Sementara itu Alinzar, terbaring di sebuah kasur empuk sambil diamati oleh dua wanita di sana. Mereka mengulurkan tangannya ke arah Alinzar seperti mencoba untuk menyembuhkannya terlihat dari adanya sebuah aliran sihir yang bercahaya di tangannya.
Alinzar bingung siapa mereka berdua. Dia masih tidak tahu kalau dia berada di Mansion keluarga Conro. “Siapa kalian!? Apa yang terjadi denganku di tempat ini? Apa yang kalian lakukan kepadaku!” Teriak Alinzar mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan dirinya saat ini.
“Tenang wahai anak muda. Jika kau terlalu banyak bergerak, maka penyembuhanmu mungkin tidak akan kunjung selesai. Kami membutuhkanmu agar tetap tenang dan menerima sihir pengobatan ini dari kami. Kutukan yang kau miliki ternyata sangat berbahaya daripada yang kami perkirakan. Dan mungkin kami akan membutuhkan waktu yang lama untuk menyembuhkanmu.” Ucap Jade dan juga Judy.
Alinzar belum kenal dengan siapa dua wanita ini. Karena memang mereka belum memperkenalkan diri mereka kepada Alinzar yang kesakitan.
Tiba-tiba dua orang laki-laki berbadan besar satunya berkumis dan satunya tidak datang ke kamar Alinzar. Mereka berdua membawa sebuah kotak yang terkunci oleh sebuah gembok dengan isi yang masih misterius. Alinzar tak tahu ada apa di dalamnya.
Tapi kemudian dua pria itu membukanya. Bukan dengan cara yang seharusnya, mereka menyikut gembok itu sampai hancur dengan menggunakan tulang siku mereka. Alinzar sadar betapa kuatnya dua orang tersebut. Mereka kemudian membuka kotak itu, dan membawa benda mirip sebuah pisau yang ada di sana namun bercahaya dan juga memiliki aliran sihir yang sangat kuat.
Pria berkumis yang membawanya itu kemudian menyerahkannya kepada Judy.
“Hei..Hei... Tunggu, apa yang kau ingin lakukan dengan benda itu hah! Apakah kau ingin mencoba untuk membunuhku! Benda itu memiliki aliran sihir dan juga resonansi yang sangat tinggi. Aku mungkin bisa mati jika kalian menancapkan benda itu langsung ke dalam tubuhku!” Alinzar ketakutan tentu saja melihat benda yang ada di hadapannya dipegang dengan cara yang tidak wajar oleh kedua wanita itu.
Namun kemudian kedua wanita itu menatap ke arah Alinzar dengan bingung. “Memangnya, apa yang ingin kami coba lakukan kepadamu?” tanya Judy.
Masih membawa benda berbentuk mirip pisau itu. Judy menusuk angin, dan ternyata pisau itu dapat membelah udara. Menciptakan sebuah rongga udara menyerap angin dan juga atmonsfer di sekitarnya. Jade mengontrol lubang udara itu agar tidak bergerak terlalu radikal dan juga membuat kekacauan di mana-mana.
Setelah lubang itu tidak menyerap sesuatu di sekitarnya dengan masif, Jade mengulurkan tangannya masuk ke dalam lubang itu. Dia seperti hendak mencari sesuatu di dalam sana dan mencoba untuk melihatnya. Terlihat sangat kesulitan sampai-sampai mulutnya meringis dan giginya terlihat dengan jelas oleh Alinzar.
Dua pria itu yang merupakan Josh dan George terlihat khawatir kepada saudari mereka. Karena beberapa kali Jade yang mengulurkan tangannya itu seperti tersedot oleh lubang itu sampai kepala dan juga badannya ikut tertarik ke dalam sana. Judy yang mengetahui itu mencegah Josh dan George untuk membantu saudarinya.
Dan ternyata selang tak lama setelah itu Jade berhasil mendapatkan barang yang dia mau. Sebuah teko yang terbuat dari porselen dan memiliki ukiran berbentuk bunga dan hewan kuno bercahaya di sana. Jade menimang-nimang teko itu, mencari tahu apakah ada sesuatu di dalam sana. Setelah mencari tahu isi di dalam teko itu, Judy pun menaruhnya di meja mencoba untuk merapikan meja itu terlebih dahulu.
