Rainer berusaha untuk melangkah masuk. Dan Lily dengan cepat mendorong pintu, agar orang yang kini berada diambang pintu, tidak berhasil meloloskan diri dan bergabung bersamanya di dalam.
"Ih sana keluar!!" pekik Lily disertai dorongan kuat pada pintu.
"Kenapa memangnya? Ayolah, kita bisa saling membantu menggosok punggung bukan?" seloroh Rainer dengan senyum yang mengembang. Entah kenapa, seru sekali melihat ekspresi wajah Lily yang panik ini bagi Rainer. Seperti tengah mempermainkan seorang adik perempuan.
"Kamu jangan gila! Mandi sendiri aja sana! Aku nggak mauuuu!!" Lily memekik kencang. Ia masih berusaha mendorong. Bahkan sambil menarik-narik tangan Rainer. agar tak mengganjal dan menghalangi Lily untuk menutup pintu kamar mandi dengan rapat.
Namun, Rainer bersikukuh. Ia tak mau m
