"Terus, pas di bis gimana? Kalian duduk barengan, 'kan?" tanya Rita. Ajeng menunduk lesu, menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan kasar. Pertanyaan itu kembali membawanya pada kejadian beberapa jam lalu, ketika ia dan Ale duduk saling berdampingan, tetapi tidak ada gangguan apa-apa yang didapatnya. Terlalu sepi. Hanya deru mesin bus dan klakson kendaraan saling bersahutan di sepanjang jalan. Ajeng sibuk dengan pemikiran mengenai banyak hal, termasuk perasaannya. Dan Ale ... pemuda itu hanya duduk tenang sambil memainkan ponsel. Ajeng menyaksikan gerak-geriknya melalui pantulan di kaca. Awkward. Aneh. Ajeng tidak suka kondisi mereka begini. Maksudnya, Ajeng tidak tahu mengapa ia bisa tidak menyukai keadaan Ale yang diam. Ia ingin Ale mengganggunya seperti biasa, merecoki g