Saat ini, Max sudah berjalan menjauh dari Kerajaan Merleth. Ia tidak menoleh sedikit pun ke belakang melihat atau pun menyaksikan nasib teman-teman sesama guildnya. Namun alih-alih langsung menuju ke desa Frello, Max pergi ke suatu tempat kenalannya mendapatkan senjata-senjata yang digunakannya. Dan saat ini, Max sedang berada tepat di depan pintu rumah orang tersebut.Di samping pintu, ada sebuah tombol yang berbunyi saat di tekan. Bunyi itu dapat didengarkan oleh pemilik rumah karena memang dibuat untuk memanggil pemilik rumah tersebut. Max langsung saja menekan tombol itu dan berusaha untuk memanggil siapa pun yang di dalam. Namun berbeda dari biasanya, saat Max berusaha untuk menekan tombol itu, tidak ada bunyi keluar dari sana. Max menduga bahwa alat ini telah rusak dan sepertinya dia harus memanggil kenalannya itu dengan normal seperti orang-orang biasa pada umumnya.
Max menggedor pintu rumah tersebut, “Taurus. Ini aku Max, jika kau mengira aku adalah pemburu yang berusaha untuk mengincarmu itu salah. Cepat buka pintu ini!” Teriak Max berusaha untuk memanggil seseorang dari dalam. Namun tiba-tiba secara otomatis, pintu itu terbuka sendiri tanpa ada seseorang yang membukanya dari dalam. Max bisa mendengar suara gerigi dan juga gear-gear yang saling bergerak seraya setelah pintu itu terbuka. Saat pertama kali Max datang ke tempat ini, pintu itu tidak bergerak dengan seperti itu. Dan sepertinya Taurus sudah menemukan gagasan dan penemuan baru dengan alat-alatnya.
“Syukurlah. Aku mengira nyawaku benar-benar terancam kali ini. Jika saja itu pemburu atau orang yang mengincarku, mungkin aku tidak akan bertemu kembali di lain waktu.” Ujar Pria bertubuh pendek dan rambut separuh itu. Dia terlihat lusuh dengan muka penuh oli dan juga debu. Badannya masih menggunakan celemek dan memiliki aroma mesiu yang sangat mengikat siapa pun yang menciumnya. Di tangan kanannya, dia memegang obeng dan juga tang. Max menyadari kalau Taurus sedang mengerjakan sesuatu saat dia datang ke tempat ini.
“Kenapa kau begitu takut dengan mereka? Tidak bisakah kau mensummon penjaga atau sebuah golem untuk menjaga dirimu sendiri? Aku mengira kalau kau adalah orang yang bisa menjaga dirimu sendiri dengan otak dan juga alat-alatmu” balas Max sambil memasuki gedung itu. Dia masuk tanpa di suruh oleh Taurus dan langsung saja duduk di sofa keras dan berwarna pudar di samping ruangan depan itu. Dia melihat kalau banyak sekali perkakas di ruangan ini yang membuatnya tidak bisa memilih salah satu barang yang membuatnya fokus atau menarik perhatiannya. Taurus memiliki masalah dalam bidang kerapian barang ataupun penataan gudang.
“Aku seorang Blacksmith, bukan seorang penyihir. Jika kau berharap aku bisa melakukan semua itu, kau datang kepada orang yang salah. Lagi pula, memangnya ada golem di dunia ini? Aku kira kalau itu hanyalah mitos dan tidak mungkin benar-benar ada. Aku pernah membacanya di dongeng anak-anak dahulu,” Ujar Taurus ikut duduk di samping Max sekarang. Dia menghembuskan nafasnya terlihat sangat lelah karena mengerjakan sesuatu. Keringat di pipinya juga masih basah belum sempat dia lap dan keringkan. “Kau tidak pernah tahu apa yang ada di dunia ini. Dulu aku sempat berpikir kalau manusia pohon itu hanyalah khayalan yang diciptakan para bangsawan untuk menakuti kita. Namun ternyata benar-benar ada.”
“Terserah katamu. Tapi, kenapa kau datang kemari? Aku menduga ada sesuatu terjadi dengan senjata yang aku berikan kepadamu.” Tanya Taurus sudah menaruh curiga. Taurus sudah mengenal Max sejak lama dan Max memang terkenal sering merusak senjata ciptaannya. Namun meskipun begitu, Max tetap mencoba untuk membuatkan atau memberikan senjatanya kepada Max.
Tanpa berkata apa-apa. Max langsung menyodorkan revolver miliknya kepada Taurus. “Ini sudah tak dapat dipakai. Aku menginginkan hal yang baru. Dan untuk senapannya, aku menghilangkannya di misi terakhirku. Jadi, bisakah aku mendapatkan gantinya?” Tanya Max dengan polos dan juga lugunya.
Taurus mencoba memeriksa senjata yang diberikan oleh Max sekarang. Dia melihat setiap ukiran dan juga mekanisme senjata yang dia buat itu. Dia melihat tempat peluru berlorong sudah tidak mulus dan mulai berkarat. Taurus pun berkata, “Tidak ada yang rusak dengan senjata ini. Jangan jadikan alasan kalau kau hanya ingin mendapatkan senjata baru dariku. Karena meskipun kau memohon., kau tak akan mendapatkan yang baru.”
“Dan juga, bukankah senapan itu sudah aku berikan kepadamu beberapa hari yang lalu? Kenapa kau dengan mudahnya menghilangkannya begitu saja?” Taurus berdiri marah dan juga kesal. Namun Max tak bereaksi apa-apa mendengar itu.
“Aku telah mengampuni nyawa seorang bocah Vampir. Dan mungkin, itu menjadi misi terakhirku melawan para vampir sekarang.” Ucap Max dengan muka datar. Taurus sungguh kaget, karena tak biasanya Max bersikap seperti itu. Dia pun akhirnya kembali duduk di sofa bersama dengan Max mencoba menanyakan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya.
“Jadi... ini semua telah berakhir? Aku mendengar rumor kalau kau akan berhenti menjadi Mercenaries. Apakah rumor itu benar-benar nyata adanya?” tanya Taurus kepada Max. Taurus sudah mengenal Max lumayan lama bahkan semenjak Max menjadi seorang Mercenaries pemula sudah menggunakan senjata-senjata yang dibuat oleh Taurus. Hubungan antara Max dan juga Taurus cukup rumit, karena Max tidak menganggap Taurus sebagai hanya seorang Blacksmith saja. Taurus mungkin salah satu orang yang menjadi tempat Max menyampaikan keluh kesahnya.
“Entahlah, aku berusaha untuk kabur dari pekerjaan itu. Setelah membunuh para Vampir, aku merasa kalau hidupku sudah menjadi kosong sekarang. Aku mengira kalau aku akan mendapatkan tujuan hidupku yang sesungguhnya setelah ini semua selesai. Namun ternyata, tidak ada apa-apa yang bisa aku gapai setelah semua itu.” Ungkap Max berusaha untuk menyampaikan apa yang berada di dalam pikirannya kepada Taurus.
“Jika memang begitu, kenapa kau membutuhkan senjata baru dariku? Bukankah jika kau berniat untuk berhenti, lebih baik kau untuk membuang senjataku dan memulai kehidupan yang baru?” tanya Taurus kepada Max kemana arah dan tujuannya setelah semua ini. Max kembali menunduk, dia sepertinya juga tidak tahu kemana dia harus pergi dan apa yang harus dia pikirkan setelah ini.
“Ya memang. Tapi aku harus menjalankan misi terakhir ini. Misi yang tak pernah aku kira akan berakhir serumit dan semerepotkan ini,” Ungkap Max kepada Taurus. Dia menarik sebuah kertas yang dia terima dari Vivianne mencoba mengingat-ingat detil yang misi yang harus dia lakukan. “Ternyata keluarga Vampir yang aku bunuh adalah keluarga yang sangat berpengaruh di Kerajaan Merleth. Dan karena aku membunuhnya, membuat hubungan Guild Iron Hammer dan Merleth menjadi tidak baik. Aku harus mencari siapa sebenarnya dalang di balik misi ini. Dan saat aku menemukannya, Iron Hammer bisa menjadi Guild dengan nama yang baik lagi seperti sebelumnya”.
“Dan jika memang kau selesai melakukan misi itu, apakah kau memang benar-benar berniat untuk selesai menjadi seorang Mercenaries?” tanya Taurus kepada Max berusaha meyakinkannya apakah itu memang jalan yang berusaha ia tempuh dan raih. Max kembali tertunduk dan muram, Taurus tidak pernah melihat Max seperti ini setelah mengenalnya dalam waktu yang cukup lama. Dan ia merasa kalau misi itu benar-benar mengubah dirinya sekarang.
“Saat aku melakukan misi itu, Aku sadar Taurus, kalau aku tidak berbeda dengan monster yang aku bunuh.” Ujar Max dengan sebuah kalimat yang sangat menohok dan juga membuat Taurus benar-benar prihatin kepada Max. Namun Taurus belum paham apa yang coba ingin Max sampaikan, “Aku selalu mengira kalau para Vampir itu adalah hama yang tak memiliki tempat di dunia ini. Satu-satunya tempat dimana mereka boleh tinggal adalah di neraka dan terbakar bersama api dan laharnya yang panas. Namun ketika aku melakukan misi itu dan melihat mata dari bocah Vampir yang aku selamatkan, aku melihat diriku sendiri di dalamnya. Melihat seorang bocah yang keluarganya terbunuh dengan monster. Selama aku menjadi Mercenaries, aku mengira kalau aku memburu seorang monster. Aku sendiri tak sadar kalau aku, berubah menjadi monster tersebut”.
Taurus berdiri dari sofanya, langsung meninggalkan Max yang duduk sendirian di sana. Dia tak menyangka kalau bocah pendendam dan juga memiliki hati yang kelam bisa berubah menjadi seperti itu hanya karena satu misi. Max bingung kenapa Taurus bisa-bisanya meninggalkannya sendirian di sana. Namun Taurus pun kemudian berteriak memanggil Max, “Kemarilah Max. Aku ingin menunjukkan sesuatu kepadamu.”
Max berjalan menuju lorong gelap yang hanya diterangi oleh sebuah cahaya lampu obor di dekatnya. Tak ada apa pun yang bisa dia lihat di sini selain tumpukan box dan juga peralatan barang-barang yang sudah menjamur dan berkarat di sana. Semenjak Max berada di tempat ini dia selalu mendengar sebuah mesin yang berjalan tanpa henti melakukan sesuatu dengan sendirinya tanpa ada yang mengontrol atau pun mengawasinya. Di titik ini Max akan percaya jika suatu hari Taurus berkata telah membuat senjata yang mampu untuk membunuh musuh dengan sendirinya. Max hanya berjalan dari belakang mengikuti Taurus yang berjarak lumayan jauh di depan.
“Aku tak tahu mengapa saat aku selesai membuat sesuatu yang menakjubkan, kau selalu datang dan meminta senjata dariku. Aku telah membuat beberapa senjata, namun ini masih berada di dalam pengujian. Tapi aku bisa menjamin tingkat kerusakannya lebih rendah daripada senjata-senjata yang pernah aku buat sebelumnya. Aku hanya belum mencoba menguji tingkat keakuratan senjata itu. Dan karena kau datang kemari, aku memintamu untuk mengetes mereka satu persatu.” Ujar Taurus yang sedang sibuk membuka sebuah kotak peti di bawah. Dia sepertinya sedang mencoba untuk mengatur sesuatu sehingga nantinya Max bisa menggunakan senjata-senjata itu dengan mudah dan aman.
Taurus memberikan 4 buah senjata kepada Max secara langsung. Yang pertama adalah sebuah Revolver yang Max benar-benar familiar. Sebuah senapan dengan moncong yang berbeda daripada sebelumnya. Senjata pendek dengan dua barel di sana. Dan sebuah pisau khusus terbuat dari perak terlihat dari kilauannya yang benar-benar bersinar dan bisa di kenali oleh Max dengan mudah. “Apa kau memberikan ini semua kepadaku?” Tanya Max kebingungan dan juga tak mengerti kenapa Taurus memberikan itu semua kepada dirinya.
“Jika ini semua memang bisa digunakan, tentu saja kau boleh memiliki ini semua. Anggap saja ini sebagai sebuah salam perpisahan dirimu yang telah berhenti menjadi seorang Mercenaries dan diriku yang berhenti menjadi seorang Blacksmith.” Ungkap taurus yang membuat Max sedikit bingung. Taurus tidak pernah menyinggung kalau dia akan berhenti menjadi Blacksmith sebelumnya.
“Tunggu, kenapa kau tiba-tiba berhenti menjadi Blacksmith? Apa hubungannya denganku?” tanya Max kebingungan, “Tidak. Aku tidak langsung berhenti menjadi Blacksmith setelah kau berhenti. Aku harus menyelesaikan beberapa urusanku terlebih dahulu sebelum benar-benar berhenti. Santai saja, ini bukan terakhir kalinya kita akan bertemu. Dan sampai saatnya tiba, aku akan menjelaskan kepadamu kenapa aku berhenti”.
“Untuk saat ini, ambil salah satu senjata ini dan tembakkan ke target di depan sana. Aku percaya dengan kemampuan membidikmu, dan jika saat kau menembakkannya tidak mengenai kepala, berarti ada yang salah dengan senjata-senjata ini.” Kata Taurus. Tanpa basa-basi, Max pun mengambil sebuah revolver di sana. Max mencoba mengisi peluru dan ia kaget karena revolver ini dapat mengisi 10 peluru di saat yang bersamaan. Namun sebagai gantinya, peluru yang ia masuki berukuran lebih kecil daripada biasanya.
Max langsung menembakkan Revolver itu ke arah target. Tembakan Max mengenai sasaran dengan tepat. Max merasakan ada yang aneh dengan Revolver ini. “Aku tahu apa yang kau pikirkan. Revolver ini memang lebih enteng dan juga bertenaga di saat bersamaan dibandingkan dengan Revolver yang kau berikan kepadaku tadi. Karena aku mengisi jumlah pelurunya lebih banyak daripada yang biasa aku buat. Aku harap kau terbiasa dengan senjata seperti itu.”
Max mengantongi revolver itu. Dia pun lanjut berusaha untuk mengambil senapan yang juga ada di sana. Ada sebuah Scope yang membuat Max bisa membidik lebih jauh ke arah target di sana. Dia menembakkannya dan tidak ada yang berbeda daripada senapan yang biasa dia gunakan. Max menaruh senapan itu ke punggungnya.
Selanjutnya, dia mencoba untuk menggunakan sebuah senjata unik yang belum pernah ia lihat dan gunakan sebelumnya. Senjata dengan dua moncong dan sebuah peluru unik berupa kumpulan metal, kelereng besi, dan debu di dalamnya. Max langsung saja membidik senjata itu dan menembakkannya ke arah target. Betapa kagetnya Max saat menyadari kalau senjata itu hanya bekerja di jarak dekat. Dia pun berjalan mendekati target itu dan menembakkannya sekali lagi, daya ledak dan kerusakan yang ia rasakan terhadap senjata itu benar-benar menakjubkan.
“Itu adalah Shotgun. Lebih tepatnya double barrel Shotgun. Itu adalah senjata terunik yang pernah aku buat. Karena kau bisa membuat pelurunya sendiri dengan otak dan juga akal kecilmu itu. Kau hanya perlu memasukkan kumpulan besi dan juga debu ke dalam cangkang pelurunya dan kau bisa menembakkannya ke dalam musuh yang berada di jarak dekat sesukamu” Ungkap Taurus kepada Max. Dia pun langsung menaruhnya ke saku kirinya dan merasa kalau itu mungkin akan menjadi senjata andalannya nanti.
“Sepertinya semua senjatamu bekerja dengan baik,” Kata Max kepada Taurus. “Namun bagaimana dengan pisau ini. Apa yang ingin kau lakukan kepadaku menggunakan pisau ini?”
“Ini adalah pisau perak. Aku tahu kalau kau akan segera pergi ke desa Frello. Dan saat di sana, kau akan benar-benar menggunakan senjata ini. Kau tidak perlu mengujinya karena sudah pasti senjata ini memiliki daya serang yang sangat baik. Cukup masukkan saja ke dalam sakumu.” Ungkap Taurus kepada Max.
“Memangnya ada apa di desa Frello sampai-sampai kau menyiapkan senjata ini kepadaku? Apakah kau mengetahui sesuatu yang tidak aku ketahui Taurus?” tanya Max penasaran.
“Sebenarnya aku tidak tahu dengan pasti. Hanya dugaan bahwa di sana ada penyerangan Gargoyle. Dan senjata pisau perak akan bekerja baik melawan mereka. Mereka adalah monster yang sangat tangguh Max. Sebaiknya kau menjaga dirimu saat melawan kawanan mereka nantinya.” Balas Taurus kepada Max. Meskipun jarang keluar dari gedung ini, Taurus tahu banyak tentang dunia di luarnya melebihi Max yang selalu berpindah-pindah tempat.
Semua senjata Max sudah siap sekarang. Ia akan pergi dengan membawa semua perlengkapan itu untuk menuju Desa Frello tempat misinya akan dilakukan. “Serius kau berkata seperti itu? Seharusnya kau khawatir dengan para monster itu karena mereka akan menemukan ajal mereka sebentar lagi. Baiklah kalau begitu Taurus. Terima kasih dan selamat tinggal.” Ucap Max sambil berjalan keluar.