Hari ini Rafa berkunjung ke apartemen tempat dimana Amira tinggal sekarang. Seperti saat ini Rafa sedang merebahkan setengah tubuh polosnya di samping Amira, ia tidak jadi menyentuh wanita itu lantaran takut di rasuki kegilaan yang dapat menyakiti fisik Amira. Amira melirik kesamping, mengamati Rafa yang sedang mengatur nafasnya dengan amat detail. "Kau sangat membenciku, tapi tak dipungkiri bahwa tubuhku sangat menggiurkan di mata mu. Benar begitu, bukan?" "Cih!" Rafa berdecak sinis, menahan Amarah sekaligus memalingkan wajahnya yang udah merah layaknya udang rebus. Ucapan Amira menjadi pukulan mematikan bagi Rafa, namun benar adanya bahwa Rafa memiliki hasrat lebih pada wanita itu. lebih tepatnya nafsu dan benci yang sama-sama berjalan seimbang dan juga seirama. "Pakai kembali baju