Berlari sekencang-kencangnya menuju pak tua itu, Max tahu kalau usahanya untuk menyelematkan pria itu sudah tidak bisa dia lakukan lagi. Namun tetap saja, jika dia membiarkan para Gargoyle itu berkeliaran dengan sembarangan, maka target selanjutnya yang akan para monster itu incar adalah Max itu sendiri. Dengan sebuah revolver di tangan kanannya, Max berusaha menembak kepala dari Gargoyle itu.Baru kali ini Max mengalami penyesalan dalam hidupnya. Andai saja dia sadar akan keberadaan Gargoyle itu sebelumnya dan menerima nasehat dari pria tua itu, mungkin dia bisa menyelamatkannya dari nasib naas yang menimpa pria tua itu. Sebuah jimat yang baru saja Max dapatkan langsung saja membawa mala petaka bagi pria itu sesaat setelah dia menerimanya. Para Gargoyle itu berjarak tidak cukup jauh dari Max sekarang, dan dia sedang membidik para monster itu dengan revolver di tangan kanannya.
Para Gargoyle itu sedang sibuk memakan mayat dan juga bangkai dari pak tua itu, mereka benar-benar seperti monster liar yang tak memiliki adab ataupun etika dalam memakan mangsanya, hanya memakan apa yang telah mereka serang dan juga rusak di depan mata. Para monster itu belum menyadari sosok Max yang berada di belakang mereka sekarang. Dalam satu kali tembakan, Max berhasil membidik kepala salah satu Gargoyle dengan tubuh paling besar di sana dan menjatuhkannya ke tanah membuatnya tak berdaya.
Max mengira kalau menyerang para Gargoyle itu sangat mudah karena hanya satu tembakan membuat mereka langsung jatuh tak bisa melawan. Max juga sadar kalau titik vital mereka mirip dengan titik vital yang para Vampir yang pernah ia lawan. Dan jika memang begitu, pertarungan ini tentu saja akan mudah dimenangkan oleh Max begitu saja.
Mendengar suara tembakan di tengah keheningan hutan itu tentu saja membuat Para Gargoyle menoleh ke arah Max. Mereka melihat Max di sana memegang pistol yang sudah berasap pertanda kalau dia telah mengeluarkan pelurunya menembak salah satu kawanannya. 2 Gargoyle yang tersisa di sana itu pun akhirnya berlari sambil terbang ke arah Max sambil berteriak mengusir semua satwa yang ada di dalam hutan. Max mengantisipasi serangan mereka sekarang dengan membawa dua buah senjata yaitu shotgun di tangan kiri dan revolver di tangan kanan. Alasan shotgun dia taruh di tangan kiri adalah karena dia tahu kalau senjata itu tidak membutuhkan akurasi dan juga ketepatan yang hebat untuk bisa melukai musuh. Hanya butuh momentum dan juga waktu yang tepat untuk bisa melukai mereka.
Tak sabar ingin menumpas mereka secara bersamaan, Max pun akhirnya ikut berlari ke arah para monster itu dan menembakkan semua senjata yang dia punya di kedua tangannya. Dua buah Gargoyle sekarang berada di hadapan Max dan ia akan dengan senantiasa mencoba untuk menembakkan sayap mereka agar tidak bisa terbang atau berlari terlalu jauh melebih tingkat akurasi yang dia punya. Max menembakkan revolver di tangan kanannya ke arah Gargoyle di sebelah kanan matanya tersebut.
Sayap Gargoyle itu robek dan juga patah karena Max berhasil menembakkan peluru di antara sayap dan juga sendi monster itu. Gargoyle itu terjatuh dan akhirnya kesulitan untuk mendapatkan keuntungan udaranya lagi. Ancaman Max belum habis, di hadapan kirinya masih ada Gatgoyle yang terbang semakin dekat ke arahnya. Max sudah tidak bisa kabur lagi karena Gargoyle itu bergerak dengan kecepatan tingkat tinggi sehingga berlari ataupun menghindar berguling tidak akan bisa membuatnya kabur dengan aman dan selamat, malahan itu akan membuatnya memiliki kemungkinan terbesar untuk tergelincir dan juga menubruk sesuatu yang tidak dia harapkan sebelumnya.
Max langsung saja menembakkan shotgun di tangan kirinya. Meskipun area tembakan Shotgun itu sangat lebar, Tidak ada satu tembakan yang diterima oleh Gargoyle itu mengenai badannya. Masih ada satu peluru tersisa di selongsong shotgun itu. Max menyalahkan tangan kirinya karena tidak bisa menembak dengan baik. Alhasil dengan cepat seperti seorang pemandu sirkus, Max menaruh revolvernya kembali ke saku dan memegang Shotgun itu dengan tangan kanannya. Kali ini, tembakan itu berhasil tepat mengenai kepala Sang Gargoyle menumbangkannya dengan instan dan juga daya rusak yang sangat besar.
Melihat satu Gargoyle masih terseok-seok dan mencoba untuk bergerak karena sayapnya yang patah, Max berusaha untuk menghentikan penderitaan yang Gargoyle itu terima dengan menembak kepala dari Gargoyle itu sekarang. Max pun berpikir kalau mungkin jika mereka akan mati dan tumbang semudah ini, dia akan bisa masuk ke dalam Desa Frello dengan mudah hanya dengan bermodalkan senjata yang dia punya sekarang. Max menaruh Shotgun itu di saku kanannya dan menarik kembali revolver di saku kanannya. Dia langsung saja menembak kepala Gargoyle itu meniadakannya secara instan.
Max masih tak percaya pria tua yang baru beberapa menit dia ajak berbicara bisa langsung meninggal dan mati begitu saja dengan sangat cepat. Max langsung saja berjalan menuju gerobak kuda itu. Anehnya, kuda yang mengangkut karavan itu tak terlihat kabur atau takut setelah melihat pemiliknya mati mengenaskan di depan matanya sendiri. Karena biasanya kuda yang sangat dekat dengan pemiliknya itu akan mampu membuat ikatan batin antara dua makhluk itu sehingga jika salah satu dari mereka mati atau meninggal maka juga akan meninggalkan luka yang cukup dalam dari pihak yang masih tersisa. Max merasa kasihan dengan nasib kuda ini karena mungkin dia tidak tahu apa yang terjadi, Max tak bisa membawa atau merawatnya karena dia tak ingin menambah tanggung jawab dalam hidupnya.
Sedangkan barang-barang yang dibawa oleh kuda itu di dalam karavannya terlihat sangat berat dan juga kuat untuk dikaitkan. Max tak mengira kuda yang terlihat biasa-biasa saja ini mampu untuk menarik beban sebanyak itu. Max melihat kalau pengait antara kuda dan juga karavan ini terkunci dengan sangat kuat sehingga Max tidak mampu untuk membukanya dengan mudah. Alhasil secara paksa dan karena tidak ada pilihan lain, Max menembak kait antara karavan dan kuda itu membebaskan kuda yang langsung lari ke dalam hutan. Max tahu mungkin itu pilihan yang terbaik untuk membuatnya bebas dan kembali ke alam liar.
Dan sekarang, ia melihat ma-yat pria tua itu berada dalam kondisi yang mengenaskan sekaligus menjijikkan di saat yang bersamaan. Kepala dan juga mulutnya terkoyak memperlihatkan sebagian bagian dari otaknya yang ada di dalam. Darah mengucur membuat sebuah kubangan kecil sehingga membuat lalat mulai berkumpul untuk sekedar mencicipi apa yang baru saja mereka lihat. Ini terlihat lebih brutal dan juga mengerikan dibandingkan dengan monster yang pernah Max hadapi sebelumnya. Dan sayangnya, Max tidak bisa memberikan penghoramatan apa-apa kepada pria tua itu. Menguburnya saja tidak mungkin karena beberapa organnya sudah hilang dan juga terpental entah kemana.
Max hanya bisa menundukkan kepalanya dan berduduk sila mengheningkan dengan sejenak atas kebaikan pria tua itu kepada dirinya. Tanpa dia, mungkin Max akan menganggap remeh takhayul soal Gargoyle itu dan menganggap mereka hanya rumor. Namun sekarang, Max merasa kalau mereka adalah makhluk yang benar-benar berbahaya dan perlu cepat untuk dibinasakan.
Tiba-tiba dari belakang, Max menerima cakaran besar mengenai punggungnya. Cakaran itu membuat tiga bekas luka menggaris merobek baju yang ia kenakan sekarang. Kesakitan dan juga dengan refleks, Max pun berguling ke depan berusaha untuk menghindar serangan siapa pun yang berusaha untuk menyerangnya tersebut. Max langsung saja menarik Revolver di tangan kanannya membalas serangan itu dengan tembakan revolvernya.
Betapa kagetnya Max saat melihat Gargoyle yang dia tembak awal tadi bisa kembali bangkit dan juga bergerak menyerangnya. Mereka ternyata memiliki kemampuan regenerasi benar-benar mirip seperti Vampir yang ia lawan. Max sungguh penasaran, apa hubungan para Gargoyle ini dengan para Vampir? Karena tingkat kemiripan mereka benar-benar membuat Max kesal sampai penasaran setengah mati dibuatnya.
Max pun akhirnya menembak lagi gargoyle itu tepat di area kepalanya membuatnya jatuh tersungkur dan juga kalah kembali. Max berusaha mengecek kembali apa yang membuatnya bisa bangun dan mendapatkan kemampuan regenerasi kembali setelah mendapatkan serangan telak seperti itu. Hingga akhirnya Max sadar akan sesuatu kalau di dalam d**a Gargoyle itu ada sesuatu yang bersinar seperti permata namun terbungkus dengan kulit di luarnya. Cahaya berwarna hijau gelap itu bersinar dengan sangat redup sehingga dalam kondisi banyak cahaya sangat sulit untuk bisa melihatnya dengan jelas.
Max langsung saja menembak cahaya itu berprasangka jika saja memang cahaya itu merupakan sumber dari kekekalan yang membuat para Gargoyle bisa beregenerasi dengan terus menerus. Namun ternyata peluru Revolver Max tidak bisa menembus cahaya itu dan terpental ke lain arah. Max pun mencoba lagi menembakkannya dengan menggunakan Shotgunnya karena mungkin saja dengan daya ledak dan rusak yang lebih tinggi dapat membuat cahaya itu rusak. Dan percobaan Max tetap gagal.
Senapan adalah satu-satunya pilihan terakhir yang dimiliki oleh Max sekarang, jika memang peluru dari senapan ini tidak bisa mampu untuk menembus cahaya itu, tidak ada lagi yang bisa Max lakukan untuk melawan Para Gargoyle tersebut. Dia mungkin hanya akan kabur dan kembali ke guild Iron Hammer bahwa dia tidak bisa melakukan misi yang sudah dipasrahkan kepadanya. Max menembakkan senapan itu ke arah cahaya Sang Gargoyle. Sesuatu yang tidak pernah diharapkan oleh Max sebelumnya, Peluru itu gagal menembusnya dan juga merusaknya.
Max membuang-buang waktu cukup lama untuk mencari cara agar bisa menghancurkan cahaya itu sampai Gargoyle itu bisa bangkit dan mencoba menyerangnya lagi. Namun kali ini tidak hanya Gargoyle yang ada di depannya, melainkan dua Gargoyle lain yang telah ia kalahkan juga kembali bangkit dan mulai menyerang Max lagi sekarang. Fokus Max benar-benar terpisah karena melihat kebangkitan dua Gargoyle jauh di depannya itu hingga ia tak sadar kalau Gargoyle yang ada di hadapannya sekarang berusaha untuk menyerangnya. Para Gargoyle mulai mengeluarkan auman pekik mereka yang menggetarkan seluruh isi hutan.
Max terjatuh karena menghindar serangan dari Gargoyle di depannya sekarang. Sementara monster itu berada di atas Max sekarang menunjukkan taring dan juga air liurnya menetes di pipi Max. Dengan cakar yang sangat tajam, monster itu mencoba untuk menyerang Max dengan senjata yang ia punya. Namun Max berhasil menghalaunya dengan menggunakan pisau perak pemberian Taurus sebelumnya. Max mencoba untuk menahannya selama mungkin sampai sebelum dua Gargoyle lain datang kepadanya.
Hingga akhirnya Max menemukan celah untuk mengalahkan Gargoyle itu. Max langsung saja menusuk lengan dan juga tangan dari Gargoyle yang menahan pisaunya itu. Dia tak mengira kalau itu akan sangat efektif sampai kulit dan juga tulang dari Gargoyle itu menjadi sedikit terbakar dan juga hangus. Gargoyle itu berteriak dengan sangat keras namun bukan teriakan amarah maupun kesakitan. Max lanjut saja mencoba untuk menendang kaki dari Gargoyle itu menjatuhkannya. Hanya satu kesempatan ini yang dia punya, dia mungkin tidak akan bisa melakukan apa-apa lagi setelah ini. Max menusuk monster itu dengan menghujamkan cahaya itu dengan pisau milik Max.
Ternyata sangat berhasil! Pisau itu berhasil menembus cahaya di dalam kulit Gargoyle itu, memperlihatkan sebuah batu permata di dalamnya. Tanpa berlama-lama, Max pun langsung saja menarik batu permata itu dari da-da Sang Monster dan membuatnya berteriak dengan sangat kencang. Akhirnya Max telah menemukan satu kelemahan dari Gargoyle b*****h itu. Kelemahan mereka berada di cahaya tepat berkilau di depan tubuh mereka.
Teror belum selesai di hadapi oleh Max, dua Gargoyle lain sedang berjalan menuju ke arahnya dan akan menyerangnya tak lama lagi. Namun Max sudah tahu apa yang akan ia perbuat saat ini. Dia memegang Revolver di tangan kanannya dan juga pisau perak itu di tangan kirinya menunggu dengan sangat cepat para monster itu untuk mendekat dan menyerangnya. Dan ternyata dengan sangat cepat monster itu berusaha untuk menyerang Max dengan cakar dan juga taring mereka.
Bidikan dan juga tembakan Max tak kalah cepat dengan para Gargoyle itu. Dia menembak di kepala masing-masing dari Gargoyle yang ada di hadapannya itu dan berusaha untuk mendekatinya seraya mereka tumbang untuk sejenak. Setelah mereka terjatuh dari udara, Max langsung saja menikam kristal di dalam da-da mereka dan menghabisi mereka dengan cepat. Akhirnya, meskipun tak tahu sampai kapan. Dua ancaman yang membahayakan hidup Max berhasil ia tangani dengan cepat kali ini juga.
Tapi tiba-tiba suara dari hutan bergemuruh dengan sangat kencang. Dan dari kedalaman hutan, terlihat tiga ksatria sedang menunggangi kuda lengkap dengan baju zirah mereka. Para ksatria itu memacu kudanya tepat ke arah Max dan dengan lantang berteriak, “Hei kau! Cepat naik ke atas kuda kami!”
Meskipun sudah beberapa kali berada di ambang batas antara hidup dan mati, Max tak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang. Bagaimana tidak, di belakang para ksatria ini ada puluhan atau mungkin ratusan Gargoyle yang terbang berusaha untuk mengejar mereka dengan cakar dan juga sayap itu.