Setelah menyerahkan kantong plastik berisi makan ringan milik Helen ke tangan Arsyi, Juna segera kembali ke dalam sekolah. Setengah berlari pemuda itu memasuki lobi. Sepertinya ada sesuatu yang penting yang sedang menunggunya. "Juna mau ke mana?" tanya Helen lirih. Gadis itu mengekori punggung Juna dengan tatapan bingungnya Indra pendengaran Arsyi termasuk yang tajam, sehingga pemuda itu dapat mendengar pertanyaan lirih Helen. "Nggak tahu." Pemuda itu mengangkat bahu. "Emang Juna nggak bilang dia mau ke mana sama kamu, Hon?" tanya Arsyi. Helen menggeleng. "Nggak," jawabnya. "Tadi di kelas Juna bilang sakit kepala. Aku bantu mijitin." Arsyi mengerutkan alisnya. Helen tidak mungkin berbohong, apalagi dalam mode polos seperti sekarang. Juna sakit kepala dan tidak mengatakan apa-apa pa