Juna menggelengkan kepalanya sekali lagi. Ia berusaha menghilangkan bayangan kejadian di dekat toilet perempuan di lantai dua tadi. Juna tak habis pikir, bagaimana mungkin ia bisa mencium Diva, gadis penggemar Arsyi nomor dua, yang pertama adalah Helen. Salah satu cabe-cabean sekolah, tapi bibir Diva manis juga. Senyum miring terbit di wajah tampan Juna. "Juna kenapa sih?" Helen yang duduk di sebelahnya menyenggol lengan pemuda itu. "Dari tadi geleng-geleng kepala mulu. Juna mabuk ya?" tanyanya asal. Yang ditanya memutar bola mata bosan. Helen dan segala kepolosannya yang sangat tidak disukai Juna sekarang berada di sampingnya. Juna mendengus. "Len, gue mau nanya dong," ucap Juna sambil memutar kursi Helen menghadap ke arahnya sehingga Helen tidak perlu memutar tubuh bagian atas untuk