Alinzar benar-benar terperangah dan terkejut melihat pemandangan yang baru saja dia lihat tadi. Dia tak tahu apa yang terjadi barusan di depan matanya. “Apa itu tadi? Apakah aku melihat sebuah dimensi yang lain? Atau mungkin itu adalah sebuah trik yang kalian berikan kepadaku agar aku terkesan kepada kalian?” tanya Alinzar yang masih bingung mencerna apa yang dia lihat barusan.
“Wajar sekali jika kau bingung melihat apa yang terjadi barusan. Karena aku yakin memang tidak banyak orang yang tahu akan sesuatu seperti itu. Yang baru saja kami lakukan adalah membuka portal ke dimensi lain dan mengambil sesuatu dari sana. Apakah kau paham dengan apa yang aku bicarakan?” jawab Judy kepada Alinzar. “Tunggu, apakah kau berkata dunia lain, ‘Dunia lain’ itu? Bagaimana kalian bisa mengakses tempat itu dengan mudah seperti barusan? Siapa kalian sebenarnya? Dan mengapa kalian bisa dengan mudahnya mendapatkan teko itu?” Tanya Alinzar dengan ribuan pertanyaan di kepalanya.
Tapi Alinzar lupa kalau jantungnya masih merasakan rasa sakit sekarang. Rasa sakit itu seperti menusuk ke dalam sanubari sehingga membuat ucapannya tertahan untuk sementara waktu dan dia menggenggam da-danya dengan erat mencoba untuk menahannya sekuat tenaganya.
Judy langsung saja menuangkan segelas air yang berasal dari dalam teko itu. Dia memberikannya kepada Alinzar untuk segera dia minum. “Ini, ambillah. Mungkin ini tak begitu berguna untuk membuatmu sembuh. Tapi ini akan mengurangi rasa sakitmu nanti saat jika jantungmu tiba-tiba kambuh lagi. Kau pasti merasakan organmu seperti ditusuk berkali-kali bukan?” Ucap Judy menawarkan teko itu kepada Alinzar. Namun meskipun dalam keadaan yang terlihat menyedihkan seperti sekarang, Alinzar malah menolak untuk meminum ramuan itu dari Judy, “Aku tidak akan meminum hidanganmu sebelum aku tahu apa yang ada di sana!”
Alinzar berteriak, ternyata tusukan di dalam jantungnya lebih kuat daripada sebelumnya. Josh dan George meskipun terlihat sangar dengan badan mereka yang besar juga ikut khawatir dengan Alinzar di sana. Mereka mencoba untuk membuat Alinzar menjadi lebih baik meskipun harus membuatnya mencoba untuk tidak bisa bernafas ataupun tidur dengan nyenyak.
“Kumohon percayalah kepada kami. Ini demi kebaikanmu sendiri. Aku bisa jamin kalau rasa sakitmu akan berkurang jika kau meminum ramuan ini sekarang.” Ucap Judy bersikeras memaksa Alinzar untuk meminum ramuan yang berasal dari teko itu.
Karena tidak ada pilihan lain, Alinzar pun meminumnya. Teguk demi teguk ia telan dalam air itu dan merasakan kalau air itu masuk ke dalam tubuhnya. Ternyata perkiraannya tentang minuman itu tidak seburuk yang ia kira. Minuman itu lebih mirip seperti sebuah teh bila dibandingkan dengan minuman biasa.
Dan Alinzar mengira kalau itu adalah sebuah ramuan kuno yang terasa sangat pahit. Tak terasa, Alinzar meminum ramuan itu sampai habis dan tidak menolak untuk menghabiskannya segelas. Judy menaruh gelas itu kembali di atas meja, dan membiarkan Alinzar terbaring lagi di dalam kasur yang dia tiduri tadi.
Ternyata memang minuman itu membuatnya menjadi sedikit lebih baik. Jantungnya tidak terasa semenyakitkan seperti dahulu. Alinzar mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan ramuan itu sebenarnya. “Aku sudah mencari tahu tentang keberadaan dunia lain seumur hidupku.
