Chapter 8: Vivianne

1968 Kata
Beberapa jam yang lalu, Kondisi taman Eden saat itu benar-benar sangat ramai, banyak sekali anak-anak bersama dengan orang tua mereka yang bermain sambil bercanda dengan anak-anak mereka. Kebanyakan dari mereka adalah orang tua-orang tua muda yang sedang asyik-asyiknya menjadi orang tua. Belum terlalu mengerti tentang pahitnya menjadi orang dewasa dan juga kehidupan yang sepi saat anak-anak mereka beranjak dewasa dan pergi meninggalkan mereka. Mereka hanya akan mencoba untuk mencari dan menikmati masa-masa ini semaksimal mungkin. Vivianne duduk di sana seharian, menunggu sosok Max datang menghampirinya. Brooks berkata kalau kemungkinan besar Max akan berada di tempat ini. Vivianne enggan untuk pergi ke tempat satunya karena dia mengira sosok Max tidak mungkin untuk pergi ke tempat itu sendirian. Apalagi dia tahu kalau Max merupakan orang yang sangat-sangat tertutup dan lugu. Bila dia memaksa untuk pergi ke sana, kemungkinan besar dia akan mengganggu privasi Max dan dia cenderung akan membenci Vivianne nantinya. Namun sudah terlalu lama Vivianne duduk di bangku taman itu, dia hanya mengamati situasi taman yang sangat damai. Membuatnya iri perlahan-lahan. Vivianne sebenarnya seorang penyihir yang sangat termahsyur di Merleth, dia memiliki pamor tinggi karena berhasil melakukan misi-misi berbahaya. Namun satu hal yang Vivianne inginkan dan belum tercapai sampai sekarang adalah salah satu impiannya yang dia miliki sejak kecil. Memiliki sebuah keluarga harmonis. Dan berada di taman ini terlalu lama, membuat hati Vivianne teriris dan sakit hati dengan sendirinya. Vivianne sudah mencoba untuk membangun sebuah keluarga untuk dirinya sendiri tadinya. Namun dia selalu gagal untuk melakukannya. Apa lagi umurnya sudah tidak muda lagi sekarang. Ada saja halangan yang menerpanya saat mencoba untuk membangunnya. Sudah 3 kali pernikahan dan juga percobaan yang dia coba untuk membangun itu semua. Namun tetap saja, itu semua gagal dan juga tidak mampu untuk menjaganya dengan baik. Walaupun Vivianne terlihat seperti gadis muda sekarang dengan da-da kencang, tubuh ramping, dan juga muka tirus, Vivianne berumur lebih tua daripada kelihatannya. Dia sudah berumur lebih dari 100 tahun lamanya, dia bahkan tahu bagaimana sistem Guild di kerajaan Merleth yang awalnya dianggap sebelah mata dan menjadi usaha yang dipuja-puja oleh semua orang bahkan pemerintah Merleth itu sendiri. Vivianne dapat menyaksikan itu semua karena dia telah menerima ramuan dan juga anugerah awet muda saat dia melakukan misi di pegunungan Naws. Dia sangat mewanti-wanti mendapatkan anugerah itu. Namun yang Vivianne tidak tahu, dia harus menerima kutukan tidak bisa berpasangan atau menikahi siapa pun saat setelah menerima anugerah itu. Pasangan yang dimiliki penerima anugerah itu akan dikaruniai kutukan dan juga akhir yang tragis. Saat Vivianne pertama kali datang untuk mengambil anugerah itu, dia datang bersama dengan pasangannya bersama James, sosok penyihir yang juga teman masa kecilnya. Mereka berdua terkenal di seluruh penjuru Kerajaan Merleth karena sering sekali membantu orang-orang awam dengan menggunakan ramuan dan juga sihir milik mereka. Mereka merupakan lulusan alumni sekolah sihir yang sangat terkenal di sebelah selatan benua Odessa. Dan mereka berdua memutuskan untuk berkelana membantu orang-orang yang membutuhkan kemampuan mereka dalam melakukan praktek sihir. Namun saat Vivianne tiba di gunung itu dan mengambil anugerah yang dibicarakan orang-orang menjadi legenda, James tak sengaja jatuh dan tergelincir dari atas gunung membuatnya mati secara instan tanpa bisa ditolong sama sekali oleh siapa pun bahkan oleh Vivianne yang merupakan seorang penyihir hebat sekalipun. Sudah lama sekali Vivianne berkabung atas partnernya yang meninggal dengan tiba-tiba seperti itu. Vivianne masih tak percaya kalau kematian James adalah karena kutukan dari anugerahnya itu. Tapi meskipun begitu dia tak buru-buru untuk mencari pasangan lagi. Selang jarak 5 tahun dari kematian James, dia pun menemukan pasangan baru untuk menjadi tambatan hatinya. Dia adalah sosok mercenaries dari Merleth bernama Andrean. Dia kenal dengan Andrean karena tidak sengaja sebenarnya. Mereka berdua sering kali melakukan misi bersama untuk membasmi monster di sekitar Kerajaan Merleth. Vivianne terkesan dengan kharisma sosok Andrean yang selalu membantunya setiap saat dalam melakukan misi. Vivianne akhirnya mengikat janji bersama dengan Andrean disaksikan oleh semua penduduk Kerajaan Merleth. Pernikahan itu sungguh sangat megah mungkin menjadi ikon dan juga kejadian paling diingat oleh orang-orang Kerajaan Merleth. Namun saat pengucapan janji berlangsung, Vivianne mengalami hal yang sangat tidak mengenakkan baginya. Tiba-tiba dari belakang ada seorang gerombolan monster yang menyerang Andrean saat lengah dan menyerang semua para tamu di sana. Andrean pun mati seketika tepat di hadapan orang-orang dan juga Vivianne. Mereka semua lari berhamburan karena takut dengan keberadaan monster ganas itu. Semua makanan dan juga minuman di pesta ini bergerak dengan sangat tidak wajar. Pesta yang harusnya menjadi ajang untuk pamer kebahagiaan menjadi sumber kekacauan massal tiada tara yang membuat Vivianne tidak bisa melupakannya seumur hidupnya. Karena kejadian itu, Vivianne mulai percaya dengan kutukan dari legenda itu. Dia pun menganggap semua kejadian malang itu terjadi karena keegoisannya sendiri, membuat semua orang menjadi terkena petaka yang menimpanya. Namun hingga saat ini, tidak ada satu orang pun yang tahu tentang misteri kutukan itu di Kerajaan Merleth. Mereka hanya tahu kalau Vivianne tertimpa sial bertubi-tubi sehingga membuatnya menjadi seseorang yang sangat malang dan juga memprihatinkan. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun Vivianne tidak pernah keluar dari rumah dan kamarnya, selalu menangis tersedu-sedu sampai membuat semua pelayan dan juga orang yang bekerja dengannya mengkhawatirkannya. Dan di saat inilah sosok Brooks datang untuk membantu pelipur lara. Brooks mencoba menenangkan Vivianne dan membuatnya melupakan segala kejadian sedihnya dengan bergabung bersama ke dalam guildnya. Brooks sudah tahu tentang kutukan yang dialami dan diterima oleh Vivianne itu dan mewanti-wanti agar jangan sampai Vivianne mencoba untuk melawan atau menghapusnya. Karena praktik menghapus sebuah kutukan apalagi kutukan kuno merupakan sebuah praktik yang sangat sulit untuk dilakukan dan mahal. Penyihir paling sakti di Odessa pun belum tentu mampu untuk menghilangkan sebuah kutukan dengan pasti. Pasti ada beberapa risiko yang ia terima untuk membayar apa yang telah ia coba lakukan dengan kutukan itu dengan sebuah kejadian-kejadian tragis yang mengerikan. Vivianne pun akhirnya bangkit dari keterpurukannya, dia mencoba untuk mencari cara menghapus kutukan ini bagaimana pun caranya. Dia kembali ke sekolah sihir lamanya tempatnya belajar. Dia mencari cara bagaimana membatalkan sihir ini bagaimana pun caranya meskipun itu akan membuatnya menjadi sosok yang sangat tua dan memakan umurnya. Namun betapa kagetnya saat dia melihat sekolah yang dia tinggali bertahun-tahun lamanya tidak berbentuk menjadi sebuah gedung dan tempat yang ia kenal lagi. Melainkan hanya menyisakan reruntuhan dan juga tempat-tempat yang tidak bisa ditinggali oleh siapa pun di sana. Vivianne bahkan tidak bisa menemukan jejak tentang rumah itu dan menanyakannya kepada siapa pun di sana. Vivianne benar-benar frustasi saat itu. Hingga akhirnya Vivianne bertemu dengan seorang teman lamanya bernama Hobo, dia ternyata berada di sekolah itu saat sekolah itu menghilang entah kemana. Hobo mengatakan kalau memang sekolah miliknya memiliki kemampuan untuk berpindah-pindah tempat kemanapun dia berada sesuka hati sang kepala sekolah. Hal ini dilakukan agar dia bisa menjamin keselamatan dan juga keamanan para muridnya yang rentan akan terkena berbagai macam ancaman fisik maupun magis dari pihak luar. Hobo menawarkan dirinya sendiri kepada Vivanne untuk ikut mencari letak lokasi dari sekolah itu bersama-samanya. Hobo dan Vivianne berjalan cukup jauh dan berkelana entah berapa lama jaraknya untuk menacapai sekolah mereka dulu. Dari perjalanan itu, Vivianne menjadi mengenal sosok Hobo dengan sangat dekat bahkan dia tahu keseluruhan riwayat hidupnya semenjak kecil sampai dewasa. Hobo hanya mencoba untuk tidak membuat perjalanan ini menjadi sepi dan bercanda bersama-sama dengan Vivianne. Namun yang Vivianne tak mengerti dan ia kontrol, sepanjang perjalanan bersama Hobo itu membuatnya menumbuhkan benih-benih cinta di dalam hatinya kepada Hobo. Vivianne benar-benar mewanti-wantikan hal ini akan terjadi dan ternyata benar atas apa yang dia pikirkan. Dia sekarang menjadi jatuh cinta dengan Hobo. Namun Vivianne tidak mencoba untuk mengutarakan perasaannya kepada Hobo. Dia takut jika Hobo memiliki perasaan yang sama kepada Vivianne. Dia tidak ingin kutukan ini terjadi lagi dan menimpa sosok Hobo yang malang. Namun sial bagi Vivianne karena ternyata Hobo duluan lah yang menyatakan kalau dia mencintai Vivianne, bahkan Hobo memendamnya cukup lama semenjak mereka berdua kenal di sekolah sihir. Namun Vivianne tak menjawab apa-apa, hanya membiarkan ungkapan perasaan Hobo tergantung begitu saja tanpa bisa membalas perasaannya. Vivianne berandai-andai jika saja Hobo terkena kutukan mengerikan milik anugerahnya itu, kemungkinan besar Vivianne tidak akan mungkin bisa menjalani kehidupannya lagi normal menjadi seorang manusia seutuhnya. Mereka melanjutkan perjalanan dengan perasaan saling canggung dan tidak membicarakan apa-apa antara keduanya. Vivianne dan juga Hobo akhirnya telah menemukan sekolah lama mereka. Mereka berdua memasuki sekolah itu dengan perasaan nostalgia dan juga memori yang masih tersimpan saat mereka kecil. Vivianne bertemu kembali dengan master yang pernah mengajarinya tentang sihir dahulu. Dia sangat terkejut melihat sosok Vivianne datang bersama dengan Hobo dan mengira kalau mereka adalah sepasang kekasih karena itu. Hingga akhirnya Vivianne mengatakan niatnya pergi jauh-jauh dari Kerajaan Merleth menuju kembali ke sekolah hanya untuk mencoba agar menghilangkan kutukannya. Sama seperti yang dikatakan oleh kebanyakan penyihir di Odessa, Master dari Vivianne mengatakan kalau kutukan itu mungkin saja tidak mudah untuk dilakukan dan jika gagal akan merenggut nyawa milik Vivianne itu sendiri. Karena kutukan itu bekerja dengan mengikat jiwa dan raga seseorang sampai akhir hayatnya. Master Vivianne mengatakan kalau itu bukanlah percobaan yang tidak mungkin, hanya saja kemungkinan untuk berhasil sangatlah sedikit dan juga tidak memiliki jaminan untuk bekerja selamanya. Vivianne mengambil dan juga mencari artefak-artefak kuno yang menyebutkan tentang kutukan yang diderita oleh dirinya sendiri tersebut. Banyak sekali kutukan yang tercantum di artefak-artefak itu sehingga membuat Vivianne kesulitan menggunakan metode mana yang paling ampuh untuk mengusir dan menghapusnya. Hingga akhirnya Hobo menemukan salah satu metode yang paling ampuh untuk melakukan itu berdasarkan perkamen kuno yang dia temukan di perpustakaan. Di katakan bahwa seseorang di Zaman dahulu pernah mengalami kutukan yang sama dengan yang di derita oleh Vivianne dan berhasil lepas dari sukma dan jiwanya. Vivianne tentu saja mempercayai perkamen itu dan mencoba untuk menjalankan ritual yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan perkamen itu. Vivianne harus menyebutkan beberapa mantra kuno dengan bahasa asing dan menyebutkan kalau dia mencintai seseorang yang sangat dekat berada dengannya. Hanya sosok Hobo lah yang berada di situ dekat dengannya dan Vivianne tak bisa mengingat siapa-siapa lagi selain dia. Vivianne memegang erat tangan Hobo dan berusaha untuk menciumnya setelah mengucapkan segelintir mantra-mantra kuno yang sulit untuk di sebutkan itu. Percikan api dan juga petir menyambar di sekeliling Vivianne, dia berpikir kalau mantra dan juga ritual ini sedang bekerja dengan semestinya. Karena merasa sangat percaya diri, Vivianne pun langsung saja mengucapkan apa yang ada di dalam isi hatinya kepada Hobo. Kalau dia benar-benar mencintainya dari lubuk hati paling dalam. Bukan kutukan hilang yang diterima oleh Vivianne, melainkan sebuah kesialan dan juga akhir yang tragis diterima oleh Hobo. Aliran petir dan juga api itu ternyata merupakan hasil dari kutukan Vivianne yang melawan jiwa dan aliran sihirnya sendiri. Mereka membumi hanguskan sosok Hobo tepat di depan matanya meninggalkannya menjadi debu. Kematian Hobo menjadi kematian pasangan paling tragis yang pernah dialami sosok Vivianne. Dan semenjak mulai dari hari itu, dia menyerah untuk berusaha menghilangkan kutukannya. Ia memutuskan untuk menjanda seumur hidupnya. Saat ini, Vivianne sedang berada di depan kamar sebuah gedung Bordir diduga tempat dimana Max sedang dilayani. Dia tidak peduli dengan Ibu pemilik gedung yang terus saja mencoba untuk mengusirnya karena memasuki tempat ini tanpa izin. Namun Vivianne sendiri sudah cukup muak berada di Taman Eden menunggu sosok Max semenjak tadi. Meninggal mendengar ocehan ibu pemilik gedung ini lebih baik daripada melihat para keluarga muda sedang asyik-asyiknya bermain dengan anak-anak mereka. Vivianne juga sudah mengalahkan beberapa penjaga dan juga pengawal di tempat ini sehingga dia bisa leluasa untuk masuk ke dalam rumah Bordil dengan mudah. Melihat pintu yang masih terkunci, Vivianne sudah belajar sihir cara untuk membuka kunci dengan mudah. Dengan segelintir sihir yang dia keluarkan dari mananya, Vivianne langsung saja membuka pintu itu dengan paksa. Dan benar saja, di sana ada Max dengan kondisi memakai celana dan wanita telan-jang hendak saling b******u. Dia benar-benar tak mengira melihat pemandangan ini dari sosok Max. Namun Vivianne berusaha untuk melupakannya dan mengatakan apa maksud dan tujuannya pergi ke tempat ini menyusul Max. “Aku ada misi untukmu, dan aku dengar kau akan berhenti menjadi Mercenaries, ada apa gerangan?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN