua penjaga itu malah mendorong Max dan kembali dalam posisinya semula. Mereka mengangkat pedang dan juga mengacungkannya ke arah Max.
“Sayang sekali Mercenaries. Kau boleh menolak tawaranku, tapi kau sudah membawa terlalu banyak informasi bersamamu. Dan jika kau berkata tidak ingin melawan manusia, sayang sekali. Ini mungkin akan menggoyahkan pendirian dan juga imanmu!”