Dan entah kenapa kalian dengan mudahnya menemukannya dan melakukan itu semua dengan mudah. Katakan padaku, apa yang kalian lakukan sebenarnya? Mengapa kalian bisa melakukan itu dengan mudahnya?” tanya Alinzar penasaran dengan kedua wanita yang baru saja membantunya ini.
“Aku tahu kalau kau adalah seorang Vampir. Dan kau mungkin sangat mencari tahu keberadaan tentang dunia lain tersebut. Dan kau mungkin berharap dengan menemukan keberadaan tentang dunia itu bisa membantu seseorang yang kau sayangi untuk bisa hidup kembali karena jiwa mereka masih ada di dunia sana bukan? Namun sayangnya harus kukatakan kalau apa yang baru saja kami lakukan tidak bisa memenuhi ekspektasimu. Kau mungkin kecewa jika kami mengatakan hal yang sebenarnya kepada dirimu.” Ucap Jade kepada Alinzar yang terbaring di kasur sekarang.
“Aku tidak peduli jika itu memang tidak sesuai perkiraanku. Aku hanya menginginkan apa yang sebenarnya terjadi dengan sihir yang kalian lakukan barusan. Aku menginginkan sebuah kebenaran!” Ucap Alinzar sambil membentak tidak santai. Judy melirik Josh dan George yang berada di samping kamar. Mereka membawa kotak yang mereka buka tadi dan Judy menaruh benda mirip pisau itu kembali ke kotak tersebut.
“Kami tidak bisa melakukan sihir untuk berkomunikasi dengan dunia lain. Kami hanya bisa melakukan sihir dengan menggunakan perantara. Salah satunya dengan menggunakan artifak tadi. Pisau Dimensi. Nama yang memang sedikit jelek, tapi memang seperti itu kami memanggil benda itu.”
George menutup kotak itu, menguncinya kembali dengan sebuah gembok baru yang mereka pasang. Alinzar tak tahu berapa banyak gembok cadangan yang mereka miliki. Namun dia merasa akan sungguh merepotkan jika mereka harus selalu menggunakan gembok baru untuk mengunci kotak itu kembali.
“Apa yang barusan kami lakukan memang berinteraksi dengan dunia lain. Namun kami hanya bisa melakukannya dengan sangat-sangat terbatas. Bahkan kami tidak bisa melakukannya sesuka hati kami. Ada aturan yang harus kami patuhi jika memang kami memang ingin untuk selamat saat menggunakannya. Yaitu dengan menggunakan perantara artifak itu.” Ucap Judy kepada Alinzar di sana.
“Kami menggunakan dimensi lain hanya semata-mata digunakan sebagai tempat penyimpanan barang-barang berbahaya dan juga sakral yang kami miliki. Benda-benda itu hanya bisa disimpan di dunia lain karena kepekaannya dengan benda-benda di dunia nyata sangatlah berbahaya jika disimpan langsung. Dan karena dunia lain memiliki luas yang tak terhingga berbeda dengan dunia yang kita pijak sekarang. Kami bisa menaruh benda apa saja yang kami miliki dengan sangat banyak di dunia lain tersebut. Apakah kau paham dengan perbedaan dunia lain yang sudah aku sebutkan ini wahai Vampir?” Ucap Jade kepada Alinzar.
“Lalu jika memang begitu, benda apa yang kalian berikan padaku barusan? Bagaimana kalian bisa mendapatkannya?” tanya Alinzar kembali.
“Bagaimana kami mendapatkannya adalah cerita yang sangat panjang. Bahkan sebelum era dimana keluarga ini dibangun. Tapi yang jelas itu adalah ramuan yang sangat manjur bisa mengurangi rasa cedera yang kau alami. Kau tidak perlu khawatir soal hal itu. Kami tidak mengembalikan teko ini kembali ke dunia lain karena memang sudah tidak ada isinya lagi. Tidak perlu untuk dikhawatirkan.”
“Lalu dengan kutukanku, apa itu sebenarnya? Bagaimana aku mendapatkannya padahal aku merasa tidak ada orang yang mengutuk atau pun memberikan mantra yang aneh-aneh kepadaku?” tanya Alinzar lagi.
