CH.4 Tragic Accident

2187 Kata
Tidak lama seorang gadis muda memegang sebuah HT melambaikan tangannya kepada Noora lalu di keluar dari dalam sana lewat jalur petugas. "Ada apa Ra?" Noora begitu panik, "Cell, aku butuh bantuan kamu, kamu tahu Kennan kan adik kelas--" "Yang dulu suka sama kamu, ada apa? udah ayo cepatan bahas sambil jalan, pesawat yang kamu maksud sudah siap berangkat passenger juga sudah pada masuk." Michelle menggandeng Noora masuk lewat sebuah pintu khusus petugas, Noora menceritakan sedikit sambil terus berlari-lari. Dan benar saja pesawat sudah siap untuk take off, laporan juga sudah Michelle terima. Beruntung pesawat berada ditempat yang dekat, Michelle membawa Noora sampai di gangway atau jembatan penumpang. "Ra 5 menit, Ra!" Noora berlari-lari, ia di halangi masuk oleh crew cabin namun Michelle meminta tolong hingga Noora pun masuk, ia berjalan terus menerobos. "Excuse me! Sorry!" "Hey permisi!" "Sorry.... Sampailah Noora berhenti di beberapa bangku penumpang karena terhalangi oleh penumpang yang sedang memasukan barang, ia berbalik badan mencari cara masuk lain kebingungan dan seketika ia lihat di sisi toilet seorang wanita cantik dengan wajah pucat memegangi mulut. "Elia?" Ya benar itu Elia, dia tampak tidak sehat Elia memakai sweater milik Noora ia tampak menggigil, Noora berjalan kembali ke cabin awal, "ELIA!" Pekik Noora membuat Elia terkesiap. "Ra...." "Pengkhianat! Munafik!" ucapa Noora penuh penekanan, "Berengsekk kalian berdua!" Tatapan Noora penuh amarah ia begitu murka. "Ra?" Elia mencoba memegang Noora. "Like a bìtch! kamu hamil anak dia? Kamu hamil anak si sialan itu kan?" "Ra, im sorry!" Elia berkaca-kaca. "Maaf mbak, waktunya sudah habis..." Noora di tegur oleh seorang cabin crew dia. "Oke terimkasih, mbak!" Howekkkk... Elia begitu lemah ia perpegang pada bangku sebab hampir jatuh, Noora tidak lagi peduli dadanya begitu sakit, dia tidak bisa lagi menangis, Elia membuat panik orang disana dan Noora segera pergi keluar. "Raaa, sudah? Maaf waktunya mepet." "Ya aku ngerti makasih banyak ya Chel." Noora memeluk Michelle ia mencoba untuk tidak menangis rasanya begitu sakit dan telak sekali segera mereka kembali dari sana. Beberapa menit kemudian, Kennan menghubunginya Noora pun baru ingat dia punya ponsel, rasa penasaran dan panik membuat dia lupa, dan ia lihat disana sedari tadi Kennan mengirimkan banyak pesan dan foto saat dia fikir Noora sedang berada di kampus. Noora enggan mengangkat, cuma sangat belum puas jika belum memakinya, ia dengan segenap sisa tenaga kemudian mengangkatnya. "Diam, diam! dengar aku baik-baik!" "Ra... " "DIAM!" "Okay!" "Mulai hari ini kita akhiri hubungan ini, thanks! and selamat udah berhasil balas aku cukup telak!" Noora mematikan panggilan Kennan tidak sedikitpun mau memberi kesempatan untuk Kennan apapun itu alasannya dia dipermainkan, dia di buat telak. Pantas saja dia seolah acuh, lucu sekali Noora tertawa di jalanan kembali ke mobil. L menghubungi dan Kennan bilang tidak penting, mereka berada di mobil yang sama lalu menurunkan Kennan menemui dia, Kennan menghantarkan dia pulang, lalu kembali kerumah dan bersikap biasa saja. "Good job! kalian berhasil, Noora menyeka air matanya," 5 tahun di California wow... couple goals, hidup bahagia diluar negri lalu kembali kesini dan memintaku menunggu....Sampah!" Dari sisi lain, Frans, Kenaya dan Nancy berlari-lari ke parkiran mereka mengejar Noora setelah Kennan menghubungi. "Mi, itu mobil kak Noora sudah keluar!" Benar dugaan Frans sebuah hal buruk terjadi, Frans pun memarahi anaknya itu habis-habisan, jelas saja membuat Noora patah dan sakit hati. *** "Aku akan merubah bukit hati ini untukmu, nanti saat kembali, Ra "I love you, Ra!" GEDEBBUBUZZZzzzzzz... BRUUUUUAAaaaaaakkk 23 jam berlalu suara monitor vital sign mengudara diruangan icu, dia masih belum sadarkan diri setelah melakukan operasi besar patah kaki hingga area pinggangnya tubuhnya terjepit oleh mobil miliknya yang ringsek ditabrak mobil lain. Bagian kepala depan juga mengalami cidera namun tidak terlalu serius dibanding tubuh bagian bawahnya nyaris hancur. Tidak sedikitpun dia menangis berusaha tegar saat kembali dari bandara namun ia mengemudi dalam keadaan yang tidak fokus dan sedikit melamun, hingga saat di perempatan dia berbelok arah mengambil jalur yang masih belum berhenti. Tabrakkan pun tidak terhindari, mobilnya di hantam mobil lain, hingga terpental 15 meter dari tempat kejadian. Bersyukur tidak ada korban jiwa hanya Noora sendiri yang terluka parah. Kemacatan panjang terjadi, Frans yang memang mengejar Noora bersama keluarganya begitu shock saat tahu jika kemacatan terjadi sebab Noora kecelakaan. Setelah membawa Noora kerumah sakit satu-satunya yang Frans takuti adalah Dimas, dia pasti akan sangat murka jika tahu anaknya kecelakaan setelah dari Bandara menemui Kennan dan dalam keadaan tidak baik-baik saja. Dan benar saja, Dimas dan Nadilla datang bersama putra mereka, lelaki itu begitu shock, sosok tegar Dimas hilang, ia menangis saat melihat kiriman foto-foto mobil anaknya yang hancur begitu parah. Frans mencoba tidak menceritakan dulu membiarkan Noora ditangani lebih lanjut, sungguh ketegangan menyergap semuanya. Dimana pihak kepolisian juga terus menyelidiki penyebab kecelakaan. Namun tidak bisa terhindarkan beberapa jam kemudian saat Noora masih di dalam ruang operasi akhirnya Dimas tahu bahwa Noora dari bandra, langsung Dimas pun mengintrogasi Frans dan pihak ke polisian. Seseorang saksi mata mengatakan Noora mengemudi dalam keadaan bingung seperti yang tertangkap pada rekaman lalu lintas dia sudah hampir menabrak di 2 km sebelumnya. Beberajam jam menegangkan selesai, Noora sudah selesai di operasi, Nadilla masuk kedalam sana begitu sudah di izinkan. "Dia tidak izin ke bandara, dia bilang mau menemui Elia!" Nadilla terus menangis mengulangi kalimat itu berkali-kali mengambil tangan Noora yang terbaring lemah pasca operasi itu, dengan Nancy yang terus mencoba menenangkannya. "Iya... Noora anak kuat, dia pasti bisa melewatinya." "Padahal sudah niat tidak pergi kesana, kenapa harus kesana, Ra! inilah yang terjadi." Nadilla tidak kuasa menatapi tubuh Noora yang nyaris luka semua, wajah cantiknya lebam sebagian mata kanannya membengkak akibat benturan depan. Belum bisa Nancy menjelaskan bahwa Noora ke Bandara sebab masalahnya dengan Kennan, rasanya bibir Nancy kelu jika dia di posisi Nadilla pastinya dia juga akan sangat murka sekali. "Kennan transit di Dubai tidak lanjut ke California di kembali lagi ke Jakarta 7 jam lalu," Bisik Frans menghampiri Nancy kedalam ruangan Nadilla berada, Kennan tidak mengabari akan kembali tetapi rekan Frans mengirimkan kabar itu setelah tahu Kennan tidak lanjut penerbangan ke California. Kennan memutuskan kembali setelah Kennaya adiknya mengirimkan sebuah pesan kepadanya tentang kecelakaan Noora dan dan baru ia buka saat dia transit di negara Dubai. "Bikin malu!" Nancy begitu kesal dengan anaknya itu entah bagaimana ini semua. "Biar dia hadapi ini," Frans keluar setelah melihat keadaan Noora. *** Beberapa jam berlalu Noora juga masih belum sadarkan diri, Nadilla dan Dimas masih tidak bisa tenang, ini menjadi hal yang paling buruk dan berat dalam hidup mereka setelah Noora putri mereka tumbuh besar. Tidak bisa mereka memejamkan mata untuk beristirahat sebab belum mereka lihat mata itu terbuka, bibir itu bersuara. Begitu pun dengan Frans dan Nancy mereka juga belum bisa pulang, bahkan tidak bisa beristirahat selain untuk sholat. Mereka bergantian masuk memeriksa kondisi Noora yang harusnya dia sudab bangun jika tidak ada hal buruk lain yang terjadi setelah operasi. "Ra, bangunlah nak..." Dimas menggenggam tangan putrinya itu si ceria yang selalu kuat dan tidak pernah menangis. Dari kecil dia selalu jadi penguaat orang tuanya, tempat berbagi keluh kesah dan penasihat keluarganya. Tidak kuasa Frans melihat itu, ia pun keluar dari sana. Langkahnya membawanya pergi dari ruangan Noora berada dan kemudian dia berhenti saat dari jauh dia lihat putranya berlari-lari menghampiri receptionist. Kennan begitu berantakan, sudah jelas dia sangat frustrasi dan sangat tidak tenang semua ini adalah kesalahan dia. Frans berbalik arah kembali keruangan Noora untuk menghampiri istrinya, namun Kennan melihatnya. "Piiiii!" Teriak Kennan. Frans mengatur nafas ia begitu tersulut, saat tahu bahwa Kennan tidak berangkat sendiri namun bersama seorang perempuan bernama Elia dan setelah Frans cari tahu terdeteksi disana wanita itu hamil. "Pi, dimana Noora!" Tatapan Frans nyalang di koridor sepi itu, "Mau apa?" Segera Frans menarik kerah kemeja Kennan. BRRRUUAAKK!! Frans menghantam wajah anaknya itu, "Seperti ini yang aku besarkan? Seperti ini, kau membuat malu orang tuamu, kamu membuat orang lain celaka dan nyaris mati karena ulahmu!" Bruakkk! Hantam Frans lagi wajah anaknya tubuh Frans gemetar, selicik ini anaknya menghamili seseorang lalu menjalin hubungan dengan orang lain. Dan apa yang Frans lihat malam tadi baru ia mengerti wanita itu hamil namun ia memberi harapan kepada Noora sangat jelas ia lihat seperti apa malam itu anaknya memperlakukan Noora, mereka sama-sama menangis namun semua itu hanya kebohongan belaka Kennan. "Pi--" "Untuk apa kembali? siapa yang izinkan kau kembali!" Pekik Frans. "Sayang! Nancy berlari dari ruangan Noora, Nadilla terperangah atas apa yang terjadi. Wajah Kennan memar, ujung bibirnya berdarah mendapati hantaman sang ayah. "Suruh dia pergi! jangan perlihatkan wajahnya disini." "Pi...ini salah paham!" Frans semakin tersulut, "Diam!" Bentaknya lagi siap menarik kerah baju Kennan lagi, tidak sedikitpun Kennan melawan. "Sudah!" Teriak Nancy, "Kamu seperti ini tidak merubah keadaan, kamu bisa membunuh anakmu sendiri." "Ini salah paham, aku dan Elia tidak ada apa-apa, dia hanya ikut untuk menemui Paman Aldrick! dia hamil dengan Aldrick, salah aku izinkan dia ikut, salah? Aku tidak tahu apa hubungan mereka waktu Aldrick dan Oma pulang ke Jakarta, yang aku tahu kemarin Elia sudah bunuh diri tapi selamat." Nadilla ibu Noora menangkap semua pembicaraan Frans dan Nancy kepada Kennan yang tiba-tiba sudah ada disana, Nadilla terperangah dari jauh ia memegang dadanya akhirnya ia tahu penyebab Noora ke bandara karena Kennan dan Elia bersama. "Pa...PAPAA!" Panggil Nadilla. Dimas kemudian keluar dari ruangan Noora berada, "Ada apa?" "Lihat, sekarang sudah jelas semuanya, jelas!" Tangisan Nadilla membuat Frans dan yang lain berbalik badan melihat dia, akhirnya semua terungkap. Namun Kennan tidak mengindahkan amarah semua orang dia melewati sang ayah segera berjalan cepat menuju ruangan Noora dimana ada Dimas dan Nadilla yang berdiri di pintu. "Stop!" Nadilla menggeleng, "Tinggalkan Noora!" Nadilla menghentikan Kennan, air matanya tumpah lagi, "Cukup, jangan beralasan apapun." Kennan menolak ini, "Tante, saya harus bertemu Noora." "Ini yang kamu mau? ini bukan? Tolong mbak dan Mas pergilah dari sini, kami sudah cukup sakit." "Tante-- saya mohon," Kennan berusaha menyentuh tangan Nadilla namun Nadilla menepisnya. "Pergi!" "Ma, ada apa?" Dimas mendekat dia terkesiap melihat Kennan kembali, lalu semua orang disana yang tampak marah kepadanya. "Dia dan Elia yang membuat Noora celaka, " Hiksss..., "Wanita mana yang tidak salah paham sahabatnya bersama orang yang-- kamu melamar dia malam itu? Kamu minta dia menunggu? baru saja saya baca tulisan itu kemarin di buku hariannya tanpa sengaja karena jatuh, tiba-tiba beberapa jam kemudian saya mendapatkan kabar dia kecelakaan." Nadilla tidak kuasa menahan sakit hatinya baru saja dia berbasa-basi juga menyindir kalung yang Noora pakai pagi itu setelah kemudian baca diary Noora. Dear, lovely diary *Aku bahagia, aku sangat amat bahagia, di sebuah ruangan yang indah dia melamarku. iya.... dia, dia yang aku tidak ingin melihatnya padahal dia begitu special*. Dia yang membuat degub jantungku berdetak cepat namun aku selalu lari sebab merasa rada geli. Dia yang selalu berjuang menarik minatku tapi tidak pernah membuatku berminat. Malam ini entah bagaimana dia meluluhkanku, mengambil hatiku, mencuri pandanganku. Dia berucap tulus mencintaiku, menginginkan aku untuk menjadi sesuatu yang special didalam hidupnya tapi dia harus pergi, pergi demi masa depan kami. Dan dia memintaku menggu sampai dia kembali lalu kami benar-benar akan bersama selamanya. Jaga hatinya Tuhan, seperti aku menjaga hatiku hanya untuk dia. Kenoora. Kennan berkaca-kaca ia merendahkan dirinya, memohon, "Tante saya tidak bermaksud menutupi ini, Elia hari itu sudah bunuh diri di bascamp, dia memotong nadi tangannya lalu orang-orang disana menolongnya karena saya yang punya tempat. Saya yang bertanggug jawab hari itu menemui dia dibawa ke klinik, sampai saya menghubungi orang tua Elia ingin memberitahukan bahwa dia hamil, tapi dia mengancam akan bunuh diri lagi jika membuka kehamilannya." "Pergi Kennan! Pergilah saya tidak mau dengar!" Frans sangat tersulut dan malu, rasanya entah mau di letakkan dimana wajahnya, perbuatan Aldrick Adiknya membuat Kennan jadi terlibat masalah rumit seperti ini. Segera Frans berjalan mendekat pada putranya dan menarik kerah baju Kennan memaksanya bangkit, "Pergi dari sini!" Tarik Frans hingga Kennan nyaris terjatuh. Kennan mulai tersulut dia pun bangkit menatap nyalang Frans, "Pi, apa kalian fikir ini mudah untuk aku, waktu aku tahu yang menghamili Elia adalah adik kandung Papi, mudah? Aku menutupi aib keluarga. Aldrick tidak mau mengakui, sementara Elia mengancam akan bunuh diri jika ada yang tahu, aku tidak melakulan apapun, aku biarkan dia ikut menemui Aldrick, demi Tuhan aku tidak berbuat apapun hanya meminjami dia mobil untuk memeriksa kandungan hari itu." Dimas menjadi ikut tersulut, "Oh jadi karena drama keluarga ini? Sudahlah pergi semuanya, tidak ada urusan lagi kalian dengan Noora, maaf Frans ini keputusanku putriku hampir kehilangan nyawa bahkan belum sadar sampai sekarang..." Kennan menggeleng, "Enggak Om, saya harus bertemu Noora!" "Pergi Ken! Pergi saya tidak peduli!" Dimas menggerakkan kepalanya menekankan tidak. "Om, Please jangan seperti ini--" Kennan melewati Dimas tidak peduli larangan, "Ra... Noora!" "STOP KEN!!" Pekik Dimas. Kennan berlari ia semakin tidak peduli dan terus menerobos masuk ruangan Noora dirawat Noora, kedua kaki Kennan melemas tangisan Kennan pecah saat ia lihat ada banyak alat yang terpasang ditubuh Noora dan beberapa perban di seluruh tubuhnya. "Ra..." Kennan segera merendahkan dirinya meraih tubuh tidak berdaya Noora, ia peluk tubuh lemas itu, ia meminta maaf. "Raaa, maafkan aku Ra...." Kennan mengambil tangan Noora ia kecupi dalam-dalam, "Bangun Ra! Bangun....lakukan cara lain seperti dulu, menyiksaku, membuat aku menangis tapi tidak dengan ini." "Ma minta dia pergi ma, suruh dia pergi!" Noora langsung berteriak histeris saat kesadaran sedikit membuatnya terjaga, Noora begitu sakit dan sangat enggan melihat Kennan. "Pergiii!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN