Diva diam, ia masih memikirkan jawaban yang tepat untuk kedua pertanyaan Juna. Ia bingung harus menjawab apa, terutama untuk pertanyaan pertama. Otak Diva terus berputar, tetapi tetap ia tidak menemukan apa-apa untuk dijadikan alasan. Karena tadi ia memang hanya bercanda, tidak serius meminta Juna menemuinya. "Be?" Tetap tak ada jawaban. Diva menggigit bibir. Tangan Juna yang berada di punggungnya terasa besar dan hangat. Gadis itu memejamkan mata, menikmati saat-saat yang mungkin tidak akan terulang lagi. "Kok lu diam? Jawab gue dong," pinta Juna memelas. Namun jujur ia tidak mengharapkan gadis itu untuk menjawab, agar ia mempunyai alasan untuk terus memeluknya. Ia tidak tahu apa alasannya, ia hanya suka dengan aroma s**u yang menguar dari tubuh Diva. Diva mencoba mendongak, tetapi s