“Sebenarnya memang mantra itu bukan buatan seorang penyihir atau sesuatu. Tapi kau memang melewati sebuah daerah terlarang yang tak seharusnya dilewati oleh makhluk seperti dirimu. Hutan itu sudah sejak lama memang dikenal sebagai hutan terkutuk dan aku heran kenapa kau tidak mengenalnya karena memang pamor yang dimiliki tempat itu sangat terkenal. Dan aku juga heran, mengapa pemburu yang bersamamu tidak ikut terkena kutukan itu. Sungguh sangat aneh”.
Alinzar jadi teringat dengan Max. Dia pun langsung menanyakan dimana kabar orang itu. “Dimana Max? Apakah dia baik-baik saja sekarang?” Judy dan Jade menengok ke arah saudaranya Josh dan George. Karena sepertinya dua pria itu lebih mengetahui kondisi Max dibandingkan yang lain.
George dan Josh hanya mengangguk pelan ke arah Judy dan juga Jade. Alinzar juga sadar kalau dua pria itu tidak mengatakan apa pun semenjak tadi. Mereka berdua adalah orang yang sangat pendiam sampai mengira kalau kedua orang ini memiliki kelainan di dalam indra mereka. Namun Alinzar tidak ingin berasumsi aneh-aneh karena memang dia tidak mengenal siapa mereka sebenarnya.
“Temanmu sang Pemburu aman. Dia sedang beristirahat di dalam kamar di rumah ini sekarang. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya, bahkan kami sudah melakukan acara makan-makan bersama dengan dirinya. Katakan kepadaku wahai Vampir, siapa pemburu itu sebenarnya? Mengapa dia tidak terkena kutukan yang sama sepertimu?” tanya Judy dan Jade. Sejujurnya pertanyaan itu juga menjadi tanda tanya besar baik bagi Alinzar maupun Max itu sendiri.
Alinzar hanya menggelengkan kepala dan mengangkat bahunya menjawab pertanyaan itu. “Aku tak tahu siapa dirinya yang sebenarnya. Namun aku mengira kalau dia memang adalah orang yang spesial. Terbukti dari kemampuan regenerasinya yang sangat tinggi.” Ucap Alinzar kepada Judy dan Jade.
“Kemampuan regenerasi? Tunggu, dia memiliki kemampuan semacam itu? Bukankah dia adalah manusia bukan merupakan Vampir sepertimu?” Tanya Judy dan Jade kepada Vampir itu. Alinzar merasa kalau dia salah berbicara. Tidak seharusnya dia mengatakan kemampuan yang dimiliki oleh Max kepada mereka berdua secara Alinzar belum bisa percaya dengan mereka berdua.
Namun jika Alinzar berusaha menutupi apa yang baru saja dia bicarakan tadi, maka besar kemungkinan Judy dan Jade malah semakin penasaran dengan apa yang baru saja dikatakan olehnya. “Tidak, maksudku kemampuan regenerasiku. Saat kami bersama, dia meminjam sejumput darahku agar dia bisa beregenerasi. Namun bukan berarti dia berubah menjadi Vampir. Dia tetaplah manusia biasa. Sama seperti kalian. Dan aku yakin kemampuan regenerasinya sudah hilang sekarang”.
Judy dan Jade beranjak dari ranjang yang dibuat tidur oleh Alinzar itu. Bersama dengan dua saudaranya George dan Josh, mereka keluar dari kamar meninggalkan Alinzar sendirian di sana. “Jika kau ingin meminta sesuatu. Panggil saja kami, kami akan berada di kamar tepat di sampingmu”.
Tapi sebelum Judy dan Jade keluar, Alinzar memiliki satu pertanyaan yang lupa akan ia tanyakan. “Aku lupa, di dalam hutan tadi kami melihat dan dikejar oleh segerombolan serigala hitam. Makhluk apa itu sebenarnya? Bagaimana itu bisa di sana dan aktif di waktu itu?” Pertanyaan Alinzar hanya di diamkan oleh 4 orang itu. Mereka mendengarnya dengan jelas namun memilih untuk tidak menjawabnya. Judy dan Jade pun menutup pintu itu dengan rapat-rapat.