Bagian 19

1313 Kata

“Kamu benar tidak ikut?” “Ran besok harus kerja pagi-pagi, Ma, dan pastinya akan telat kalau berangkat dari villa Oma.” “Ta—” “Ayo kita berangkat sebelum macet, Ma.” Ran menatap sang ayah penuh rasa terima kasih saat pria ini merangkul bahu istrinya. Pria paruh baya ini mengusap sayang kepala sang anak, karena tahu sang anak selalu tak nyaman jika berada di dekat ibu pria ini, dan Rion tidak ingin anaknya tertekan. Adila menatap tak rela ke arah anak tirinya ini, tapi akhirnya menghela napas berat, lalu mengecup sayang pipi sang anak. “Mama sebenarnya tidak akan tenang kalau meninggalkan kamu sendiri. Tapi karena kamu bersikeras tidak ingin ikut, mama bisa apa.” Ran terkekeh geli, lalu memeluk sayang sang mama. Wanita ini menyandarkan kepalanya manja di bahu sang mama. “Ran sudah bes

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN