Chapter 29 : Walikota Frello

2077 Kata
Luka yang dialami Max benar-benar sungguh parah karena sebagian badannya tetap hilang. Namun dengan perlahan-lahan meskipun tak cepat, badan dan juga organ milik Max itu berangsur kembali lagi dengan semula dan mendapatkan bentuk tubuhnya. Kemampuan regenerasi milik Max entah kenapa semakin lama semakin bertambah cepat seiring berjalannya waktu. Max tidak tahu kenapa itu bisa terjadi padanya. Dan dia tidak memiliki waktu untuk memeriksa atau mencari tahu perkara itu. Dia masih punya musuh yang tersisa di hadapannya sekarang.Max mengambil Revolvernya kembali, menembakkan peluru itu tepat ke arah singgasana Sang Raja tepat mengenainya. Peluru itu tampaknya berhasil menembus karena tidak ada perisai yang menghalangi jalan Sang Tembakan. Walikota juga tidak nampak menghindar setelah mengetahui kalau dia berada dalam jalur bidikan Max saat ini. Perutnya keluar darah akibat serangan peluru Revolver Max tersebut. “Hah... Tidak Mungkin!! Manusia biasa sepertimu mengalahkan dua ksatria terkuatku! Siapa kau sebenarnya!” ucap Walikota dengan kaget dan perasaan tak percaya. Dia pun kemudian memegang perutnya dan mengerang sangat kesakitan sekarang. Sampai-sampai jatuh dari singgasana miliknya. “Percayalah, aku hanyalah manusia biasa. Tanpa sihir dan tanpa trik apa pun. Aku bisa membunuhmu dengan mudah kali ini.” balas Max dengan perangainya yang mengesalkan. Sang Raja berjalan terseok-seok menuju Max. Namun dia masih sempat-sempatnya mengambil segelas anggur di mejanya. Dia tidak takut akan sosok Max berada tepat di depannya sekarang. Dia tidak takut bila Max akan mengambil nyawanya saat ini juga. Namun di ruangan ini saat ini sudah tidak ada siapa-siapa. Para prajurit dan juga ajudan yang ia andalkan sudah mati tewas mengenang semua. Sang Raja gagal meminum anggur yang dia raih, dan malah menumpahkannya. Tumpahan anggur yang mengenang di lantai dia jilat dengan sangat menjijikkan dengan lidahnya yang buruk rupa. Dan setelah dia meminum anggur itu, dia pun langsung tertawa terbahak-bahak walaupun dia tahu berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. “Hahahahaha... percuma saja. Kau tidak akan bisa hidup dengan tenang kali ini. Karena kau akan segera menghadapi ajalmu!” Max tidak tahu apa yang dimaksud oleh Raja itu. Max duduk, berusaha untuk memulihkan sebagian staminanya bersiap-siap untuk bertarung lagi. Dia hanya manusia biasa dan memiliki kemampuan regenerasi misterius. Apabila Sang Raja memang mau menunggunya mendapatkan semua tubuh dan juga organnya kembali, Max tentu saja akan sangat senang menunggunya. “Aku rasa kau sudah akan menerima efeknya sekarang ini? Bagaimana? Apakah ada dari perutmu yang sudah terasa sakit dan mual?” ucap Sang Raja kepada Max yang duduk diam mengamatinya “Hah... Apa? Tidak, aku tidak merasakan sesuatu yang aneh. Apabila yang kau maksud adalah darah para ksatria mu ini akan membuatku merasa jijik dan mual. Tidak. Percayalah, aku sudah pernah melihat sesuatu lebih buruk daripada ini.” Balas Max yang justru membuat Walikota bingung. Ia memuncungkan mulutnya curiga dengan Max “Tunggu, apakah kau meminum anggur saat pesta tadi” tanya Walikota lagi mencoba untuk memastikan “Anggur yang ada di meja besar? Tidak, aku bahkan tidak menyentuh satu pun makanan atau minuman di sana. Saat berada di guild Iron Hammer aku sudah dilatih untuk tidak menerima pemberian apa pun dari orang yang tidak aku kenal. Baik seseorang itu memiliki perangai baik atau buruk. Dan aku juga tidak terlalu suka dengan minuman anggur dan Alkohol. Tunggu dulu, aku menebak ada sesuatu yang salah dengan anggur pemberianmu itu bukan?” Jawab Max menaruh curiga kepada Sang Raja “Sial*n!!” walaupun kursi singgasananya nampak lebih besar daripada tubuhnya, namun Sang Raja nampak mampu membanting kursi itu ke hadapan Max yang sedang duduk santai. Sang Raja entah kenapa masih bisa berdiri setelah perutnya tertembak dengan mudah dan membuatnya mengerang kesakitan dengan sangat keras seperti itu. Max sendiri bingung kenapa dia bisa merasa sekesal itu, namun kemudian dia berkata, “Tunggu dulu, jangan kau katakan kalau semua makanan itu adalah racun?” “Semuanya menjadi tidak berguna! Aku menyiapkan perjamuan itu agar kau bisa memakannya dan berubah menjadi Gargoyle. Aku memasukkan ramuan rahasia di sana yang bisa membuat mereka berubah seketika” “Tunggu, apa yang kau katakan!” Max berdiri dari duduk santainya. “Semua perjamuan itu disantap oleh rakyatmu. Apakah kau setega itu untuk mengubah mereka semua menjadi Gargoyle”   “Tunggu dulu, bukannya yang menyebabkan penyerangan Gargoyle itu adalah Alinzar?” tanya Max dengan bingung dengan ucapan Sang Raja barusan. Namun Sang Raja malah terkekeh-kekeh karena menganggap Max benar-benar tidak tahu apa-apa soal itu. “Kau benar-benar seorang Mercenaries yang bodoh. Akulah yang telah merencanakan semua penyerangan ini. Apa kau berpikir Gargoyle itu ada karena Alinzar? Salah besar. Aku sendiri lah yang menaruh mayat-mayat dari para Vampir yang telah kau bunuh. Aku tahu semenjak jauh-jauh hari, akan ada Vampir yang datang dan mencoba untuk membangkitkan mereka semua. Sebenarnya, sihir milik Alinzar benar-benar menakjubkan karena dia bisa saja membangkitkan seorang Vampir sungguhan. Namun yang dia tidak tahu, kalau semua mayat dari Vampir yang sudah aku kuburkan dan kumpulkan di Desa Frello sudah aku manipulasi sebelumnya. Menjadikan mereka tidak mungkin bisa dibangkitkan. Kau adalah salah satu orang bodoh yang termakan oleh rencana bodohku hahaha!” Cerita Sang Raja kepada Max. “Dan setelah aku tahu kalau para mayat Vampir itu berubah menjadi Gargoyle. Aku menggunakannya untuk menciptakan ramuan khusus dapat mengubah manusia menjadi seorang Gargoyle. Rencana itu berhasil, dan sekarang. Aku telah menguji cobanya kepada semua tamu pesta undangan ini. Dan sayang sekali, kau tidak bisa menjadi salah satu orang beruntung yang dapat mencicipinya! Kau akan benar-benar menyesal karena tidak bisa menjadi seorang Gargoyle!” Ucap Sang Raja kembali menjelaskan bagaimana dia bisa berniat untuk memasukkan cairan pengubah Gargoyle itu kepada para tamunya. Dalam sekejap, Max merasa benar-benar ingin untuk muntah. Dia tidak bisa membayangkan semua orang itu berubah menjadi monster mengerikan yang sudah ia lawan bersama Alinzar. Max masih belum bisa menerima sifat keji yang dia rasakan dari orang ini. Sudah seringkali pemandangan menjijikkan ataupun mengerikan yang ia saksikan. Namun tak ada yang sampai membuatnya ingin muntah dengan dahsyat. Max menjadi teringat, kalau Larissa adalah salah satu orang yang meminum cairan itu. Dan mungkin nyawa dan nasib Larissa tidak dapat ditolong lagi sekarang. Max tak tahu kondisi pasti keadaan di luar ruangan ini. “Mereka hanyalah kumpulan domba. Hanya perlu digiring oleh seekor anjing dan menunggu giliran ajal mereka. Aku sama sekali tidak menganggap mereka sebagai manusia. Mungkin kau tak tahu rasanya, tapi menjadi seorang penguasa berarti berhak bertanggung jawab untuk mengambil ataupun memberikan nyawa kepada mereka. Dan aku rela mengorbankan para dombaku untuk mencapai tujuanku. Bahkan kau seorang cacing tanah tidak akan bisa menghalangiku!” “Kau bukanlah Tuhan! Mereka berhak hidup layaknya manusia pada umumnya! Apakah kau tidak punya keluarga? Mereka juga juga punya tujuan ataupun takdir yang mereka jalani. Dan kau merenggut mereka dengan Cuma-Cuma” “Hahahaha... sungguh sangat lucu kata-kata itu keluar dari mulutmu Maximillian Vero. Apa kau juga tidak berpikiran demikian kepada semua anak-anak dan keluarga Vampir yang kau ban*ai hah? mereka juga pasti akan menangisi keluarga mereka saat tahu kalau kau membunuh keluarga mereka. Jangan menjadi orang yang paling suci di hadapanku. Bahkan bila aku mati, aku akan menemanimu dan membun*hmu sekali lagi!” “Aku sudah memikirkan semua itu, aku menjalankan tujuanku sesuai dengan jalan hidupku. Dan aku akan menebusnya selama aku masih hidup” Max berdiri, membawa Revolvernya membidik ke arah Sang Walikota “Lalu, bagaimana kau akan menebus semua dosa yang akan kau lakukan” “Dengan membun*hmu” sebuah sinar plasma ditembakkan oleh Max tepat di kedua bahu Sang Raja. Membuatnya terluka dan mengerang sangat keras. Max pun mendekat mencoba untuk menembaknya sekali lagi. “Itu hanyalah sebuah tembak peringatan, aku hanya memperingatkanmu agar langsung mengantarmu ke neraka” “Hahaha... lucu sekali. Tapi yang akan ke neraka terlebih dahulu adalah dirimu!” dengan sisa tenaga yang masih tersisa, Sang walikota melompat dibalik meja singgasananya. Bersembunyi dari tembakan demi tembakan yang diluncurkan oleh Max. Meskipun tak mengenainya secara langsung, Max tak tampak berhenti untuk terus menembakkannya “Apa itu? kau hanya bersembunyi di balik kayu mewah tua ini? Sungguh trik yang sangat konyol” ucap Max. Ternyata bukan tanpa alasan, Max menembak salah satu titik Kayu itu sehingga membuatnya hancur dan memperlihatkan baju dan kulit Sang Raja terkena tembakan Max di sana Karena ingin langsung menghabisinya, Max pun berlari menuju ke depan berusaha menembak Sang Walikota tepat di hadapannya. Namun tak disangka-sangka. Perangai walikota berbeda saat ini. Di kepalanya tiba-tiba muncul rambut yang sangat lebat berbeda dari pada sebelumnya. Kuku di tangannya juga berubah menjadi sebuah cakar yang panjang, mirip seperti seekor serigala “Cilukba!” Walikota mendongakkan kepalanya ke arah Max. Dengan Refleks Max pun langsung menembakkan dua revolvernya ke araha kepala Walikota. Namun Walikota tidak mencoba menghindar ataupun menangkisnya. Peluru plasma itu tidak berpengaruh sama sekali baginya. “Hehehe... sudah kubilang aku akan membawamu ke neraka bukan. Untuk sekarang aku akan menggeretmu ke neraka paling dalam dengan wujudku ini!” Sang Walikota benar-benar berubah. Max pernah melawan kaum mereka ini. Orang-orang menyebutnya sebagai werewolf. Kepalanya benar-benar berubah mirip seperti serigala, dengan corak mirip seperti serigala salju. Dengan cakarnya yang tumbuh sangat tajam dan tubuhnya tumbuh 2 kali lipat dari tubuh aslinya, Walikota langsung menyerang Max dengan sangat cepat. Max berguling ke kanan. Sedikit cabikan diterimanya di sisi bagian tubuh bagian kirinya. Meskipun terlihat mengerikan dan berdarah-darah, tapi cabikannya tidak terlalu dalam. Di samping Max, ada sebuah pilar yang bisa melindunginya dari serangan langsung Walikota, Ia bersembunyi di sana. “Siapa kau sebenarnya! Mengapa kau bisa tiba-tiba berubah menjadi seekor werewolf seperti itu” “Hahahaha... siapa yang ketakutan sekarang. Kemari keluarlah, atau aku yang akan datang dan mencabik-cabikmu hingga habis” “Kau sepertinya tipe orang yang selalu mengizinkan segala cara agar bisa menang yah. Aku hanya mau bertarung langsung denganmu apabila kau masih menggunakan wujud manusiamu” “Oh... Apakah kau benar-benar sosok pemburu Vampir yang dikatakan legenda! Jika itu memang dirimu, maka melawan sesosok werewolf merupakan perkara yang mudah bukan? Aku tidak mengira kau akan setakut itu untuk melawanku” “Sepertinya aku perlu meluruskan beberapa hal. Pertama, Vampir spesialis buruanku, aku tidak terbiasa melawan makhluk lain selain itu. Yang kedua, tubuhmu lebih besar daripada werewolf kebanyakan.” “Apakah sudah habis. Jika iya aku akan datang langsung kepadamu!” Walikota dengan teknik spesialnya menghancurkan pilar itu hingga runtuh berkeping-keping. Namun runtuhan debu dari pilar itu membuat Walikota tidak bisa melihat dengan jelas. Dia masih belum bisa menemukan dimana lokasi Max berada “Oh... tentu saja belum. Yang terakhir adalah, Kau harus berwaspada dengan peluru ini!” tepat dibalik bayangan pilar-pilar yang sudah hancur, Max bersembunyi disana sambil membidik kepala Walikota dengan revolvernya. Max menembak Walikota tepat di sekujur tubuhnya dengan peluru plasmanya “Bukankah sudah kubilang kalau peluru plasma tidak akan berguna kepadaku dasar pemburu! Kau harus berusaha lebih keras daripada itu. Dan sekarang rasakan akibatnya!” Dengan kecepatan super cepat, Walikota menempel dan berpindah dari satu dinding ke dinding lainnya. Pergerakannya hampir tidak bisa ditebak kemana ia akan pergi. Sementara Max yang tak memiliki kemampuan penglihatan super tak mampu untuk terus mengikuti kemana arah sang Walikota pergi “Kemari Walikota. Kenapa kau tidak langsung menyerangku! Apa gunanya bagimu melompat-lompat seperti kecoa di ruangan ini!” Hardik Max mencoba untuk memancingnya dengan rencana rahasia miliknya. “Hahaha... kau pasti kebingungan untuk mencari dimana posisiku selanjutnya bukan. Aku sudah menduganya. Kau hanyalah seonggok sampah yang hanya perlu dibuang ke tempatnya. Tidak, bahkan sampah sepertimu tidak memiliki tempat!” walikota menyerang Max tepat di titik butanya. Max yang tak menduganya tentu saja terpukul mundur dan terluka terkena serangan itu. Namun lagi-lagi, organ bagian dalam Max bisa dengan mudahnya terhindar tak terkena cakar milik walikota. Gumpalan darah sangat banyak keluar dari mulut Max membasahi seluruh bajunya yang mulai tercabik-cabik selama berada di desa Frello. Meskipun tidak mengenai organ vitalnya, Max tetap saja merasakan rasa sakit yang luar biasa saat menghadapi walikota dengan wujud werewolfnya itu apalagi setelah bertarung dengan dua bawahannya sebelumnya. “Bagaimana. Apa kau bersedia untuk memberiku kabar bagaimana kondisi neraka setelah aku mengirimmu terlebih dahulu kali ini!” ucap walikota dengan senyum lebar memperlihatkan setiap taringnya yang mengerikan. Dia berjalan sambil melihat-lihat cakarnya bersinar terkena cahaya rembulan tepat di atas kastilnya “Hah... sungguh lucu sekali. Baiklah aku setuju” “Kalau begitu. Aku tidak akan membuatmu menderita terlalu lama. Aku akan segera mengakhirinya” walikota berada tepat di hadapan Max yang duduk dengan tampang kelelahan. “Namun sebelum itu. Alangkah baiknya jika dirimu mengantarku juga ke sana” Max menembakkan revolvernya tepat ke arah jantung Walikota. Dan ternyata tembakan itu berhasil mengenainya “Uhhh tidak... apa ini!?” “Peluru emas. Aku selalu menyimpannya untuk jaga-jaga”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN