Bagian 12

1003 Kata
Seisi perutnya terasa seperti baru saja dikocok. Rita melupakan anggurnya, percakapannya dengan Julie di telepon dan rencana untuk bersenang-senang. Satu hal dalam dirinya berharap ia memiliki cukup tekad untuk mengangkat kaki, mengakhiri semuanya sebelum terlambat, dan pergi meninggalkan laki-laki itu. Namun, cahaya lembut matahari hanya mampu mengintip melalui jendela, pemandangannya mengundang Rita untuk bergegas pergi. Namun, kehangatan yang ditawarkan di dalam kamar itu telah menahannya. Rita telah memutuskan untuk berpihak pada keinginannya untuk dapat bebas dari Jim. Ia ingin merasa hidup kembali untuk beberapa saat, mungkin dengan begitu Rita benar-benar dapat berpikir jernih sebelum memutuskan yang terba Biarkan dirinya mencoba, biarkan dirinya mencoba. Jika dirasa hal itu tidak mendatangkan sesuatu yang berarti baik untuknya, maka ia hanya perlu meninggalkannya. Rita hanya perlu mencoba, dan mungkin seiring berjalannya waktu, ia akan menemukan cara untuk menanggung konsekuensinya. “Aku tidak akan mengatakan apapun padanya,” putus Rita. “Tapi tolong, izinkan aku tetap tinggal.” “Kau yakin?” Rita mengangguk. David telah berdiri untuk menyambutnya, dan yang ia tahu mereka bersama-sama menanggalkan pakaian dan mengakhiri pertemuan itu di atas ranjang. Tubuhnya mendambakan David dengan cara yang aneh. Rita merasa jengah karena hal itu hanya pernah terjadi sekali di tahun-tahun awal pernikahannya dengan Jim. Sudah lama Rita tidak begitu menginginkan sesuatu hingga tubuhnya terasa sakit. Tapi David menyambutnya dengan cara yang paling ia harapkan. Laki-laki itu mampu mengejutkan Rita disetiap kesempatan. Mereka bukannya pasangan yang baru saja mengenal satu sama lain, mereka telah mengenal bertahun-tahun lamanya. Sebelum itu, perasaannya terhadap David begitu netral. Rita tidak merasakan getaran yang begitu kuat saat berada di dekatnya. Tapi setelah hampir tiga tahun, David datang dalam hidupnya dan perasaan yang dimiliki Rita terhadap laki-laki itu sepenuhnya berubah. Rita tidak tahu mana yang lebih mendominasi: keinginan untuk terbebas dari Jim, atau keinginan untuk membentuk ikatan bersama David. Rita terus memikirkan itu hingga pulang. Sekujur tubuh Rita bergetar ketika ia keluar dari apartemen David. Satu tangannya merogoh ke dalam tas untuk menemukan kunci mobil. Ponselnya bergetar beberapa kali dan ia mendapatkan sejumlah panggilan masuk dari Jim yang tidak terjawab. Rita memutuskan untuk meninggalkan pesan. Ia berkendara dengan cepat ketika hujan deras turun di tengah perjalanan. Rita hanya berhenti di pombensin selama beberapa menit, memutuskan bahwa mulutnya tiba-tiba terasa kering dan ia membutuhkan kopi panas. Setelah berteduh beberapa menit, Rita kembali ke mobilnya. Jalanan-jalanan besar ditutup karena badai, sementara itu suara yang keluar dari radio di dalam mobil memberitahunya bahwa terdapat sejumlah pohon yang tumbang akibat badai besar di beberapa tempat, akibatnya Rita harus memutar jalur dan melewati jalanan sempit. Jarak tempuhnya lebih jauh, langit sudah gelap ketika Rita sampai di kawasan perumahannya dan hujan mulai mereda. Saat itu pukul lima, Rita bergegas cepat ketika memarkirkan mobilnya di garasi kemudian pergi dalam keadaan basah kuyup dan masuk untuk menjawab panggilan Jim. Rita beruntung karena Jim baru menghubunginya selang beberapa menit setelah ia tiba. Ia tidak mengambil banyak waktu untuk mandi dan membersihkan dirinya. Sebisa mungkin, Rita berusaha menghapus wangi David yang tertinggal di kulitnya, atau bekas percintaan singkat mereka yang terkesan liar. Ketika Rita memandangi dirinya di depan cermin, sesuatu dalam dirinya merasa geli, terutama karena wajahnya yang memerah setiap kali Rita mengingat David, atau percakapan-percakapan mereka, sentuhan-sentuhan intim David di atas tubuhnya. Sebelumnya Rita tidak memiliki gagasan untuk memulai semua itu. Yang dirasakannya terhadap David adalah sebuah reaksi alami. Tubuhnya bereaksi cepat terhadap sentuhan laki-laki itu dan suatu perasaan asing yang bergolak dalam dirinya menginginkan David lebih jauh. Rasa penasaran itu memakan pikirannya, seolah-olah menjadi kabut tebal di dalam kepalanya yang membuat Rita kesulitan untuk berpikir jernih. Mabuk adalah satu kata yang tepat untuk menggambarkannya. Rita nyaris lepas kendali. Setelah bertahun-tahun pernikahannya dengan Jim berlangsung, gairah itu kian memadam. Rita tidak lagi memandang Jim sebagai laki-laki yang sama. Ia tidak merasakan keberadaan Jim mampu memberinya sensasi yang sama. Mereka telah melalui itu selama bertahun-tahun, rasa hausnya terhadap Jim mungkin semakin surut setiap harinya. Sementara itu, bersama David ia mampu merasakan suatu sensasi yang berbeda, menggiurkan dan memberikannya rasa tentang hal yang benar-benar dirindukannya. Rita rindu merasa diinginkan. Ia rindu untuk merasakan sentuhan-sentuhan asing yang membuat sekujur tubuhnya bergetar. Ia rindu untuk merasa bergetar ketika dihadapi oleh sesuatu yang didambakannya. Bersama Jim semuanya terasa serba salah, namun David telah memberinya suatu kesan yang berbeda, sebuah tantangan terbuka yang terus mencari celah untuk menyusup masuk ke dalam pikiran Rita. Mungkin seks adalah hal benar-benar dibutuhkannya. Namun, Rita tidak menyakini hal itu sepenuhnya. Itu adalah kesimpulan bodoh yang dapat ditarik dengan cepat jika ia hanya mempertimbangkan suatu tindakan. Bercinta tidak selalu berarti menginginkan kepuasan. Ada sesuatu dalam dirinya yang merasa haus, bagian yang nyaris tidak pernah dijamah oleh Jim dan David entah bagaimana telah menyentuh bagian itu. Laki-laki itu membawa Rita pada kesadaran bahwa mungkin saja ia masih memiliki kesempatan untuk kembali pada dirinya. Kehidupan yang dijalaninya sejauh ini adalah ilusi, versi terburuk dari visualisasinya tentang kehidupan mewah yang menyenangkan. Satu hal yang benar-benar pasti dalam situasi ini hanyalah kejelasan tentang apa yang diinginkannya dan apa yang benar-benar dibutuhkannya. Keinginannya adalah berada di dalam rumah itu, bermandikan cahaya keemasan dari sinar matahari yang menyusup masuk melewati jendela-jendela tingginya. Keinginannya adalah sebuah kemewahan, sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan sejak kecil. Rita tidak terlahir dalam keluarga berkecukupan. Hidup mengajarkannya untuk bekerja keras jika ingin mendapatkan sesuatu. Dengan menikahi Jim dan berada di rumah itu, Rita merasa aman. Namun keamanan nyatanya bukan satu-satunya hal yang ia butuhkan. Rita butuh merasa dicintai dan mencintai. Rita butuh untuk memuaskan hasratnya dan menjadi dirinya. Berada di dalam rumah itu mungkin bukan hal terburuk yang harus dihadapi, tapi tetap saja pikirannya merasa tertekan. Lambat laun hal itu juga yang akan memakannya, dan sebelum Rita menyadarinya jiwanya sudah mati. Meskipun begitu, Rita tidak memiliki rencana khusus setelah ini. Ia belum memikirkan segalanya dengan matang. Ia tidak berniat untuk mengambil keputusan dalam waktu dekat dan jauh dari rencananya, Rita benar-benar berpikir bahwa jika ia harus meninggalkan semua ini, ia membutuhkan lebih banyak waktu untuk menikmatinya sekali lagi. Ketika ia hanyut dalam gelombang pikirannya, Rita kemudian mendengar suara pintu digeser terbuka. - PUNISHMENT
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN