Mendengar ide gila Darren membuat Rei dan Gilang yang berada di sana langsung setuju, namun tidak dengan Sean yang malah menggeleng pelan. Bagaimana bisa Klara dijadikan s*****a sementara sepertinya Klara sudah sangat sengsara di dunia game melebihi mereka?
“Gue gak mau manfaatin Klara, gue tahu Klara udah banyak kesulitan di sini, kita gak bisa membuat masalah baru lagi untuk dia. Dan satu lagi, lo bener-bener gak punya rasa malu atau gimana sih? Bisa-bisanya lo ngide kayak gitu sementara lo adalah p*******a Klara! Lo bener-bener cowok gak punya malu banget,” kata Sean dengan tatapan tajamnya yang membuat Darren langsung merasa bersalah.
Tatapan Sean adalah tatapan yang pantas ditujukan untuk menginterogasi seseorang, memang.
Setelah mengatakan itu, Sean langsung meninggalkan mereka semua dalam keadaan pikiran dan hati yang hancur. Rasanya ia masih belum bisa menerima apa yang baru saja ia lihat tadi.
“Klara berpelukan dan menyebutnya sebagai kekasih Andrew? Hal mustahil macam apa itu? benar-benar tidak bisa diterima oleh logika,” kata Sean sambil menendang botol yang kebetulan berada di tanah.
Sementara Klara dan Andrew yang berada di dalam rumah itu melihat ke arah luar rumah tersebut yang masih ada Alefukka dan teman-temannya.
“Coba kasih tahu saya apa kelemahan mereka?” tanya Andrew yang sangat formal membuat Klara kembali ketakutan. Apa yang Alefukka dan Sean lihat tadi adalah hanya akting semata karena Andrew akan sangat lemah lembut di luaran hingga membuat musuh mengira bahwa kelemahannya adalah Klara.
“S-Saya tidak tahu, sudah sangat lama saya tidak bergaul dengan mereka, terakhir saya bergaul dengan Alefukka dan Sean adalah sewaktu saya kecil itu pun saya tidak terlalu ingat apa kelemahan mereka,” kata Klara yang sebenarnya tidak tahu apa pun tentang itu.
Andrew mendengar itu hanya bisa mengangguk-angguk paham sambil menimbang sesuatu hal yang sekiranya akan berguna nanti.
“Baiklah, sekarang susul semua sahabatmu itu lalu berpura-puralah menjadi sahabat mereka lagi dan menyerang aku sehingga mereka percaya bahwa kau sudah berada di pihak mereka. Ketika mereka sudah percaya, kendalikan mereka dan beritahu aku apa kelemahan mereka. Paham?” tanya Andrew dengan wajah yang berubah seram membuat Klara mengangguk paham.
Klara langsung disuruh keluar oleh Andrew dengan cara kasar hingga membuat Alefukka yang masih berada di depan rumah tersebut terkejut begitu pun dengan Gilang dan Darren yang melihat kejadian tersebut dengan tanda tanya.
“Klara!” teriak Alefukka yang langsung bergerak untuk menolong Klara yang dilemparkan keluar dari pagar tersebut.
Hiks!
Klara menangis karena Andrew yang dengan kasarnya membuang Klara begitu saja padahal ia tidak berbuat salah.
“Klara ayo bangun,” kata Alefukka yang langsung membantu gadis itu berdiri dan membuat Klara berterima kasih Alefukka masih menjadi sahabatnya yang paling baik.
“Ada apa dengan Andrew? Kenapa dia malah membuang kamu?” tanya Alefukka yang masih belum paham akar permasalahannya. Klara menggeleng cepat dan mencoba untukk terus tersenyum walaupun hatinya benar-benar merasa sangat pedih.
“Ada suatu masalah yang tidak bisa aku dan Andrew selesaikan, aku harus membalaskan dendamku pada Andrew entah kapan aku bisa membuatnya bertekuk lutut padaku,” kata Klara yang terdengar sangat menyedihkan.
Mendengar itu Darren langsung memutar matanya malas, ia sudah tahu bahwa ini adalah akal-akalan Klara karena sudah disuruh oleh Andrew.
“Hahah, mungkin lo bisa nipu mereka semua tapi gak dengan gue. Gue kenal lo Klara dan secara logika juga gak nyambung baru aja beberapa menit yang lalu lo memeluk Andrew dan bermesraan depan kita eh tahu-tahu malah sekarang udah dibuang gitu aja sama Andrew,” kata Darren dengan tepatnya.
Darren itu memang sangat emosian seperti halnya Gilang, namun untuk menganalisa sesuatu Darren ada di peringkat pertama. Rasanya semua yang ditebaknya sangatlah benar.
Klara melihat Darren dengan sedikit sebal kemudian melihat ke arah teman-temannya yang lain dengan wajah memelas.
“aku tidak seperti yang Darren katakan, kalian bisa tanya pada Alefukka kalau aku seperti apa. Aku gak akan menipu kalian yang seharusnya menjadi temanku,” kata Klara yang masih menangis sesegukan.
“Gue percaya sama lo, ya udah ayo kita ke basecamp dulu karena di sini bahaya,” kata Alefukka yang masih sangat sabar mendengar itu semua dan menuntun Klara agar berjalan dengan benar.
Sesampainya mereka di rumah yang menjadi basecamp mereka pun Klara dipersilakan duduk oleh Alefukka sementara ia memanggil Sean yang tampaknya masih berada di lantai atas merenungi kisah cintanya yang berakhir tragis seperti ini.
“Ada Klara di bawah, ayo turun!” ucap Alefukka yang langsung membuat Sean melihat ke arah pemuda itu dengan tatapan tak percaya, namun dari pada ia banyak bertanya akan lebih baik jika ia langsung turun dan melihat apa yang sedang terjadi.
Benar saja ketika Sean turun, Klara tampak duduk di sebuah sofa dengan kepala tertunduk karena takut melihat Darren dan juga teman-temannya yang lain karena mereka seperti akan mengintrogasi orang.
“Klara kamu kenapa di sini? Bukankah kamu seharusnnya di tempat Andrew?” tanya Sean yang langsung duduk di samping Klara.
Klara mengangguk membenarkan ia tahu seharusnnya ia berada di mana sekarang, namun keadaan memaksanya menjadi seseorang yang harus berkhianat. Klara terdiam sebentar sambil sesekali memutar otaknya untuk membicarakan hal yang sekiranya tepat.
Dengan cepat Klara berdiri dan membuang pin yang berada di pakaiannya itu. Ia langsung memeluk Sean dengan penuh kerinduan yang selama ini ia pendam bahkan belum sempat ia curahkan begitu saja.
“Kita harus keluar dari sini, kita harus mengalahi Andrew. Aku selama ini menjadi tawanan Andrew dan pin yang barusan aja aku buang itu adalah alat perekam agar Andrew tahu kelemahan kalian. Kita harus segera mencari cara apa yang harus kita lakukan?” tanya Klara yang benar-benar sudah ketakutan dengan hal tersebut.
Jika mereka tidak berhasil melawan Andrew itu artinya adalah dia yang akan menjadi korban lagi dan kali ini Andrew tidak akan membiarkannya berkeliaran lagi seperti sekarang.
“Aku mohon lepaskan aku dari jeratan Andrew, aku benar-benar sudah lelah meladeni hawa napsunya yang kadang-kadang membuatku ingin sekali lenyap dari muka bumi ini,” ucap Klara yang sebenarnya sangat malu mengungkapkan hal ini terlebih Klara adalah satu-satunya perempuan di situ.
Mendengar hal tersebut tentu saja membuat Sean memanas, ia bahkan benar-benar tidak akan memaafkan Andrew bila suatu saat nanti ia memiliki semua kelemahan pria itu.
“Kau harus menenangkan diri, kau tidak akan membiarkanmu menjadi b***k Andrew lagi karena kamu sudah aman bersama kita,” ucap Sean yang langsung memeluk Klara dengan penuh kasih sayang.