Teriakan Rafa cukup menarik perhatian Gusti serta Bik Yuni yang kembali datang menyusuli Nina, karena sejak tadi gadis itu belum juga muncul di ruang dapur kotor untuk sarapan bersama. Dan bisa dipastikan mereka berdua sangat terkejut melihat keadaan Nina dan Rafa, serta kekacauan di lantai. “Astagfirullah!” seru Bik Yuni, dengan langkah kaki yang cepat ia mendekat, tetapi sebelumnya ia menjauhkan alat pel beserta ember, setelahnya barulah membantu Nina untuk bangkit dari atas tubuh majikan mereka, begitu juga dengan Gusti membantu Rafa. Ekspresi wajah Rafa sudah memerah penuh amarah yang ingin meledak-ledak ketika ia bangkit dengan bagian punggung yang basah, sementara Nina terlihat tenang tidak merasa takut. “Kamu itu benar-benar pembantu tidak becus! Kerja saja sampai ceroboh begini!