"Sebenarnya apa tujuan mu membawaku ke kantor ini, apa kau sengaja ingin mempermalukan ku didepan teman bisnis mu?" Mata Amira di penuhi dengan tanda tanya, ia tahu persis seperti apa wataknya Rafa. Pria itu tidak mungkin membawa Amira ke kantornya hanya untuk bersenang-senang dan menikmati tubuhnya. "Jika hanya bermanja-manja dan membuka paha, aku rasa dirumah pun bisa, kan?" Tanya wanita itu lagi, kali ini ekspresi wajahnya nampak betul-betul serius dari sebelumnya. "Jenius!"tandas Rafa sambari menyematkan anak rambut nya Amira pada balik telinga, pria itu berbisik pelan. "Sebentar lagi kau akan lihat pertunjukan yang sesungguhnya Amira, kau bersabarlah sebentar." Amira yang agak merinding segera mengansur tubuhnya dari jangkauan Rafa. "Apa dia akan mempermalukan ku didepan teman bis