Kepalsuan

1042 Kata
Di dalam rumah megah tersebut kebetulan sekali ada beberapa komputer yang menganggur, Sean mengambil ponsel dan menyambungkannya ke komputer agar teman-temannya bisa melihat dengan jelas keberadaan Klara dan juga Andrew. “Itu Rei dan Andrew kan? Dia lagi bicarain apa?” tanya Alefukka yang sekilas melihat ke arah komputer yang sedang digunakan Sean. Sean menggeleng pelan, sayang sekali karena ia tidak memberikan perekam di dekat sana jadi mereka hanya bisa melihat dan mengira-ngira apa yang sedang dibicarakan. Gilang dan Darren juga langsung berkumpul di depan komputer yang sedang Sean jalankan, mereka melihat jelas sekali bahwa terlibat percekcokan diantara Andrew dan juga Rei yang terbilang sangat serius sampai Rei mendorong Andrew sampai terjatuh ke tanah. “Ini gawat, An. Kalau sampai Andrew kesel sama Rei dan gak terima perlakuan Rei gimana? Nyawa kita semua sudah pasti terancam dan mungkin saja Andrew tidak akan memberikan jalan untuk kita keluar lagi dan perlahan kita akan mati di dunia game ini,” ujar Alefukka yang langsung berpikiran negatif karena ia tahu bagaimana sifat Andrew yang sangat menyebalkann itu. Sean mengangguk kemudian memasuki ponselnya kembali ke saku dan ia harus menghentikan apa yang sedang terjadi mumpung mereka tidak jauh juga dari pusat kontrol tersebut. Sean dan ketiga temannya langsung beranjak dari kursi, karena bisa saja Rei yang membuat ulah, malah mereka yang kena imbasnya. Sean tidak memakai mobilnya karena jarak rumah tempat mereka bersembunyi tidak jauh dari tempat di mana Andrew dan Rei berada. “Hentikan! Kalian tidak boleh bertengkar seperti ini!” teriak seorang gadis dengan wajah panik melihat Andrew dan Rei yang sudah bergulat di atas tanah depan pusat kontrol tersebut. Melihat keadaan yang sangat kacau Sean jadi terpikirkan sebuah ide. “Kita bagi tugas, gue akan masuk ke pusat kontrol dan kalian membawa Klara ke tempat yang aman. Tolong kerja samanya!” ucap Sean dengan antusias karena melihat pintu pagar rumah tersebut yang terbuka begitu saja membuat Sean nekat memasukinya walaupun ia tahu resikonya sangat berbahaya jika ia ketahuan oleh Andrew. Alefukka, Gilang dan Darren mengangguk cepat, sementara Sean langsung memasuki rumah tersebut dengan langkah pelan tanpa membuat kegaduhan. Namun, langkahnya terhenti ketika suara alarm rumah itu berbunyi membuat Sean langsung memucat karena itu artinya Andrew sudah mempersiapkan semuanya dan memperhitungkan apa yang akan terjadi jika ada yang masuk tanpa sepengetahuannya. Sementara ketiga teman Sean tampak sangat syok karena Sean sangat ceroboh dalam hal seperti ini. “Dasar bodoh! Kenapa bisa ada alarm di sana? Kenapa dia gak lihat lebih jeli?” tanya Gilang yang ingin sekali memaki Sean secara langsung, namun Klara yang sudah mereka culik langsung menggeleng cepat. “Kalian yang bodoh! Kenapa tidak memberitahuku kalau kalian akan ke rumah itu? di rumah itu banyak sekali yang namanya alarm, bahkan napas di sana saja harus berhati-hati!” kata Klara yang langsung menepis kasar pegangan Alefukka dan juga Darren. Klara langsung berlari ke arah di mana Sean berada, ia melihat Andrew yang sudah terbangun dari posisi jatuhnya. Andrew benar-benar merasa marah pada Sean karena telah lancang memasuki pusat kontrol yang selama ini selalu ia jaga dan lindungi. Andrew terlihat membawa s*****a dan menodongkannya pada Sean. “Gue seharusnya dari awal tembak kalian biar pada mati! Kalian pikir kalian bisa gitu ngebodohin gue dan nyusup ke pusat kontrol? Gak boy! Kalian salah, kalau kalian emang mau keluar ya keluar saja dengan cara menyelesaikan misi. Gue udah bilang berkali-kali bahwa pusat kontrol pun tidak berhak mengeluarkan kalian kalau bukan misi!” kata Andrew yang langsung memelototi Andrew. Klara langsung menyelip diantara mereka membuat Andrew menghela napasnya pelan. Ia benar-benar tidak tega kalau sudah melihat Klara berada di hadapannya. “Tolong jangan sakiti sahabatku, dia tidak bersalah sedikit pun. Kalau kamu menembak Sean itu artinya kau juga harus menembakku karena aku tidak akan mau memaafkanmu bila kau menembak Sean,” kata Klara dengan tegas membuat Sean dan juga Alefukka tercengang. Mendengar kata sahabat yang Klara lontarkan, Sean dan Alefukka jadi merasa sangat yakin sebenarnya Klara tidak benar-benar berada di pihak Andrew. Andrew langsung menurunkan senjatanya dan melihat ke arah Sean seolah memberikan kode agar cepat pergi dari tempat tersebut karena ia sudah tidak ingin melihat para b*****h di hadapannya termasuk Rei dan ketiga temannya itu. “Pergilah sebelum gue berubah pikiran dan menembak kalian berkali-kali, tolong jangan buat gue lebih s***s lagi,” ucap Andrew dengan nada emosi yang tertahan. Klara yang mendengar ucapan itu langsung memeluk Andrew dengan erat membuat semua orang yang berada di hadapan mereka langsung terkejut apalagi Sean dan Alefukka. “Kau benar-benar kekasihku yang sangat hebat, terima kasih karena telah membiarkan sahabatku tetap hidup,” kata Klara kemudian melepaskan pelukan itu dan membawa Andrew masuk melewati Sean yang berada di luar pagar tersebut. Sean masih belum bisa beranjak dari posisinya berdiri karena hal tersebut benar-benar di luar dugaannya. Klara yang dulu adalah sangat anti pacaran malah sekarang berpacaran dengan pria yang jauh lebih tua darinya. “Le, tolong bilang kalau yang tadi gue lihat adalah mimpikan? Gue halusinasi ini pasti!” ucap Sean yang masih tertawa hambar, ia berharap bahwa dirinya gila dan halusinasi karena kebanyakan berada di dunia game. “Tapi, sayang banget itu semua nyata dan gue bener-bener kaget. Kita semua lihat kala Klara memeluk Andrew layaknya sang kekasih yang sangat tulus,” ucap Alefukka yang langsung menggeleng cepat bahkan ia ingin sekali mengoyak daging Andrew karena telah membuat Klara jadi mencintainya. Sean masih tertawa seperti orang tidak waras kemudian melihat ke arah pusat kontrol tersebut. Bertahun-tahun ia kehilangan Klara, pas ketemu ternyata Klara malah sudah menjadi kekasih Andrew—orang jahat yang selalu mencari masalah pada mereka. “Gue no komen deh kalau soal gini, tapi ada yang bikin kekuatan kita bertambah,” kata Darren yang sedari tadi malah benar-benar senang karena Klara bisa mengendalikan Andrew. Semua yang berada di sana langsung melihat ke arah Darren meminta sebuah pencerahan terhadap suhu kelicikan tersebut. “Kekuatan apa maksud lo?” tanya Sean yang langsung mengarah kepada Darren, kalau saja ia mempunyai suatu kekuatan maka ia akan mempergunakan hal tersebut untuk membawa Klara keluar dari permasalahan ini. “Klara. Kita punya kekuatan yaitu Klara, dia sekarang menjadi suatu kekuatan kita untuk melawan Andrew dan itu sudah pasti. Itu lo semua lihatkan tadi kalau Si Andrew langsung menciut begitu aja pas Clara bilang gitu?” kata Darren yang mulai memberikan pencerahan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN