Suara alarm dari jam beker memenuhi kamar bernuansa merah muda itu. Sesosok tubuh mungil masih bergelung di balik selimut tebal berwarna senada dengan kamarnya. Helen yang terbiasa dibangunkan oleh suara teriakan Bunda tak terusik dengan dering dari jam beker. Gadis itu malah makin menyamankan posisi di dalam selimutnya. Sepuluh menit kemudian, jam beker berbentuk kepala kucing itu kembali berdering. Helen menutup telinganya menggunakan guling. Melempar guling ke arah nakas di mana jam bekernya berada agar beker itu tak lagi berbunyi, tanpa sadar kalau ia juga akan menghancurkan barang-barang lain yang juga berada di atas nakas termasuk ponsel. Helen membuka mata cepat begitu bunyi benda jatuh tertangkap oleh indra pendengarannya. Gadis itu segera duduk dan menoleh ke arah nakas yang ber