9. Deg...

1104 Kata
Drrrtt... Notifikasi chat diponsel Ku berbunyi. Masih dengan mata sepet , antara ngantuk dan penasaran mau lihat isi chat. Apa ada pesan penting sehingga jam 02.14 am dini hari ada pesan masuk. Lalu ku buka aplikasi chat. Bos : "Mika , kamu sudah tidur?" Hah?! Tumben chat aku pagi buta. Bos : "Loh , belum tidur ya? Saya video call ya?" Aku belum membalas chat yang tadi , sudah datang chat yang baru. Tanpa menunggu jawabanku , video call darinya masuk. Langsung aku angkat. "Kenapa?" Tanyaku cuek , masih dengan wajah baru bangun tidur "Kamu bangun tidur? Saya ganggu ya?" "Pake nanya lagi. Ya ganggu lah. Kirain ada hal urgent." Protesku tanpa peduli lagi dia itu adalah bos ku. "Ha...Ha... Bangun tidur aja cantik. Sexy banget wajah kamu" "Apaan si? Ada apa telepon gini hari?" Aku enggak peduli ucapannya "Enggak ada hal penting. Kangen aja saya sama kamu" "Kenapa jadi lebay gini si ? Nanti dikantor juga ketemu" "Ehem , bos belum balik ke rumah? Masih pake kemeja yang tadi pagi." Lanjut ku "Iya , habis dari Club ketemu teman-teman saya." "Ketemu teman apa ngebooking cewek?" Tanyaku selidik "Ha..Ha... Enggak lah. Untuk hal itu saya bisa sabar nunggu kamu 3 bulan kedepan. Saya maunya kamu aja yang ada dibawah saya " bos tersenyum mesum "Heh, pagi-pagi m***m!" "Kenapa? Kamu cemburu kalo saya booking cewek di Club?" "Ngapain cemburu! Ya sana aja kalo mau main cewek" "Beneran nih? Yakin kamu?" "Saya enggak peduli!" "Ya udah kalo gitu , saya mau booking , toh kamu ngijinin." "Apaan si , enggak bermoral. Bos m***m. Ngapain telepon saya kalo cuma mau bilang , ngebooking cewek malam." Aku langsung menutup teleponnya. Kesel. Ngapain juga si laporan hal begitu.? Argghhhh! Beneran apa dia booking cewek malam? Kenapa jadi kepikiran si? Jadi kesel kan! Sedangkan si bos lagi senyum-senyum sendiri didalam mobilnya , menatap kearah rumah Mikayla. Tak lama , ia melajukan mobilnya , pergi dari situ. * * * Tepat pukul 07.36 am , aku sudah duduk manis di kursi kerjaku. Langsung ke pantry , ku bikin kopi krim. Semalaman , kurang tidur gara-gara telepon enggak penting dari si bos m***m. Aku menyesap kopiku. Hmm , nikmatnya. Kulirik jam tanganku , sudah pukul 08.01 am. Si bos belum datang. Tumben.? Apa dia masih tidur karena habis ena-ena sama cewek malam? Huh , dasar laki-laki! Enggak tahan godaan. Semua sama aja. Doyan 'jajan'. Aku putuskan masuk keruangan si bos , membawa berkas untuk ia tanda tangani nanti. Saat kubuka pintu ruangannya , aku kaget , si bos tidur di sofa panjang. Masih dengan pakaian yang kemarin. Jadi dia enggak pulang semalam? Aku taruh berkas ke mejanya yang tadi kubawa. Aku menghampiri si bos yang terlihat pulas sekali di sofa itu. Ku teliti wajahnya dari dekat. Napasnya terasa teratur , hangat. Baru kulihat wajahnya sedekat ini , tampan. Polos seperti bayi tak berdosa. Tapi kalo udah bangun , sangat menyebalkan. "Bos.. Bos ... Bangun , udah siang ini" Aku menggoyangkan bahunya. Tak ada respon. Aku berdiri dan keluar dari ruangannya. Aku menuju pantry , membuatkan air jahe ditambah madu. Karena tidak ada lemon , akhirnya aku hanya membuat air jahe dengan madu saja. Lalu aku masuk kembali ke ruangannya. Dia masih terlelap. Tidak ada pergerakan sama sekali. Posisinya masih sama seperti tadi saat aku tinggalkan. Setelah aku meletakkan air jahe madu di atas meja kaca tepat didepan sofa panjang ini , aku membangunkan bos kembali. "Bos...Bos... Ayo bangun. Udah siang ini." Aku menggoyangkan bahunya lagi. Dia hanya menggeliat dan melenguh tidur. Aku menoel-noel pipinya dengan telunjukku. Dia mengerjap dan membuka matanya. Dia tersenyum melihatku. Lalu bangun dan memposisikan dirinya duduk di sofa. Dia memijat pelipisnya , seperti pusing. "Ini minum dulu air jahenya." Aku Dia meminumnya. "Kenapa enggak tidur dirumah?" Tanyaku "Kalau saya tidur dirumah , sudah pasti saya enggak bakal bangun." Jelasnya. "Iyalah , enggak bakal bangun , semalaman di kelonin cewek." "Apa?" Si bos sepertinya bingung Aku diam saja dan entah kenapa aku melipat kedua tanganku didepan dadaku. "Oooh. Ha..Ha... Kenapa? Cemburu ya?" Godanya "Bodo amat!" "Duh , masih pagi ini. Jangan ngambek ya" Dia mencubit pipiku pelan. "Apaan si? Jangan pegang-pegang!." Aku masih ketus "Udah jangan mikir aneh-aneh. Saya enggak 'main' sama wanita malam kok semalam." Dia mendekatkan tubuhnya ke sofa yang kududuki. "Tau ah! Udah sana mandi dulu , bau alkohol" putusku sambil membuang muka kearah lain Dia berdiri dan berjalan menuju private room nya. Sebuah kamar di balik lemari bukunya diruangan ini. Dibuat untuk si bos menginap dikantor , yang kemungkinan dia sedang lembur. Didalam kamar itu , tersedia ranjang Queen Size , lampu tidur diatas nakas disamping ranjang , lemari pendingin kecil , AC , lemari pakaian dan kamar mandi. Saat ia berada didepan pintu kamar pribadinya , dia menoleh kearahku. "Mika , tolong siapkan pakaian saya ya." Aku menghampirinya yang sudah masuk kamar pribadinya. Aku menuju lemari dan mengambil pakaian kerjanya dan kaos kaki. Aku gantung di tempat gantungan khusus disamping kamar mandinya. Ia masih melepaskan sepatunya. "Ini sudah ya. Kenapa enggak siapin sendiri aja si? Saya mau keluar" Aku "Ya hitung-hitung , kamu belajar melayani suamimu nanti." Dia tersenyum menggoda Aku hanya mendengus kesal. "Terima kasih ya sudah cemburu sama saya" lanjutnya "Saya enggak cemburu! Jangan kepedean deh bos" "Semakin kamu mengelak , semakin terlihat kamu mulai ada rasa buat saya. Terima kasih ya , belajarlah terus mencintai saya" Aku diam. Mukaku berasa panas. Dia mengelus pipiku. Aku langsung pergi gelagapan. Aku tutup pintu kamar pribadinya. Dan berjalan keluar ruangannya. Aku duduk di kursi kerjaku. Deg... Deg... Entahlah , dadaku bergemuruh. Jantungku semakin cepat berdetak. Sepertinya aku harus mengurangi minum kopi. Aku lihat kopi ku yang tadi aku buat.Akhirnya aku mengambil air mineral dibotol minumku yang kubawa dari rumah. * * * Sekitar pukul 17.18 pm aku keluar dari kantor. Di tempat parkir sudah ada Azka datang menjemputmu. Dia tadi siang chat dan memberitahuku akan menjemput hari ini. Ia ingin pergi ke bioskop. Saat dipintu depan , tiba-tiba lenganku ditarik oleh seseorang. Aku lihat , ternyata si bos. "Apaan si bos?" Tanyaku melirik ke sekitar. Takut-takut karyawan lain melihat kami dan berasumsi yang tidak-tidak. Sekarang ia membawaku ke koridor yang sepi dekat jendela kaca besar. "Kamu dijemput?" Tanyanya kemudian "Iya." "Kamu mau pergi kemana sama dia?" "Ya terserah saya." "Mika! Jawab yang benar!" Dia meninggikan suaranya walau tertahan. Aku ngeri mendengarnya. "Eh , saya mau nonton" "Enggak bisa ditolak aja ? Kamu kan bisa nonton sama saya" Deg... Hatiku mencelos mendengar kalimat itu. Kenapa ada sebuah permohonan di kalimat itu.? "Enggak bisa , saya sudah janji." Aku menunduk "Tolong ini terakhir kamu jalan sama dia. Putuskan segera hubungan kamu dengannya." "Itu... Saya....usahakan"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN