Lily tertegun. Tangannya nampak gemetar. Sementara Rainer sendiri, tengah menatap Lily sambil menggigit bibir bawahnya. Memandanginya dengan tatapan menginginkan. Benar-benar sasaran empuk pikirnya. Apalagi, saat masih berada di Rusia kemarin, Griselda tidak jadi melayaninya. Bukankah, gadis di depannya ini harus mengganti rugi, karena dengan menyebutkan namanya saja, harus berakhir dengan Rainer yang tidak mendapatkan apa-apa. "Bagaimana? Bolehkan?" ucap Rainer lagi. Lily menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Lalu berkata, "Kamu udah janji untuk nggak buat itu lagi kan!!?" seru Lily dengan bibir bergetar. Rainer menyunggingkan senyumnya. Sekilas tadi, sepertinya ia memang lupa. Tapi, bukan berarti tidak boleh kan? Mereka adalah sepasang suami dan istri. Melakukan apapun itu, seharusn