Berbeda dengan orang tuanya yang menghabiskan malam yang indah dengan kegiatan memaku di Bali, maka justru Orisha sedang sakit di Jakarta. Gadis itu malah sedang mengalami sesak napas di dalam kamarnya. Ia tak mengabari siapa pun, karena enggan merepotkan. Padahal ia sudah diwanti-wanti oleh Pak Kharrel agar meminta bantuan pelayan jika sedang sakit. Sayangnya, ia lebih memilih bertahan sendiri. Gadis itu berupaya memasang alat bantu pernapasan untuk meredakan rasa sesak yang ia alami. Perlahan-lahan tangannya memutar regulator tabung berisi oksigen itu, lalu ia arahkan bagian prongs selang ke hidungnya. Aliran udara dari tabung berpindah ke selang lalu memasuki rongga hidung gadis itu. Menjadi penyambung nyawa baginya. “Neng, ini Bibi, Bibi masuk yah.” Terdengar suara panggilan dari