Chapter 22

1381 Kata

"Ya, setiap orang punya alasan kenapa dia melakukan hal-hal itu. Aku juga salah, udah benci sama orang-orang macam kamu. Tapi," "Kalau aku berubah, kamu mau mempertimbangkan aku?" Nalendra si pejuang tangguh telah kembali. Pemuda itu bahkan mengabaikan kenyataan yang jelas-jelas telah terbuka lebar, fakta yang mengatakan bahwa Ajeng telah menjadi milik orang lain. *** Dalam diam pikirannya berkecamuk, dadanya bergemuruh. Ale tidak suka jika ada orang lain yang menilai tanpa mengenal dirinya dengan baik. Bahkan Aldi, Galih, dan Fatir yang sudah ia kenal bertahun-tahun tidak pernah menghakiminya. Segala yang ia lakukan selalu memiliki alasan, dan mereka benar-benar tidak berhak menilainya. Baginya, mempelajari teori tidak perlu datang ke kelas, duduk dengan manis sambil manggut-manggut

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN