8. Bingung sama Azka

1188 Kata
Aku langsung mengetik di komputerku. Saat aku sedang fokus dengan pekerjaan ku , tiba-tiba ada gelas minuman ditaruh di mejaku. Aku mendongak dan kulihat si bos berdiri didepan mejaku. Aku lihat minuman yang dia bawa , itu jus strawberry. Aku tersenyum tanpa sadar. Tapi saat mata ku menatap bos lagi , senyumku ku hilang. Gengsi dong. "Makasih bos" ucapku sambil mengetik kembali "Nah , gitu dong. Panggil saya seperti biasa." "Tolong buatkan saya es teh manis ya Ka." Lanjutnya "Iya nanti saya buatkan sekalian antar surat penawaran ini." Jawabku "Jangan terlalu manis...percuma kalo nyakitin." Lanjutnya Aku menoleh kearahnya. What?! "Apaan si? Ngegombal enggak jelas" ledek ku Dia tertawa dan kembali ke ruangannya. Aku memperhatikannya sampai ia benar-benar menutup pintu ruangannya. Aku geleng-geleng kepala. Bingung sama kelakuan si bos , kenapa tiba-tiba jadi alay gitu. Aku meminum jus strawberry yang bos bawa tadi. Aku tersenyum. Ingat aku dia. Eh , apaan si? Enggak boleh terbuai. Dia cuma lagi sok baik. Jaga image. Biar aku percaya kalau dia emang pantas aku terima agar menikah dengannya. Tapi aku masih enggak habis pikir , kenapa dia lebih memilih menikah denganku? Hellow , dia tuh mapan , tampan , pria matang , aura kepemimpinan nya enggak terbantahkan. Dia bisa mendapatkan wanita cantik dan sederajat dengannya. Aku enggak tahu maksud dia apa ingin menikah denganku? Entahlah. Aku selesaikan surat penawaran lalu aku menuju pantry. Aku buatkan es teh manis sesuai keinginan nya. Setelah selesai , aku bawakan teh nya dengan nampan beserta surat penawaran nya. Saat aku masuk ke ruangannya , dia sedang menerima telepon lewat ponselnya. Sepertinya telepon dari temannya. Karena menggunakan bahasa gaul. Bukan bahasa baku. Setelah menaruh teh dan surat penawaran di mejanya , aku keluar. Aku duduk lagi di kursiku. Terdengar suara pintu lift terbuka. "Hai Mikayla cantik. Pak Mario sibuk enggak?" Si playboy kelas teri , Theo datang. "Ada lagi telponan sama sohibnya kayaknya. Bentar ya" aku menekan intercom ke saluran bos. Tak lama , aku menutup kembali intercom tersebut. "Ya udah , masuk yuk" ajak aku "ih kamu kok enggak sabaran si? Minta langsung masuk aja" Theo mulai keluar tanduk buaya nya. "Heh! Jangan piktor Lo Theo. Iya gue enggak sabaran nyuruh Lo masuk....masuk neraka." "Waduh , jangan dong. Serem ih. Kalo ngajak ke surga , hayuk lah. Apalagi surga dunia." "Dasar buaya Lo. Udah deh , masuk" Aku membuka pintu ruangan bos , mempersilakan Theo masuk. Dan aku tutup kembali pintunya , aku kembali ke mejaku. Drrrtt.... Ada notifikasi chat diponselku muncul. Azka : sayang , kamu udah makan? Lagi apa sekarang? Aku : Udah sayang. Maaf ya , hari ini aku enggak sempat pegang hp sama sekali. Banyak berkas dan surat yang harus aku bikin. Azka : Iya enggak apa-apa sayang. Yang penting kamu udah makan. Nanti pulang kamu sama siapa? Apa aku jemput aja? Aku : Enggak usah jemput. Aku pulang sendiri aja. Nanti aku chat lagi ya. Azka : Okey. Kalo emang mau dijemput , chat aku aja ya. Miss you honey. ❤️ Aku : Miss you too ❤️ Aku lanjutkan pekerjaanku. Aku bingung , mau putusin Azka kapan? Apa yang harus aku bilang? Aku menatap cincin di jari manisku. Cincin dari Azka. • • • Mario "Ha..Ha..Ha..Ha..!" Tawa Miko menggelegar diruangan VVIP. Ya saat ini Mario , Miko , Andri dan Nathan sedang berada di Club malam. "Gila , itu bocah nolak Lo nikahin? Ck..ck.. " Miko berkomentar lagi. "Gue enggak tahu , kenapa dia masih kekeuh nolak pernikahan ini. Padahal udah gue ancem dengan bilang dia harus bayar utang Budi ke gue" Mario "Anjirrr , Lo pake alesan Hutang Budi? Jadi , utang Budi Lo minta bayar pake body gitu? Gila parah ide Lo " celetuk Andri "Emang kayak gimana si anaknya? Cantik?" Nathan penasaran. "Lebih cantik si Melda ex nya si Mario. Tapi si Mikayla ini , cantik juga , tapi lebih alami gitu cantiknya. Enggak bosenin. Mata sama alisnya bagus bro." Puji Miko "Kok elo yang lebih lancar muji si Mikayla? Dasar kampret , awas Lo main mata sama Mika." Ancam Mario "Sorry Men, selama janur kuning belum melengkung , Mika masih milik semua orang" Miko bangsatt! Dia bukan milik semua orang!" Mario terpancing emosinya , dia berdiri berniat ingin memberi Bogeman ke Miko. "Udah woy , sialan Lo semua. Kita disini mau happy. Bukannya adu jotos!" Interupsi Andri Mario duduk kembali sambil meminum vodkanya dengan kasar. Miko hanya tersenyum miring. "Jadi , Mikayla belum bilang setuju sama permintaan Lo?" Tanya Andri akhirnya "Dia enggak bakal nolak gue , bahkan enggak gue biarin dia nolak gue." Mario "Parah Lo Mar , anak orang Lo paksa-paksa." Nathan dan Andri "Tadi pagi aja dia sempet-sempetnya ngasih surat perjanjian pernikahan. Dia pikir gue kawinin dia buat kawin kontrak?" Mario "Wew , nekat si Mika ,Man." Miko "Lo tahu isi perjanjiannya? No s*x , tidur pisah kamar , dia minta jangan ganggu kehidupan pribadi masing-masing. Sialan! Dia pikir gue main-main sama dia?" Mario terlihat kesal "Terus? Elo setujui?" Miko , Andri dan Nathan penasaran "Ya enggak lah.! Gila aja. Gue nikah sah nanti sama dia. Seandainya Dia minta seluruh aset gue juga , bakal gue turutin. Ini malah bikin perjanjian sinting kayak gitu!" Mario meneguk Vodka nya kembali. "Hmm , boljug tuh si Mika." Andri manggut-manggut. "Hah?! Apaan tuh ... Boljug?" Mario "Boleh juga , dasar bego Lo . Bahasa gaul tuh sekarang." Miko , Andri dan Nathan terbahak-bahak melihat reaksi Mario. "Malah dia juga bilang , dia udah enggak perawan" Mario "Hah?? Beneran? Yaaahh , sayang banget. " Miko dengan raut kekecewaan. setann , kenapa elo yang kecewa?" Mario masih tidak terima jika Miko memiliki ketertarikan pada Mikayla. "Ha.. Ha... Ha... Selow Man. Gue sekedar mengagumi Mika aja kok. Yah , syukur-syukur kalo elo gagal sama Mika , kan bisa gue tikung." Miko tertawa "Enggak ada kesempatan buat Lo dapetin Mika. Don Juan kampret. Lo cuma mainin cewek-cewek doang kerjaannya." Mario sarkas Miko , Andri dan Nathan hanya tertawa menanggapi ocehan Mario. "Gue enggak percaya Mika enggak virgin." Nathan menanggapi. "Kok Lo berpikiran kayak gitu?" Andri "Yaah , elo coba pikir. Saat si Mario ngutarain Mika harus nikah sama Mario , dari awal dia udah nolak. Lalu tiba-tiba bilang dia udah enggak virgin dengan kondisi biasa aja. Cewek tuh paling sensitif persoalan itu. Dia bilang enggak virgin sama elo , biar elo ilfiil. Akhirnya elo batal nikahin dia" Nathan menjelaskan bagai seorang detektif , dengan memecah clue-clue yang ia tangkap. "Gue juga berpikir kayak gitu." Mario "Gue pancing dia pake omonganmesumm aja , yang ada dia jijik dengernya. Lucu ngeliat ekspresi jijiknya." Lanjut Mario sambil tersenyum mengingat wajah Mika saat itu. "Ha..Ha..Ha... Cewek kali ini kayaknya lebih smart dari pada si Melda." Andri "Dan lebih baik." Puji Mario sambil matanya menerawang membayangkan wajah Mika. "Yang lagi jatuh cinta , biasa aja nyet muka nya" Miko melempar bungkus rokok ke wajah Mario. "Kampret Lo !" Mario "Gue balik duluan lah , besok gue msih harus kerja." Mario "Baru juga jam 02.00 , Man. Bentaran lah" Andri "Sorry , besok gue banyak kerjaan. Salah satunya bikin Mika jatuh cinta sama gue." Mario "Anjirrr , kayak remaja lagi puber aja Lo " Nathan
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN