Chapter 15 : Ksatria Frello (Part 1)

1066 Kata
Sambil berada di bawah sadel Sang kuda yang dikendarai oleh Ksatria itu, Max menembakkan senapannya ke arah para Gargoyle yang terbang ke arahnya. Desingan peluru dan juga bubuk mesiu itu membuat beberapa Gargoyle takut dan kabur dari gerombolan mereka sendiri. Meskipun Max tahu kalau peluru yang dia bawa tidak akan mampu membuat para Gargoyle itu mati, tapi menumbangkan dan juga mengurangi jumlah monster yang sedang mengejar mereka tentu saja lebih baik daripada tidak melakukan apa pun. Sebenarnya, manuver yang dilakukan oleh para Gargoyle itu cukup sulit bagi Max untuk menumbangkannya dengan mudah, apalagi mereka seperti mampu untuk mengendalikan udara di sekitar mereka, membuatnya bisa bergelayutan dan juga melayang dengan mudahnya ke sana kemari. Max hanya memakai satu tangan menembaki Gargoyle itu dengan susah payah sesungguhnya masih kesulitan untuk mengenai mereka dengan telak dan juga satu persatu. Sementara prajurit yang mengendarai kuda sekarang sedang sibuk mengendalikan kuda yang makin lama makin sulit untuk dikontrol. Bagaimana tidak, medan yang mereka lalui di depan semakin berat dan juga terjal seperti banyak sekali pepohonan yang tumbang, jalanan licin, atau pun sekedar hewan liar ikut berlarian kabur menghindar dari gerombolan Gargoyle itu. Semua halangan tadi harus bisa dihindari para ksatria penunggang kuda agar bisa pergi ke tempat yang akan mereka tuju saat ini di arah tenggara. Dilihat dari armor dan juga senjata yang mereka punya, Max menganggap kalau para ksatria ini bukanlah ksatria biasa. Di depan armor mereka ada sebuah lambang matahari yang kemungkinan besar menunjukkan panji dari simbol kerajaan yang mereka layani dan bela. Max tak mengenal satu pun panji dengan bentuk seperti itu sebelumnya selain panji dari sebuah kerajaan di tepi barat. Jika pun mereka memang adalah kerajaan itu, tidak mungkin mereka repot-repot ke sini hanya untuk dikejar oleh para Gargoyle seperti sekarang. Max terus saja menembak tanpa henti meskipun gerombolan Gargoyle itu juga tidak berkurang dengan jumlah yang signifikan. Hingga akhirnya Max dan kawanan ksatria penunggang kudanya keluar dari belantara hutan menuju medan yang lebih terbuka. Tepat di depan para ksatria itu sekarang, ada sebuah kastil dan juga desa dengan menara-menara yang menjulang sangat tinggi. Sungguh sangat aneh karena luas dari desa itu yang kecil memiliki menara seluas itu. Max bertanya-tanya dalam dirinya sendiri apakah mungkin para Ksatria ini sedang menculik Max dan membawanya ke sebuah tempat antah berantah jauh di sana? Namun Max juga melihat tidak ada sesuatu yang mencurigakan di sana. Bahkan terlalu sepi untuk sebuah wilayah yang sedang di serang gerombolan para Gargoyle. Gerombolan ksatria kuda milik Max sedang berada di depan gerbang kastil itu sekarang. Namun para Gargoyle tampaknya tahu kalau target mereka akan menuju ke tempat yang lebih aman. Maka dari itu mereka mempercepat laju terbang mereka pergi ke arah para ksatria dengan lebih cepat dan juga lebih lincah dari pada sebelumnya. Sampai akhirnya saat mereka bertiga hendak masuk ke dalam gerbang itu, ksatria yang berada di posisi paling belakang. Terseret dan terserang oleh salah satu Gargoyle di sana. “London!!” Teriak ksatria yang sedang mengendarai kuda bersama Max sekarang. Dia langsung membuka helm dan juga penutup kepalanya memperlihatkan kalau ternyata ksatria itu adalah seorang wanita yang sangat cantik dengan rambut pirang terburai dengan lembut. Dia hendak turun untuk menyelamatkan ksatria yang terseret oleh Gargoyle itu. “Apa yang kau lakukan! Itu akan membuatmu terbunuh!” Ucap Max memperingatkan ksatria itu. Namun ksatria wanita itu tidak memperdulikan kata-kata Max dan lanjut saja berlari menerjang para Gargoyle di depannya. Hingga akhirnya salah satu ksatria yang tersisa menghalangi jalan Ksatria wanita itu untuk kabur dan segera menutup gerbang kastil untuk mereka semua yang berada di dalam. “Apa kau gi-la Mosko! London sedang berada di luar! Kita harus menyelamatkannya!” Teriak ksatria wanita itu sekali lagi. Namun ksatria satunya lagi menolak untuk menuruti permintaan ksatria wanita itu. Dia membuka helmnya memperlihatkan sosok yang sudah tak memiliki rambut di sana sedang mencoba untuk menahan ksatria wanita itu untuk tidak kabur atau berbuat semaunya. “Benci kukatakan ini, namun kata-kata pria itu benar. Jika kau pergi ke sana, mungkin kau akan membuat dirimu sendiri terbunuh Larissa.” Sementara itu, Max dan juga para ksatria lain yang sudah berada di dalam gerbang kastil masih dapat melihat aksi dari London sang Ksatria yang tertinggal tadi membela dirinya sendiri. Dia masih bisa bertarung dengan giat menggunakan pedangnya yang menyilaukan dan juga teknik-tekniknya yang sangat cepat sulit untuk di tebak. London menoleh ke arah ksatria wanita itu, dia tersenyum sambil membisikkan kata-kata yang sulit untuk di dengarkan dalam kondisi carut marut seperti ini. “Aku akan hidup setelah ini Larissa. Jangan khawatir. Bila kau menangis sesaat gerbang ini di tutup, maka aku akan menganggapmu telah melakukan pelecehan. Sampai jumpa lagi Larissa!” “Tidak! London!” Teriak Larissa seraya gerbang sudah ditutup total. Tidak ada suara lagi terdengar selain suara tangisan Larissa yang menggaung menggema di seluruh tempat ini membuat para burung gagak yang bertengger di atas tiang kabur dengan sendirinya. Ksatria berkepala plontos itu pun akhirnya langsung turun dari kudanya berusaha untuk menghentikan tangisan yang dikeluarkan oleh Larissa. “London adalah orang yang kuat. Jika kau menangis mungkin itu akan memperkecil kemungkinannya untuk hidup. Ayo berdiri dan bangunlah. Kau adalah seorang ksatria sekarang bukan. Kita masih memiliki banyak tugas yang harus kita lakukan di desa ini.” Ucap Mosko Sang Ksatria sambil mengelus-elus pundak Larissa yang telah menangis. Meskipun belum mengenal siapa mereka sebenarnya, Max sudah dapat memperkirakan kalau hubungan antara Larissa dan juga prajurit tadi sangat kuat dan lekat sampai-sampai dia tak tega meninggalkannya sendirian seperti itu. Max pun akhirnya turun dari kudanya. Memperhatikan situasi di sekitarnya melihat kastil dalam kondisi yang Max tak bisa bayangkan sebelumnya. Semua barang terlihat seperti berada dalam kekacauan dan terobrak-abrik dan juga sangat tidak enak untuk dipandang. Max tentu saja tidak bisa mengalihkan pandangan dan juga anggapannya kalau tentu saja semua ini adalah ulah Gargoyle yang sudah menghancurkan kota dan juga seisinya. Mereka sepertinya mampu untuk menghancurkan tembok ataupun bangunan yang berdiri hanya dengan kekuatan besar mereka. Namun yang membuat Max kebingungan adalah tidak adanya terlihat gundukan mayat ataupun potongan tubuh manusia tersebar di wilayah ini. Jika memang Gargoyle seganas itu, pastinya akan ada jejak darah ataupun daging yang berserakan di atas tanah mengingat ulah mereka yang sangat brutal membunuh pria tua yang ditemui Max beberapa saat yang lalu. Dan jika memang itu yang terjadi, kemungkinan paling besar adalah para warga di dalam desa ini berhasil kabur ataupun bersembunyi di tempat aman meskipun hal seperti itu terjadi dengan sempurna akan sangat kecil.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN